-->

Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi

Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka BumiAir merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya. Berikut akan di bahas tentang air yang ada di bumi baik yang di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Apa saja manfaatnya dan apa pula kerugian-kerugian yang dapat di sebabkan oleh air?
Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi
Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi

Oleh karena itu, admin akan bagikan artikel yang ada hubungannya dengan Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi. Untuk lebih jeasnya, langsung saja anda menyimak penjelasan berikut ini.

A. Pengertian Hidrosfer

Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. Hidrosfer meliputi samudra, laut, sungai, danau, air tanah, mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, di mana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer.

Air di alam terbagi menjadi tiga, sebagai berikut.
  1. Air di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, rawa, salju, es, dan gletser.
  2. Air di udara, meliputi uap air, kabut, dan berbagai macam awan.
  3. Air di dalam tanah, meliputi air tanah, air kapiler, geiser, dan artois. Secara keseluruhan jumlah air tersebut diperkirakan seperti pada tabel 5.1.

Ada beberapa cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari tentang air yaitu:
  1. Oceanografi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air laut atau laut secara umum.
  2. Glasiologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang es, gletser dan hal-hal lain yang berkaitan dengan es.
  3. Hidrologi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air di permukaan bumi maupun di bawah tanah.
  4. Limnologi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang danau.
  5. Potamologi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang mengalir di permukaan, baik yang melalui saluran ataupun tidak.
  6. Geohidrologi, adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keberadaan, persebaran, dan gerakan air di bawah tanah.
  7. Hidrometeorologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan unsur-unsur meteorologi dan siklus hidrologi.
Jumlah air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan tempatnya sering mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat, cair, dan gas) membentuk suatu siklus atau daur yang disebut siklus/daur hidrologi. Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya.

Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk. Berbagai perubahan bentuk air dalam siklus hidrologi diuraikan sebagai berikut.
  1. Proses penguapan air permukaan, seperti air laut, sungai, danau, sawah, dan air yang terkandung dalam tumbuhan menguap karena terkena sinar mataha-ri. Proses penguapan tersebut disebut dengan evaporasi, di mana dalam pro-ses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi uap air atau awan.
  2. Uap air dari hasil penguapan pada ketinggian tertentu berubah menjadi awan dan ada yang terbawa angin naik ke pegunungan, karena pengaruh udara dingin air berubah menjadi awan. Dalam proses ini terjadi perubahan bentuk air dari cair menjadi gas (uap) dan berubah lagi menjadi embun bahkan menjadi kristal-kristal es (benda padat).
  3. Awan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. Dalam proses ini air yang berbentuk padat (kristal es) jatuh ke permukaan bumi menjadi air. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi ada yang mengalir di permukaan tanah (mengalir ke sungai, danau, dan laut) dan ada pula yang meresap ke dalam tanah. Air yang berada di permukaan tanah akan menguap lagi menjadi uap air dan awan, kemudian turun menjadi hujan, begitu seterusnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar siklus hidrologi berikut ini.

B. Bentuk-Bentuk Air Permukaan dan Air Tanah

Perairan darat dibedakan menjadi dua, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan yaitu wilayah perairan yang terdapat dipermukaan bumi, sedangkan air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Berikut akan dibahas bentuk-bentuk air permukaan dan air tanah.

1. Air Permukaan

a. Sungai

Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai.

1) Proses Terjadinya Sungai

Air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara proses alamiah aliran ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terbentuklah sungai.

2) Proses Perkembangan Sungai

Perkembangan suatu lembah sungai menunjukkan umur dari sungai tersebut. Umur di sini merupakan umur relatif berdasarkan ketampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium).

Pada stadium muda pembentukan lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut.
  1. Penampang melintang dari lembah berbentuk V, hal ini disebabkan karena daya kikis vertikal yang kuat karena gradien masih besar.
  2. Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara.
  3. Memiliki daya angkut aliran air yang terbesar.
  4. Lebar bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai.
  5. Dasar lembah masih belum merata.
Pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut.
  1. Gradien sungai menjadi lebih kecil.
  2. Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi.
  3. Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar sungai.
  4. Lembah sungai berbentuk U melebar, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya sungai.
  5. Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan terdapat kelokan-kelokan sungai (meander).
  6. Sudah tidak terdapat erosi dasar sungai, karena dasar lembah sungai sudah merata.
Pada stadium tua sungai memilik ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Gradien sungai sudah menjadi kecil.
  2. Erosi yang berperan adalah erosi lateral dan lembah sungai berbentuk U melebar.
  3. Terbentuk dataran banjir.

3) Macam-Macam Sungai

Sungai dibedakan menjadi beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu sebagai berikut.

Berdasarkan Asal atau sumber Airnya

Sungai yang Bersumber dari Mata Air

Sungai semacam ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan alirannya tertutup vegetasi.

Sungai yang Bersumber dari Air Hujan

Sungai hujan yaitu sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia pada umumnya termasuk sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan banyak turun hujan.

Sungai Gletser

Sungai gletser yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini biasanya hanya terdapat di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dari permukaan laut.

Sungai Campuran

Sungai campuran yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan es. Contoh sungai campuran di Indonesia adala Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

b) Berdasarkan Letak Aliran Sungai

Berdasarkan letak alirannya, sungai dibedakan menjadi tiga macam, sebagai berikut.

Sungai yang seluruhnya mengalir di permukaan.

Sungai yang seluruhnya mengalir di bawah permukaan tanah, dinamakan sungai di bawah tanah, seperti yang terdapat di daerah kapur (karst).

Sungai yang sebagian alirannya di permukaan dan sebagian lagi di bawah permukaan tanah.

Berdasarkan Arah Aliran Airnya

Berdasarkan arah aliran airnya terkait dengan posisi kemiringan perlapisannya dan tektonik adalah sebagai berikut.
  1. Sungai konsekuen adalah sungai yang arah aliran airnya searah dengan kemiringan lerengnya.
  2. Sungai subsekuen adalah sungai yang arah aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
  3. Sungai resekuen adalah sungai yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekuen.
  4. Sungai obsekuen adalah sungai arah aliran airnya berlawanan dengan sungai konsekuen.
  5. Sungai anteseden adalah sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan daerah yang dilaluinya.
  6. Sungai reverse adalah sungai yang kekuatan erosi ke dalammya tidak mampu mengimbangi pengangkatan daerah yang dilaluinya. Oleh karena itu arah aliran sungai ini berbelok menuju ke tempat lain yang lebih rendah.
  7.  Sungai insekuen ialah sungai yang arah aliran airnya tidak mengikuti perlapisan batuan sehingga arahnya tidak menentu.

Pola aliran sungai dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.

Jenis batuan

Jenis batuan ada yang mudah tererosi dan ada yang tidak mudah tererosi. Misalnya batuan sedimen yang mudah tererosi dapat mempengaruhi pola aliran.

Proses geologi

Proses-proses geologi dapat merubah pola aliran seperti pengangkatan dan subsidence process.

Struktur batuan

Struktur batuan yang dapat mempengaruhi pola aliran adalan patahan dan lipatan.

Curah hujan

Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan proses pelapukan dan hal ini dapat mempengaruhi pola aliran sungai.
Ada beberapa pola aliran sungai, antara lain sebagai berikut.
  1. Pola dendritik ialah pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.
  2. Pola trellis ialah suatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90° dengan sungai induknya.
  3. Pola rectangular ialah suatu pola aliran sungai yang terdapat di daerah yang berstruktur patahan. Pola aliran air membentuk sudut siku-siku.
  4. Pola radial sentrifugal ialah suatu pola aliran sungai yang arahnya menye-bar. Pola aliran ini terdapat di kerucut gunung berapi atau dome yang berstadium muda, pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan.
  5. Pola radial sentripetal ialah pola aliran sungai yang arah alirannya menuju ke pusat. Pola aliran ini terdapat di daerah-daerah cekungan.
  6. Pola paralel ialah pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar antara sungai yang satu dengan sungai yang lain. Pola aliran ini terdapat di daerah perbukitan dengan lereng yang terjal.

Meander

Meander adalah aliran sungai yang berbelok-belok secara teratur dengan arah pembelokan kurang lebih 180°. Erosi ke samping (lateral) menyebabkan lembah bertambah lebar dan membentuk kelokan-kelokan. Meander terdapat di bagian tengah dan hilir aliran sungai. Pernahkah Anda melihat ketampakan alam dari meander sungai?

Proses pengendapan menghasilkan berbagai bentukan yang terletak di tengah lembah, di bagian dalam meander dan muara sungai. Pengendapan di muara sungai akan membentuk delta pada laut dangkal dengan arus yang tidak terlalu kuat. Bagian sungai yang terpotong merupakan sungai mati atau danau yang melengkung (oxbow lake). Daerah yang sering tergenang air pada waktu banjir dan berupa daratan ketika air surut disebut dataran banjir atau flood plain.

6) Delta

Delta terbentuk akibat pengaruh ero-si sungai yang membawa material-ma-terial tanah, kemudian mengendapkan-nya di daerah muara sebagai sedimen. Secara bertahap sedimen itu memben-tuk pulau di muara sungai. Lama kela-maan daerah endapan tersebut menjadi sangat luas berupa dataran rendah yang disebut dataran alluvial. Coba Anda re-nungkan mengapa tidak setiap muara su-ngai dapat terbentuk delta?

Material batuan yang diangkut oleh ketinggian endapan itu telah melampaui ketinggian permukaan air laut atau danau, terbentuklah daratan yang disebut delta. Syarat-syarat terbentuknya suatu delta antara lain:
  1. ada sungai yang menuju laut atau danau,
  2. tidak ada gerakan tektonik yang menyebabkan penurunan dasar laut atau danau di muara sungai,
  3. laut sebagai muara dari sungai relatif dangkal,
  4. lemahnya arus pasang surut,
  5. gelombang atau arus laut yang ada sangat kecil, serta
  6. material batuan yang diendapkan di muara laut atau danau cukup besar.

7) Daerah Aliran Sungai (DAS)

DAS atau daerah aliran sungai adalah sebuah sungai beserta anak-anak sungainya yang ada pada suatu daerah, atau wilayah tampungan air yang masuk ke wilayah air sungai yang lebih besar dan berakhir pada suatu muara. Contoh DAS antara lain DAS Kapuas, DAS Serayu, dan DAS Cimanuk. Suatu daerah aliran sungai bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu daerah aliran hulu, daerah alur tengah, dan daerah aliran hilir.

Faktor-faktor yang memengaruhi DAS adalah iklim, jenis batuan yang dilalui, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Cepat atau lambatnya air hujan yang terkumpul di alur sangat tergantung pada bentuk lereng DAS. Di dalam wilayah daerah aliran sungai terdapat bentukan alam seperti meander, dataran banjir, dan delta.

8) Keuntungan dan Kerugian Keberadaan Sungai

Keuntungan Keberadaan Sungai

Keuntungan dari keberadaan sungai antara lain sebagai berikut.
  1. Sumber air bagi pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat.
  2. Tempat pengembangbiakan dan penangkapan ikan guna memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani.
  3. Sumber tenaga untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
  4. Tempat rekreasi, misalnya melihat keindahan air terjun dan bendungan.
  5. Untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai. seperti mencuci, mandi, dan membersihkan perabot rumah tangga.
  6. Tempat berolahraga seperti arung jeram dan dayung.

Kerugian Keberadaan Sungai

Selain beberapa manfaat di atas, sungai dapat mendatangkan kerugian bagi kehidupan manusia terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai. Kerugian-kerugian itu adalah sebagai berikut.
  1. Sebagai media penyebaran bibit penyakit, seperti kolera, disentri, dan lain-lain. Bibit penyakit disebarkan melalui air apabila air sungai digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari.
  2. Dapat menyebabkan polusi air, terutama sungai-sungai yang penuh dengan sampah.
  3. Dapat menimbulkan banjir dan mendatangkan kerugian yang cukup besar bagi manusia.
Berbagai dampak negatif yang telah dikemukakan tadi, sebagian besar disebabkan oleh tindakan manusia sendiri, di samping adanya perubahan kondisi fisik, seperti perubahan curah hujan. Oleh karena itu, pencegahannya harus dilakukan terhadap faktor-faktor fisik dan manusia secara terpadu.

9) Penanggulangan Banjir

Upaya mencegah banjir harus dilakukan secara terpadu di seluruh daerah aliran sungai. Upaya tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Upaya penghijauan dan penghutanan kembali wilayah-wilayah yang telah gundul. Upaya ini dilakukan untuk mempertinggi kapasitas peresapan air dan memperkecil kapasitas pengaliran air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
  2. Pembuatan teras-teras dan petakan pada lahan miring untuk mencegah terjadinya erosi. Erosi di daerah aliran sungai akan menyebabkan proses sedimentasi di lembah-lembah sungai dan dapat memperdangkal lembah tersebut. Akibatnya air sungai mudah meluap pada musim hujan dan banjir pun terjadi.
  3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai untuk menahan luapan air sungai pada musim hujan.
  4.  Pembuatan bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun. Air yang disalurkan melalui irigasi akan mengurangi kapasitas air yang mengalir di sungai.
  5. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal, nonformal, maupun melalui media massa.

b. Danau

Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di daratan. Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air, air hujan, sungai, dan gletser.

1) Proses Terjadinya Danau

Berdasarkan terbentuknya danau dapat dibedakan menjadi dua yaitu danau alami dan danau buatan. Klasifikasi danau berdasarkan proses terbentuknya dapat dibedakan menjadi danau alami dan danau buatan.
  1. Danau Alami
  2. Danau Tektonik
Danau tektonik adalah danau yang terjadi karena adanya tenaga tektonik yang menyebabkan bentuk permukaan bumi lebih rendah daripada daerah di sekitarnya. Air yang masuk ke tempat itu tergenang dan terjadilah danau. Contoh danau tektonik antara lain Danau Tempe, Towuti, Poso, Tondano (Pulau Sulawesi), Laut Tawar, Maninjau, dan Singkarak (Pulau Sumatra).

(2) Danau Vulkanik

Danau vulkanik adalah danau yang terjadi karena adanya aktivitas gunung api. Daerah bekas letusan gunung, terbentuk cekungan yang kemudian terisi oleh material vulkanik yang tidak tembus air sehingga air hujan yang jatuh di cekungan itu tertampung dan terbentuklah danau vulkanik. Contoh danau vulkanik antara lain Danau Kalimutu (Flores), Segara Anakan (Rinjani), Sarangan, Kawah Ijen, dan Kerinci. Apabila telah terbentuk danau, kemudian vulkan aktif kembali dan aktivitas vulkan ini bersamaan dengan peristiwa tektonik, danau yang terbentuk disebut danau vulkano tektonik. Contoh danau vulkano tektonik adalah Danau Toba di Sumatra Utara.

(3) Danau Karst

Danau karst adalah danau yang terjadi di daerah karst. Da-nau ini terjadi karena adanya lapisan yang tidak tembus air menutup dasar dan pipa karst, sehingga air hujan yang jatuh di tempat itu tidak dapat meresap dan terbentuklah danau. Biasa-nya danau ini kecil dan bersifat temporer. Contohnya danau karst di Pegunungan Sewu, Yogyakarta.

(4) Danau Gletser

Danau gletser adalah danau yang terjadi karena adanya pencairan es. Danau gletser biasanya terdapat di kaki gunung atau pegunungan bersalju, misalnya di pegunungan Jawa Wijaya (Papua) dan Pegunungan Alpen (Swiss).

(5) Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)

Danau tapal kuda adalah danau yang terbentuk karena meander yang terputus. Danau ini bentuknya seperti tapal kuda atau melengkung.

b) Danau Buatan

Danau buatan juga disebut dengan waduk. Danau bendungan atau waduk adalah adalah danau yang terjadi karena adanya aliran air yang tertimbun baik secara alami maupun buatan manusia. Bendungan yang dibuat oleh manusia sering disebut waduk atau danau buatan. Contoh danau buatan antara lain Jatiluhur, Karangkates, Riamkanan, dan Gajah Mungkur.

2) Manfaat Keberadaan Danau

Danau mempunyai banyak kegunaan antara lain untuk pengairan lahan pertanian (irigasi), pembangkit tenaga listrik, perikanan, rekreasi, olahraga, dan pelayaran. Pemanfaatan seperti tertulis di atas bergantung kepada kondisi yang dimiliki danau atau waduk tersebut. Waduk juga memiliki fungsi menampung kelebihan air, agar tidak menimbulkan banjir di daerah aliran sungai bagian hilir.

3) Upaya Pelestarian Danau

Pelestarian suatu danau dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut.
  1. Menjaga kelestarian hutan dan penghijauan daerah di sekitar sungai yang menuju ke danau, sehingga material yang dibawa sungai tersebut sangat sedikit.
  2. Mencegah masuknya polutan (polutan yang berasal dari pabrik) ke aliran sungai yang menuju danau, sehingga tidak terjadi pencemaran danau.
  3. Membina masyarakat agar tidak menggunakan bahan peledak dan racun untuk menangkap ikan di danau.
  4. Membina masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai yang mengalir ke danau.
  5. Membina masyarakat di sekitar danau agar menjaga kelestarian lingkungan hidup.

c.  Rawa

Rawa adalah tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya yang relatif rendah. Rawa biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada dua jenis rawa, yaitu rawa di daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Rawa-rawa banyak terdapat di Pantai Sumatra bagian timur dan Pantai Kalimantan bagian selatan.

Manfaat Rawa

Beberapa manfaat rawa bagi kehidupan antara lain sebagai berikut.
  1. Rawa di tepi sungai dapat ditanami padi.
  2. Rawa dengan hutan mangrove (bakau, api-api dan sebagainya) dapat menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan manusia dan dapat mencegah terjadinya erosi.
  3. Rawa pantai dengan nipah dan rumbia dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan pembuatan atap.
  4. Beberapa jenis rawa dapat menghasilkan ikan.
  5. Daerah rawa dapat juga dijadikan tempat pemukiman dengan rumah-rumah bertiang tinggi, dengan perahu sebagai alat angkutannya.
  6. Setelah dikeringkan rawa dapat dijadikan sebagai lahan pertanian tanah kering.

d. Gletser

1) Terjadinya Gletser

Gletser adalah massa besar es yang terbentuk dari penimbunan sal-ju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil me-nguap ataupun meleleh. Timbunan salju lama kelamaan menjadi sangat tebal, sehingga akan terbentuk lapisan es di atas permukaan bumi. Lapisan es yang tebal menjadi ma-teri yang plastis dan mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar, sehingga es tersebut secara perlahan-lahan bergerak menyebar ke daerah yang lebih luas atau turun melalui lereng pegunungan. Massa es yang bergerak itulah yang disebut gletser.

2) Manfaat Gletser

  1. Adanya gletser menyebabkan terbentuknya danau-danau glasial seperti di lereng pegunungan Alpen dan di Amerika Utara.
  2. Adanya gletser menyebabkan terbentuknya pantai fyord sebagai hasil erosi glasial. Seperti di Norwegia pantai fyord digunakan untuk tempat berlindung perahu dan kapal pada waktu badai dan merupakan tempat penangkapan ikan yang aman.
  3. Sebagai tempat penelitian ahli glasiologi.
  4. Daerah padang salju merupakan tempat berolah raga musim dingin (ski).
  5. Sebagai sumber air bagi sungai di bawahnya.
  6. Daerah yang tertutup es daratan dapat menyebabkan lahirnya kebudayaan yang khas, misalnya budaya Eskimo dengan rumah iglo, dan alat transportasi slide yang ditarik anjing.

2. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat atau tersimpan di dalam tanah. Air tanah berasal dari air hujan, laut, atau magma.

a. Asal Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang meresap melalui berbagai media peresapan, antara lain sebagai berikut.
  1. Rongga-rongga dalam tanah akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim dingin.
  2. Rongga-rongga dalam tanah yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
  3. Retakan-retakan pada lapisan tanah yang terjadi pada musim kemarau, dan pada waktu musim hujan menjadi sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
  4.  Pori-pori tanah yang gembur atau ber-struktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
  5. Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.

b.  Kedalaman Air Tanah

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadi-nya perbedaan kedalaman air tanah adalah se-bagai berikut.

1) Permeabilitas Tanah

Air tanah mengalami proses pe-nguapan dengan dua cara (1) Pe-nguapan langsung melalui pori-pori di permukaan tanah akibat pemanasan lapisan tanah oleh si-nar matahari. Jenis penguapan ini dalam bahasa Inggris disebut evaporasi. (2) Penguapan yang tidak langsung, yaitu penguapan yang melalui permukaan daun tumbuh-tumbuhan. Jenis pengua-pan ini dinamakan transpirasi.

Permeabilitas tanah adalah tingkat kemampuan lapisan batuan atau kemampuan tanah dalam menyerap air. Hal ini ditentukan oleh besar kecilnya pori-pori batuan penyusun tanah. Semakin besar pori-pori batuan, semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah tersebut. Lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air disebut lapisan kedap air atau impermeable dan yang dapat ditembus air disebut lapisan lolos air atau permeable.

2) Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng atau topografi curam menyebabkan air yang lewat sangat cepat sehingga air yang meresap sangat sedikit.

c.  Macam-Macam Air Tanah

1) Air Bawah tanah

Air bawah tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah yang tidak kedap air (preatis) dan air tanah dalam yang kedap air (artesis). Contoh air preatis adalah air sumur.

2) Geiser

  1. Geiser adalah mata air dari dalam tanah yang menyemburkan uap dan air panas ke atas pada waktu-waktu tertentu. 
  2. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas bumi akan berubah menjadi uap air, kare na uap air mempunyai kekuatan yang berupa tekanan, maka jika tekanannya sudah cukup tinggi, akan menyembur lepas ke permukaan bumi, jika persediaan air tanah dan panas buminya sudah habis, maka Geiser banyak terdapat di Eslandia, Selandia Baru dan Taman nasional Yellowstone, USA. Di Indonesia juga ada sumber-sumber air yang memancarkan air panas ke permukaan bumi, misalnya di Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) dan di Kuwu, Purwodadi (Jawa Tengah). Menurut Anda apakah kasus Lumpur Panas di PT Lapindo Brantas Sidoarjo termasuk suatu geiser?

Travertin

Travertin adalah endapan kalsi-um karbonat (CaCo ) yang dihasil kan oleh mata air. Pada umumnya mata air travertin mengandung gamping. Contoh travertin di Indo-nesia terdapat di Pegunungan seri-bu Jawa Tengah dan Ciater Jawa Barat.

4) Sungai Bawah Tanah

Tanah melalui lubang-lubang dan mengalir di bawah permukaan tanah di daerah kapur (karst) di sebut sungai bawah tanah. Sungai-sungai ini mengalir dan bermuara di laut.

d.  Manfaat Air Tanah

Manfaat air tanah bagi kehidupan, antara lain:
  1. merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi,
  2. menyediakan kebutuhan air bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan,
  3. merupakan persediaan air bersih secara alami,
  4. untuk keperluan hidup manusia antara lain minum, memasak, dan mencuci,
  5. untuk keperluan industri, misalnya industri tekstil dan industri farmasi, dan
  6. untuk irigasi pada sektor pertanian.
Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai kandungan air tanah yang potensial. Hal ini disebabkan antara lain karena:
  1. intensitas curah hujan cukup tinggi rata-rata lebih dari 2.000 mm/th;
  2. besarnya populasi tumbuh-tumbuhan penutup daratan 41.850 jenis dan sekitar 75% berupa lahan kehutanan;
  3. sejak dahulu Indonesia dike-nal sebagai negara agraris, se-hingga aneka jenis tanaman turut memperbesar absorbsi terhadap air permukaan.

e.  Pelestarian Air tanah

Untuk menjaga agar kelestarian air tanah tetap terjamin, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
  1. Mencegah penggunaan air tanah berlebihan. 
  2. Mencegah terjadinya ledakan penduduk dan permukiman yang berlebihan karena berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah.
  3. Pemanfaatan air tanah (tawar) di daerah pantai harus menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah.
  4. Mencegah terjadinya perusakan hutan agar tidak menimbulkan ketimpangan tata air.
  5. Konversi atau perubahan penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya.
  6. Memperketat pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) khususnya terhadap air tanah.
  7. Membuat sumur resapan.

C. Perairan Laut

Laut adalah air yang berada di permukaan bumi yang menghubungkan antarpulau dan antarbenua. Volume air laut meliputi 97,2% dari seluruh volume air di permukaan bumi, dan dilihat dari luasnya meliputi 71% dari luas permukaan bumi.

1. Kadar Garam Air Laut

Kadar garam air laut di berbagai tempat tidaklah sama. Kadar garam yang normal rata-rata adalah 3,5%. Laut yang mempunyai ka-dar garam di atas 3,5% adalah laut berkadar garam tinggi, misalnya Laut Mati (27,5%), Terusan Zues (6%), dan Laut Merah (4%). Di dae-rah tersebut terjadi penguapan yang kuat, curah hujan sedikit dan terdapat sedikit muara sungai. Laut yang kadar garamnya rendah adalah laut yang memiliki kadar garam di bawah 3,5%, misalnya Teluk Bornis (2%), laut Hitam (1,6%), dan Laut Timur (1,2%). Di daerah ini penguapannya kurang, banyak muara-muara sungai, umumnya terletak di daerah sedang.

Suhu air laut yang paling tinggi adalah di permukaan. Di daerah tropis suhu permukaan laut rata-
rata 28 °C. Suhu air laut di bagian bawah yang paling rendah ialah 4 °C.

Pembagian air di daratan tidak sama rata. Di Australia, 90% dara-tan kekurangan air sehingga men-jadi gurun, begitu juga di Afrika Utara, Asia Tengah, dan Asia Ba-rat daya. 34% luas permukaan bumi terdiri atas gurun yang tandus. Di gurun-gurun air yang menguap lebih besar daripada air yang diperoleh dari air hujan.

2. Warna Air Laut

Warna air laut tergantung pada zat-zat organik maupun anorganik yang ada di laut. Berdasarkan tingkat kecerahannya warna air laut dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
  1. Warna biru, karena sinar matahari yang bergelombang pendek (warna biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain.
  2. Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan di dekat pantai yang meman-tulkan warna hijau dan adanya plankton-plankton yang berwarna hijau dalam jum-lah besar.
  3. Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina (Sungai Huang Ho). Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor, misalnya laut Ambon.
  4. Warna putih karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya laut di Kutub Utara dan Selatan.
  5. Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung di permukaan laut, misalnya laut Merah.
  6. Warna hitam karena di dasarnya terdapat lumpur hitam, misalnya laut Hitam.

3. Klasifikasi Laut

a. Berdasarkan Letaknya

Berdasarkan letaknya laut dibedakan sebagai berikut.
  1. Laut pedalaman adalah laut yang terletak di tengah benua; contoh Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Baltik.
  2. Laut tengah adalah laut yang terletak di antara dua benua, atau memisahkan dua benua; contoh Laut Mediteran yang menghubungkan Benua Afrika dan Benua Eropa.
  3. Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua dan dipisahkan dari samudra yang luas oleh gugusan pulau. Contoh laut Tepi antara lain Laut Cina Selatan dan Laut Jepang.

b. Berdasarkan Kedalamannya

Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan sebagai berikut.
  1. Zona litoral atau jalur-pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di antara daerah pasang dan surut.
  2. Zona neritik, yaitu daerah laut yang kedalamannya < 200 m (laut dangkal).
  3. Zona batial, yaitu yang kedalamannya antara 200 – 2.000 m.
  4. Zona abisal, yaitu daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2.000 m.

c.  Berdasarkan Cara Terjadinya

Berdasarkan cara terjadinya laut dibedakan sebagai berikut.
  1. Laut trangresi adalah laut yang terjadi karena naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh pencairan es di kutub pada akhir zaman es atau glasial; misalnya Laut Jawa.
  2. Laut ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan dasar laut oleh tenaga tektonik; misal Laut Tengah, Laut Karibia, dan Laut Banda.
  3. Laut regresi adalah laut yang menyempit, terjadi karena permukaan air laut turun pada awal zaman es. Suhu di permukaan bumi turun sehingga ban-yak terjadi pembekuan air, terutama di daerah kutub. Akhirnya permukaan air laut turun atau menyempit.

4. Relief Dasar Laut

Bentuk permukaan dasar laut bervariasi karena adanya peristiwa pengangkatan dan penurunan kulit bumi. Relief dasar laut dibe-dakan sebagai berikut.
  1. Paparan Benua adalah dasar laut yang lan-dai terhampar di tepi benua dengan keda-laman rata-rata 200 m. Paparan terben-tuk melalui gabungan proses erosi marin dan sedimentasi yang disebabkan oleh gelom-bang laut. Contohnya Paparan Sunda di tepi Benua Asia dan Paparan Sahul di tepi Benua Australia.
  2. Paparan Sunda luasnya 2.000.000 km2 merupakan pa-paran terluas di dunia. Paparan Sunda meliputi Teluk Siam, Se-lat Malaka, bagian barat daya laut Cina Selatan, Laut Jawa dan bagi-an barat Selat Makasar. Rata-rata kedalamannya kurang dari 100 m. Paparan Sahul luasnya 8.000 km2 dengan rata-rata kedalaman-nya kurang dari 100 m.
  3.  The Deep adalah dasar laut yang menjorok ke bawah sehingga letaknya lebih rendah dari daerah sekitarnya. Kedalaman the deep mencapai ribuan meter. Berdasarkan bentuknya, the deep dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  4. Basin (lubuk laut atau ledok laut) adalah dasar laut yang berbentuk cekungan. Potongan melintangnya berbentuk huruf U karena memiliki tebing yang curam dan dasar yang mendatar dengan kedalaman mencapai 5.000 m; misalnya Ledok Sulu, Ledok Sulawesi, dan Ledok Banda.
  5. Palung laut adalah dasar laut yang terdalam, tepinya terjal dan sempit, memiliki kedalaman lebih dari 5.000 m. Bentuknya memanjang dan potongan melintangnya seperti huruf V; misalnya palung laut di sebelah barat Pulau Sumatra dan Palung Mindanau di Filipina.

Atol mempunyai profil khas, yaitu sebagian berada di atas dan sebagian di bawah permukaan laut. Atol tumbuh di sekeliling pulau-pulau vulkanik yang tengge-lam di bawah permukaan samu-dra. Apabila sebuah pulau vulka-nik meletus dan sedikit demi sedi-kit tenggelam di bawah permu-kaan samudra, batu-batu karang yang tumbuh di pinggirannya men-jadi terumbu karang penghalang (barrier reef) dan akhir-nya mem-bentuk sebuah atol.

Karang penghalang yang terda-pat di sepanjang pantai timur Aus-tralia yang panjangnya 2000 km adalah The Great Barrier Reef. Letaknya agak jauh dari pantai sehingga ada laut pemisah dengan pantai. Di Samudra Pasifik ter-dapat banyak atol, misalnya atol Bikini, atol Manuroa. Di sebelah selatan Sulawesi terdapat atol Pu-lau Tukang Besi.

Gunung laut adalah gunung yang muncul dari dasar laut; misal Gunung Krakatau di Jawa Barat.

Punggung laut adalah deretan pegunungan dasar laut yang puncaknya tidak mencapai permukaan laut, disebut juga dengan ambang laut; misal Ambang Sulawesi yang berada di antara cekungan Sulawesi dan Samudra Pasifik.
  1. Atol adalah terumbu karang yang sebagian terendam air laut yang membentuk lingkaran, dengan pulau-pulau rendah di sekeliling laguna besar yang berbentuk gelang.
  2. Organisme laut dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu bentos, nekton, dan plankton. Ketiga jenis organisme itu mempunyai sifat yang berbeda-beda.
  3. Bentos adalah semua organisme yang hidupnya di dasar laut.
  4. Nekton adalah semua organisme laut yang mempunyai alat untuk berge-rak, misalnya ikan, anjing laut, penyu, dan udang tertentu.
  5. Plankton adalah organisme laut yang kecil sebagai makanan ikan, hidupnya mengambang di permukaan laut terutama di laut dangkal. Organisme ini terdiri atas flora dan fauna. Dapatkah Anda menyebutkan faktor penyebab mengapa laut-laut di Indonesia termasuk laut yang banyak ikannya?

5. Gelombang Laut

Air laut tidak pernah diam. Air laut bergelombang di permukaannya, kadang-kadang besar kadang-kadang kecil, tergantung pada kecepatan angin dan ke-dalaman dasar lautnya. Semakin dalam dasar lautnya makin besar gelombang-nya. Titik tertinggi air dalam suatu gelombang disebut puncak gelombang dan yang terendah disebut lembah gelombang. Jarak dari satu puncak ke puncak berikutnya disebut panjang gelombang. Waktu yang dipakai gelombang untuk merambat dari satu puncak ke puncak berikutnya disebut periode gelombang. Gelombang mempunyai kemampuan untuk mengikis pantai. Akibat pengikisan ini banyak pantai yang menjadi curam dan terjal. Peristiwa pengikisan pantai ini disebut abrasi. Pernahkah Anda melihat peristiwa abrasi dipantai?

Gelombang laut yang disebabkan oleh letusan gunung dan gempa bumi dikenal sebagai gelombang pasang. Para pakar menamakan gelombang ini sebagai gelombang seismik atau tsunami. Contoh gelombang pasang yang terjadi, misalnya di selat Sunda pada tahun 1883 yang disebabkan oleh letusan gunung Krakatau; gelombang tsunami terbesar dalam sejarah di Indonesia terjadi di Aceh dan Sumatra Utara, akhir 2004 yang menewaskan kurang lebih 100.000 jiwa. Selain itu gempa yang terjadi di Pangandaran tahun 2006 juga menimbulkan tsunami tetapi skalanya lebih kecil dibanding di Aceh. Tahukah Anda mengapa kapal atau perahu yang ada di lautan lepas tidak hanyut terbawa oleh gelombang, padahal gelombang itu bergerak ke tepi. Mengapa bisa demikian?

6. Manfaat Laut bagi Kehidupan

a. Di Bidang Perikanan

Di dalam laut terdapat berbagai jenis ikan yang jumlah sangat banyak. Se-cara geografis perairan yang kaya berbagai jenis ikan antara lain tepian Laut Cina Selatan, tepian Samudra Pasifik, dan tepian samudra Hindia. Di Indonesia, laut yang kaya akan ikan antara lain Laut Natuna, Laut Sulawesi sam-pai Papua, laut di sebelah barat Pu-lau Sumatra sampai sebelah selatan Nusa Tenggara Timur.

b. Di Bidang Pertanian Laut

Di bidang pertanian laut khusus-nya untuk budidaya rumput laut. Manfaat dari rumput laut di antara-nya, sebagai bahan pembuat agar-agar dan bahan dasar kosmetika.

c. Sumber Mineral

Beberapa material laut antara lain sebagai berikut.
  1. Fosfat berasal dari tulang-belu-lang ikan dan kotoran burung pe-makan ikan. Fosfat dapat diman-faatkan sebagai bahan pupuk.
  2. Endapan metalik, seperti timah dan bauksit.
  3. Garam, kegiatan penambangan garam di Indonesia antara lain di pantai Pulau madura (Sumenep, Kalianget) serta di pantai Pulau Jawa (Rembang).
  4. Bahan baku obat-obatan, berbagai bahan kimia yang terkandung dalam biota laut dapat digunakan untuk bahan baku obat-obatan.

d. Tempat Olahraga dan Wisata

Pemandangan laut yang indah baik di pantai maupun di dalam laut menarik perhatian, seperti taman laut Bunaken (Sulawesi Utara) dan terumbu-terumbu karang di Lom-bok. Laut juga merupakan sarana untuk olahraga air seperti menyelam, selancar air, dan berlayar, sehingga menarik menarik minat para wisa-tawan baik domestik maupun man-canegara.

e. Sarana Transportasi

Laut merupakan sarana lalu lintas air yang murah, karena hampir tidak diperlukan biaya pembuatan dan pemeliharaan. Melalui laut, bermacam-macam hasil dapat didistribusikan dari satu tempat ke tempat lain. Laut dapat juga dijadikan sarana untuk menjalin hubungan timbal balik antara negara yang satu dengan negara yang lain.

Pengatur Iklim

Perbedaan sifat fisik laut dan daratan dapat menimbulkan gerakan udara (angin). Bersama-sama angin uap air laut terbawa dan dapat menyejukkan atau memanaskan tempat yang dilalui serta dapat menyebabkan turunnya hujan.

Alat Pertahanan dan Keamanan

Sejarah telah membuktikan bah-wa penguasaan laut sangat menen-tukan pertahanan dan keamanan negara. Bagi negara kepulauan se-perti Indonesia, laut dapat di-gunakan untuk mengamankan dan mempertahankan keutuhan seluruh wilayah tanah air dari berbagai an-caman yang datang dari negara lain.

h. Sumber Bahan Tambang

Sumber bahan tambang yang terdapat di laut di antaranya minyak, gas bumi, endapan timah, dan bauk-sit. Di Indonesia terdapat sekitar 50 cekungan dasar laut yang potensial menghasilkan minyak dan gas bumi.

Wahana Konservasi Alam

Laut mempunyai sifat khusus untuk melindungi dan melestarikan lingkungan. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pengembangan kawasan konservasi laut di Indonesia seluas 10 ribu ha pada tahun 2000.

D. Batas Zona Ekonomi Eksklusif, Laut Teritorial, dan Landas Kontinen

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan posisi silangnya yang sangat strategis. Terletak di antara dua benua dan dua samudra. Luas kepulauan Indonesia adalah 9,8 juta km2 (seluruh wilayah Indonesia), dan luas wilayah lautnya 7,9 juta km2. Posisi silang yang strategis menyebabkan Indonesia mempunyai peranan penting dalam lalu lintas laut, tetapi posisi silang seperti ini di samping menguntungkan juga membahayakan bagi negara, baik dalam bidang sosial ekonomi, kebudayaan, maupun pertahanan dan keamanan.

Indonesia membuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai batas wilayah perairan laut negara Republik Indonesia, agar bahaya-bahaya yang mungkin timbul dapat dicegah. Indonesia menganut persetujuan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati pada tahun 1982. Berdasarkan kesepakatan tersebut wilayah perairan Indonesia meliputi batas laut teritorial, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.

1. Batas Laut Teritorial

Batas laut teritorial adalah suatu batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar dengan jarak 12 mil ke arah laut. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung terluar pulau di Indonesia. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar merupakan laut pedalaman. Di dalam batas laut teritorial ini, Indonesia mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya. Negara lain dapat berlayar di wilayah ini atas izin pemerintah Indonesia.

2. Batas Landas Kontinen

Landas kontinen adalah dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua. Kedalaman landas kontinen tidak lebih dari 150 meter. Batas landas kontinen diukur mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah 200 mil. Kalau ada dua negara yang berdampingan menguasai laut dalam satu landas kontinen dan jaraknya kurang dari 400 mil, batas landas kontinen masing-masing negara ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing. Kewajiban negara ini adalah tidak mengganggu lalu lintas pelayaran damai di dalam batas landas kontinen.

3. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pada tanggal 13 Desember 1957 Pemerintah Indonesia mengeluarkan de-klarasi yang dikenal dengan nama Deklarasi Juanda yang melahirkan Wawasan Nusantara. Di dalam deklarasi itu ditentukan bahwa batas perairan wilayah Indone-sia adalah 12 mil dari garis dasar pantai masing-masing pulau sampai titik terluar.

Pada tanggal 21 Maret 1980 Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia sepanjang 200 mil, diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Pada zona ini Indonesia memiliki hak untuk segala kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam permukaan laut, di dasar laut, dan di bawah laut serta mengadakan penelitian sumber daya hayati maupun sumber daya laut lainnya.

E. Pantai dan Pesisir

1. Pantai

Pantai ialah bagian dari permu-kaan bumi yang terdekat dengan per-airan laut dan dipengaruhi oleh kondi-si cuaca dari laut. Pantai mempunyai dua bentuk utama, yaitu pantai curam dan pantai landai. Pantai curam terda-pat di daerah pegunungan yang ber-batasan langsung dengan laut, baik yang sejajar, maupun yang memotong garis pantai.

Bentuk permukaan pantai tidak selalu tetap, tetapi senantiasa mengalami perubahan, yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
  1. Gelombang, arus, dan pasang surut merupakan tenaga pengikis, peng-angkut, dan pengendapan material di pantai.
  2. Perubahan ketinggian relatif permukaan laut, karena pembekuan atau pencai-ran es, dan penaikan atau penurunan bagian litosfer.
  3. Pengaruh kegiatan manusia seperti pembuatan pelabuhan, pengeringan rawa-rawa, dan pengerukan muara sungai.

2. Pesisir

Pesisir adalah bagian dari pantai yang tergenang pada waktu air laut pasang, dan kering pada waktu air laut surut. Daerah ini pada waktu kering dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, dan tambak (udang dan garam) oleh masyarakat sekitar.

Pesisir merupakan daerah yang meliputi pantai dan perluasannya ke arah darat sampai batas pengaruh laut tidak ada. Dilihat dari zonasinya, pesisir ini termasuk zona litoral karena kadang daerah pesisir tergenang air ketika pasang dan kering ketika surut. Pesisir dibagi menjadi tiga yaitu pesisir daratan, dataran aluvial, dan pulau penghalang. Pesisir daratan adalah pesisir yang mengalami proses pengangkatan yang semula berada di bawah laut menuju bekas paparan benua. Pesisir dataran aluvial adalah pesisir yang terbentuk oleh pengendapan material aluvium yang berasal dari daratan. Pesisir pulau penghalang adalah pesisir dengan perairan dangkal lepas pantai yang luas dan terpisah dari lautan oleh pulau penghalang.

Demikianlah postingan yang kami bagikan mengenai Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi. Semoga bermanfaat.

0 Response to "Hidrosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi"

Posting Komentar

-->