-->

Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem Pencernaan Pada Manusia - Setiap makhluk hidup memerlukan makanan agar dapat hidup dan melakukan berbagai kegiatan. Makanan tersebut berupa bahan organik yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Agar dapat diserap, makanan perlu dicerna, yaitu diuraikan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh.

Zat-zat makanan apakah yang dibutuhkan oleh tubuh? Apakah makanan yang dimakan dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh? Organ-organ apakah yang berperan dalam sistem pencernaan makanan? Adakah penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem pencernaan makanan? Teknologi dan ilmu pengetahuan apakah yang dapat memecahkan masalah dalam sistem pencernaan makanan? Semua pertanyaan tersebut dapat Anda temukan jawabannya setelah Anda menyimak penjelasan Sistem Pencernaan Pada Manusia berikut.

A. Zat-Zat Makanan

Pada umumnya, orang lebih fokus pada jenis makanan berdasarkan rasanya dibandingkan nilai nutrisi yang dikandungnya. Padahal, makanan yang kita makan sangat penting untuk menyediakan zat yang dibutuhkan tubuh (Gambar 6.1). Apa yang terjadi jika makanan yang kita makan tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan? Pengetahuan dasar tentang nutrisi dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sehingga kita dapat menyusun menu makan yang sehat untuk dikonsumsi setiap hari.
Manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Makanan menyediakan energi yang kita butuhkan untuk melakukan beragam aktivitas. Makanan juga memberi bahan baku baru bagi tubuh untuk menyintesis berbagai jenis zat dan bahan, bahkan sebagai bahan dasar untuk mengganti organel atau sel yang rusak. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai makanan yang baik sangat penting untuk kita.

Baca juga
Sistem Pernapasan
Nutrien adalah zat kimiawi yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun sel-sel baru, atau berfungsi dalam reaksi-reaksi kimia lainnya. Nutrien dapat dibagi menjadi enam kelompok utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Nutrien-nutrien inilah yang memenuhi kebutuhan utama tubuh. Fungsi nutrien sebagai berikut.
  • Menyediakan energi, sebagai bahan bakar untuk aktivitas dan metabolisme seluler
  • Membangun komponen-komponen kimia, seperti asam amino untuk menciptakan molekul kompleks yang unik pada setiap hewan
  • Mineral dan vitamin yang berpartisipasi dalam bermacam-macam reaksi metabolik.

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah molekul kompleks yang terdiri atas polisakarida. Pada proses pencernaan enzimatik, polisakarida akan dihidrolisis menjadi monosakarida dan disakarida. Contoh polisakarida adalah pati, glikogen, dan selulosa. Pati (amilum atau zat tepung) adalah cadangan energi yang disimpan dalam umbi (misalnya pada ubi jalar), umbi akar (misalnya pada singkong), atau biji-bijian. Glikogen adalah molekul penyimpan energi yang banyak terdapat di dalam otot, hati hewan dan jamur. Adapun selulosa banyak terdapat di dinding sel tumbuhan. Manusia dapat memecah ikatan molekul-molekul glukosa pada pati (amilum) dan glikogen, tetapi tidak dapat mencerna selulosa.

Monosakarida yang terdapat pada makanan adalah glukosa dan fruktosa. Glukosa banyak terdapat dalam sayuran, sedangkan fruktosa banyak terdapat dalam buah-buahan (Gambar 6.2).
(a) Berbagai macam sumber karbohidrat. (b) Madu banyak mengandung sukrosa

Contoh disakarida adalah sukrosa. Contoh sukrosa yang paling mudah adalah gula yang biasa kita gunakan sehari-hari. Sukrosa merupakan glukosa dan fruktosa yang bergabung menjadi satu molekul. Sukrosa banyak terdapat dalam tebu, gula bit, dan madu.

Sebelum diserap oleh tubuh, fruktosa, galaktosa, dan monosakarida lainnya diubah menjadi glukosa oleh hati. Glukosa merupakan sumber energi utama dalam sel untuk menghasilkan energi siap guna yang disebut ATP (adenosine triphosphate).

Kelebihan glukosa oleh tubuh disimpan dalam sel otot dan hati dalam bentuk glikogen. Ketika dibutuhkan, glikogen dengan cepat diubah lagi menjadi glukosa. Namun, kemampuan hati dan jaringan otot dalam menyimpan glikogen terbatas. Oleh karena itu, kelebihan glukosa diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa.

Setiap satu gram karbohidrat akan menghasilkan 4,1 kilokalori. Satu kalori adalah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu kilogram air sebesar 1°C. Hingga saat ini, belum diketahui berapa jumlah karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi. Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat akan menghasilkan timbunan protein dan lemak.

2. Lemak

Sekitar 95% lemak dalam makanan manusia dalam bentuk trigliserol atau disebut juga trigliserida. Trigliserida terdiri atas tiga asam lemak yang terpaut pada molekul gliserol. Asam lemak dapat dibagi menjadi dua, yaitu asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh banyak terdapat dalam daging, susu, keju, mentega, dan telur. Lemak tak jenuh banyak terdapat dalam minyak kelapa, minyak kedelai, ikan, dan minyak jagung.

Lima persen jenis lemak sisanya, terdiri atas kolesterol dan fosfolipid, seperti lecitin. Kolesterol banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada otak, hati, dan kuning telur. Secara keseluruhan juga banyak ditemukan dalam susu, keju, mentega, dan daging (Gambar 6.3).
Makanan yang banyak mengandung lemak

Dalam kondisi berlebih, asam lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol darah. Kadar kolesterol yang tinggi dapat memberikan masalah pada jantung dan pembuluh darah.
Fosfolipid adalah komponen utama pembentuk membran sel, dan biasanya ditemukan pada banyak makanan. Sumber lecitin yang baik adalah putih telur.

Trigliserida adalah sumber energi penting yang dapat digunakan untuk memproduksi molekul ATP. Trigliserida menghasilkan energi lebih banyak dibandingkan dengan karbohidrat. Satu gram lemak secara keseluruhan dapat menghasilkan energi sebesar 9,3 kilokalori. Beberapa sel, seperti sel otot rangka mendapatkan energi utamanya dari trigliserida.

Lemak merupakan komponen pembangun sel. Selain itu, lemak dapat melarutkan vitamin A, D, E dan K sehingga membantu penyerapan vitamin tersebut oleh tubuh. Lemak juga dapat melindungi alat-alat tubuh dan dapat menjaga suhu tubuh stabil.
Setelah makan, trigliserida berlebih yang tidak digunakan, akan disimpan dalam jaringan adiposa atau dalam hati. Jika diperlukan, trigliserida akan dipecah, asam lemak akan dilepas dalam darah sehingga dapat digunakan oleh berbagai macam jaringan dalam tubuh. Sebagai penyimpan energi, jaringan adiposa banyak terdapat di bawah kulit untuk isolator pencegah hilangnya panas tubuh.

Kolesterol merupakan komponen dalam membran plasma. Kolesterol dapat dimodifikasi menjadi bentuk molekul penting lainnya, seperti garam empedu dan hormon steroid. Garam empedu sangat penting untuk pencernaan dan absorpsi lemak. Sementara itu, hormon steroid terdiri atas hormon-hormon, seperti estrogen, progesteron, dan testosteron.

3. Protein

Protein dibentuk oleh banyak asam amino yang panjang dan membentuk rantai kompleks. Protein dalam tubuh manusia dibangun oleh 20 asam amino yang berbeda. Asam amino dapat dibagi menjadi dua, yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri dalam tubuh. Tubuh kita memperoleh asam amino dari makanan yang kita makan. Terdapat sepuluh asam amino esensial, yaitu isoleusin, leusin, lisin, fenilalanin, metionin, treonin, triptofan, valin, histidin, dan arginin (hanya diperlukan oleh balita). Sebaliknya, asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis sendiri di dalam tubuh kita.

Jenis kandungan protein pada makanan dibagi menjadi dua, yaitu protein lengkap dan protein tidak lengkap. Protein lengkap adalah protein yang mengandung semua asam amino esensial, sedangkan protein tidak lengkap adalah protein yang hanya mengandung sebagian asam amino esensial. Protein lengkap banyak terdapat dalam daging, ikan, unggas-unggasan, susu, keju, dan telur. Protein tidak lengkap banyak terdapat dalam daun sayuran hijau, padi-padian, dan kacang-kacangan (Gambar 6.4).
Jenis makanan yang mengandung protein, yaitu daging dan kacang-kacangan

Sel dalam makhluk hidup disusun oleh protein. Dalam membran sel, terdapat protein yang berfungsi menjadi molekul reseptor dan fasilitator bagi molekul-molekul tertentu ketika melewati membran plasma. Sintesis protein dalam pembentukan enzim dan hormon membutuhkan asam-asam amino yang telah diuraikan pada proses pencernaan protein. Protein dalam darah juga berfungsi dalam mempertahankan pH darah (sebagai buffer). Protein yang berlebih dapat disimpan dalam bentuk lemak dan glikogen. Meskipun bukan sebagai penghasil energi utama, 1 gram protein dapat menghasilkan energi sebesar 4,1 kilokalori.

4. Vitamin dan Mineral

Vitamin dibutuhkan dalam jumlah yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bahan makanan yang lain. Vitamin membantu enzim dalam mengkatalis reaksi-reaksi kimia tertentu dalam tubuh. Vitamin juga penting bagi pertumbuhan, kesehatan, dan reproduksi. Kebanyakan vitamin tidak dapat diproduksi sendiri sehingga kita harus memperolehnya dari luar melalui makanan. Jika seseorang mengalami kekurangan vitamin dia akan mengalami avitaminosis.

Vitamin mudah rusak atau kehilangan fungsinya jika mengalami pemanasan berlebih. Pada umumnya, penderita avitaminosis tidak memperoleh vitamin karena kesalahan dalam mengolah makanan.

Vitamin dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Sebagian besar vitamin larut dalam air, hanya vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Oleh karena larut dalam lemak, waktu retensi (waktu tinggal) vitamin-vitamin tersebut lebih lama.

Vitamin terdapat dalam jumlah yang sedikit pada makanan, tetapi sangat penting untuk metabolisme yang normal. Pada umumnya, vitamin tidak dapat diproduksi sendiri dalam tubuh sehingga harus kita dapatkan dalam makanan kita. Kekurangan salah satu vitamin dalam makanan, dapat menyebabkan penyakit tertentu.

Vitamin dipecah secara katabolisme, tetapi digunakan tubuh dalam bentuk aslinya atau dalam bentuk modifikasinya. Ketika struktur kimia vitamin rusak, vitamin kehilangan fungsinya. Vitamin seperti riboflavin, asam pantotenat, niasin, dan biotin sangat penting untuk memproduksi energi. Sementara itu, asam folat dan vitamin B12 terlibat dalam sintesis asam nukleat. Retinol, thiamin, dan vitamin C, D dan E sangat penting untuk pertumbuhan. Vitamin K sangat penting untuk sintesis protein pembeku darah.

Vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E dan K diabsorpsi di sepanjang usus oleh lemak. Beberapa vitamin tersebut disimpan dalam waktu yang lama di dalam tubuh. Oleh karena itu, vitamin dapat terakumulasi hingga mencapai titik toksik yang disebut hipervitaminosis. Vitamin yang larut dalam air contohnya adalah vitamin B dan C. Vitamin ini diserap bersama air di sepanjang usus dan tinggal dalam waktu yang singkat dalam tubuh sebelum akhirnya dikeluarkan. Berikut tabel sumber, fungsi, dan gejala kekurangan beberapa vitamin.

Tabel 6.1  Sumber, Fungsi, dan Gejala Kekurangan Beberapa Vitamin



Mineral merupakan komponen dari enzim. Mineral menambah kekuatan pada tulang dan gigi, serta sangat penting untuk aktivitas saraf dan otot. Mineral berfungsi juga sebagai penyangga (buffer) dan terlibat dalam proses perubahan energi serta osmosis. Mineral didapat dalam bentuk aslinya atau dalam kombinasi dengan molekul organik lain. Sumber mineral dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan. Mineral diserap dari tumbuhan, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit karena biasanya mineral terdapat dalam serat tumbuhan. Contoh makanan yang banyak mengandung mineral adalah sereal, roti, lemak, dan gula. Berikut tabel contoh beberapa mineral beserta sumber, fungsi, dan gejala kekurangannya.

Tabel 6.2  Sumber, Fungsi, dan Gejala Kekurangan Beberapa Mineral

B. Sistem Pencernaan pada Manusia

Makanan merupakan struktur kompleks yang terbuat dari protein, karbohidrat, lemak, dan zat -zat lain. Oleh karena itu, makanan tersebut harus dicerna terlebih dahulu sebelum diserap dan digunakan tubuh. Melalui proses mencerna, makanan dipecah menjadi partikel yang lebih kecil untuk selanjutnya diserap tubuh.

Proses mencerna dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi dan secara mekanik. Pencernaan secara kimiawi menggunakan enzim sebagai pengurai makanan. Adapun pencernaan secara mekanik memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil secara fisik tanpa melibatkan enzim.

Sistem pencernaan makanan tersusun atas alat-alat pencernaan dan enzim pencernaan. Alat-alat pencernaan terdiri atas mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus. Adapun enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan, yaitu kelenjar ludah, hati, pankreas, dan empedu.
Jalur pencernaan makanan pada manusia dimulai dari mulut hingga kolon


1. Rongga Mulut

Makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi di dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, terdapat lidah, gigi, dan kelenjar ludah yang menyekre-sikan air liur (Gambar 6.6). Masing-masing memiliki peran dalam proses pencernaan makanan.
Di rongga mulut terdapat lidah yang membalikkan dan memutar makanan sehingga makanan dapat dikunyah secara merata

a.  Lidah

Lidah berperan dalam membantu proses pencernaan makanan secara mekanik. Ketika makan, lidah bergerak membalik dan memutar makanan sehingga makanan dapat dikunyah secara merata. Lidah juga mendorong makanan untuk membantu proses menelan.

Lidah memiliki struktur yang khas, yaitu papila. Papila-papila ini memiliki ujung-ujung pengecap yang berhubungan dengan jaringan saraf sensorik. Melalui papila-papila ini, kita memperoleh informasi mengenai rasa (asin, manis, pahit, dan asam) dan suhu (panas atau dingin) pada makanan yang kita makan.

Informasi tersebut dapat menjadi peringatan awal, mengenai makanan yang kita makan. Beberapa jenis bahan yang kita makan mungkin dapat berbahaya bagi tubuh kita jika terlalu panas atau terlalu asam.

b.  Gigi

Gigi adalah organ utama yang berperan dalam pencernaan mekanik dalam rongga mulut. Pada bayi, gigi akan tumbuh pertama kali pada usia sekitar enam bulan. Gigi yang tumbuh pertama kali tersebut dinamakan gigi susu. Gigi susu tersebut berangsur-angsur akan digantikan oleh gigi sulung pada usia sekitar 6–14 tahun. Setelah itu, gigi sulung berangsur-angsur digantikan gigi tetap. Pada anak-anak terdapat 20 gigi susu, sedangkan pada orang dewasa terdapat 32 gigi tetap. Perhatikan Gambar 6.7. Berikut susunan gigi susu dan gigi tetap.
Susunan gigi pada orang dewasa

Gigi terdiri atas beberapa bagian, yaitu bagian mahkota, leher, dan akar gigi (Gambar 6.8 ). Bagian gigi yang terlihat merupakan bagian mahkota, sedangkan bagian leher tertutup oleh lapisan gusi. Gigi dilapisi oleh lapisan email. Email merupakan lapisan paling keras pada tubuh manusia, sebagian besar dibangun oleh kalsium. Di bagian bawah lapisan email terdapat dentin. Di dalam lapisan dentin tersebut terdapat rongga pulpa, tempat pembuluh darah dan saraf berada.
Gigi terdiri atas beberapa bagian, yaitu mahkota, leher, dan akar gigi

c.  Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menyekresikan air liur yang mengandung enzim ptialin (amilase). Enzim tersebut berperan dalam pencernaan enzimatik yang berlangsung di mulut. Amilase mengubah amilum menjadi glukosa.

Selain enzim, ludah juga mengandung zat antibakteri (lisozim) sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung lebih sedikit bakteri yang dapat membahayakan kesehatan kita. Cairan ludah juga membantu melarutkan makanan dan melumasi rongga mulut.

Ludah dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar ludah yang terdapat di dalam mulut (Gambar 6.9), yaitu:

  1. glandula parotid, yang berada di mulut bagian belakang, di dekat telinga;
  2. glandula submaksilaris, berada di rahang bawah;
  3. glandula sublingualis, berada di bawah pangkal lidah.

Manusia mempunyai tiga pasang kelenjar ludah

2. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan berbentuk seperti tabung dengan panjang kira-kira 25 cm yang menghubungkan mulut dengan lambung. Kerongkongan ikut berperan dalam mendorong makanan menuju lambung. Kerongkongan dilengkapi sepertiga otot lurik dan dua pertiga otot halus untuk tugas tersebut. Otot-otot tersebut tersusun memanjang dan melingkar sehingga mampu melakukan serangkaian kontraksi yang membuat makanan terdorong menuju lambung. Gerakan ini disebut gerakan peristaltik (Gambar 6.10).
Gerak peristaltik pada esofagus.Esofagus adalah saluran makanan yang menghubungkan mulut dan lambung

3. Lambung

Lambung pada manusia menyerupai kantung otot yang mampu menampung bahan makanan sebanyak 2 liter hingga 4 liter. Makanan masuk ke lambung melalui sfinkter kardiak yang merupakan otot melingkar antara esofagus dan lambung. Otot tersebut tertutup ketika tidak ada makanan yang masuk ke lambung. Lambung dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
  1. kardiak, bagian lambung yang terletak di bagian atas, dekat hati;
  2. fundus, bagian lambung yang membulat, terletak di tengah;
  3. pilorus, bagian ujung lambung yang terletak di dekat usus halus.
Lambung dapat mencerna makanan secara mekanik. Lambung memiliki tiga lapis otot halus yang tersusun memanjang (bagian luar), melingkar (bagian tengah), dan miring (bagian dalam). Kontraksi dinding lambung menghasilkan gerakan peristaltik yang menghancurkan makanan dan mencampurkannya dengan enzim-enzim yang dihasilkan oleh dinding lambung.

Lambung menyimpan makanan dan menyalurkannya secara bertahap ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai dengan tingkat pencernaan dan absorpsi makanan. Oleh karena itu, manusia dapat makan dalam jumlah yang relatif banyak. Pada karnivora, kemampuan ini berkembang secara ekstrim. Misalnya, macan dapat memakan daging sebanyak 18 kg sekali makan, lalu mencernanya dan tidak makan selama beberapa hari ke depan.
Lambung dibagi menjadi tiga bagian, kardiak, fundus, dan pilorus

Dinding lambung disusun oleh lapisan epitel sel selapis batang. Kontraksi otot lambung menyebabkan beberapa sel pada dinding lambung menyekresikan gastrin. Gastrin merangsang sel-sel kelejar di dinding lambung menyekresikan asam lambung. Asam lambung tersebut terdiri atas HCl, enzim-enzim pencernaan, dan lendir (mukus). Perhatikan Gambar 6.12.
Sel mukus melindungi dinding lambung. Dinding lambung menyekresikan berbagai macam enzim pencernaan

Lendir selain berfungsi mencampur makanan dengan enzim, juga berfungsi melindungi dinding lambung dari asam lambung. Dinding lambung sering mengalami pergantian karena sering rusak oleh HCl yang dihasilkannya.

HCl berperan dalam membunuh mikroorganisme yang terkandung dalam makanan yang tidak mati oleh ludah dalam mulut. HCl juga mengaktivasi sel-sel kelenjar lain di dinding lambung untuk menghasilkan pepsinogen. Dalam suasana yang asam (pH 1 hingga 3), pepsinogen akan berubah menjadi enzim yang aktif, yaitu pepsin. Pepsin akan mengubah protein menjadi protease dan pepton. Selain pepsin, beberapa enzim lain yang dihasilkan antara lain adalah renin yang berfungsi menggumpalkan kasein dalam susu, dan lipase yang berfungsi mencerna lemak.

Makanan di lambung yang telah berbentuk cairan asam disebut kim (chyme). Melalui gerakan peristaltik, kim didorong menuju usus halus melewati sfinkter pilorik, yaitu otot yang berada di ujung lambung.

Lambung juga menjadi persinggahan sementara makanan sebelum masuk ke usus halus. Lambung dapat mengatur berapa volume makanan yang harus dikeluarkan ke usus halus untuk mengoptimalkan proses penyerapan makanan.

4. Usus Halus (Intestinum)

Dalam usus halus terjadi dua peristiwa penting, yaitu pencernaan secara enzimatik dan penyerapan sari-sari makanan ke dalam sel darah. Usus halus terbagi tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).

Duodenum disebut usus duabelas jari karena memiliki panjang sekitar 12 jari orang dewasa. Sementara itu jejunum disebut usus kosong karena pada orang yang telah meninggal dunia, bagian usus ini kosong. Ileum disebut usus penyerapan karena pada bagian tersebut zat-zat makanan diserap oleh tubuh.

Enzim-enzim yang berperan di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding usus halus tersebut (Gambar 6.13). Enzim-enzim tersebut memecah molekul-molekul kompleks makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran darah.
Zat hasil sekresi hati dan pankreas masuk ke sistem pencernaan melalui duodenum

Hati menghasilkan cairan empedu, suatu cairan yang merupakan campuran dari garam empedu, air, garam-garam lain, dan kolesterol. Empedu dihasilkan hati untuk kemudian disimpan di dalam kantung empedu. Ketika dibutuhkan, empedu akan dialirkan dari kantung empedu menuju usus halus melewati saluran yang disebut ductus hepaticus (saluran empedu).

Garam empedu disintesis di hati dari kolesterol dan asam amino. Meskipun berperan dalam memecah lemak, garam empedu tidak termasuk enzim. Garam empedu bekerja mirip deterjen atau agen pengemulsi yang memecah gumpalan lemak pada kim menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.

Partikel-partikel ini kemudian diuraikan lagi oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh pankreas. Pankreas terletak di antara lambung dan usus halus. Selain lipase, pankreas juga menghasilkan sodium bikarbonat (NaHCO3), amilase, dan beberapa protease yang terdiri atas tripsin, kemotripsin, dan karboksipeptidase. Bersama dengan air, sekresi pankreas ini sering disebut "pancreas juice".

Sodium bikarbonat menaikkan pH hingga 7 sampai 8 untuk memberikan suasana basa pada bubur kim yang dihasilkan dari lambung. Pada suasana basa ini, enzim-enzim yang dihasilkan pankreas dapat bekerja optimum.
Masing-masing enzim tersebut bereaksi terhadap molekul makanan yang berbeda. Amilase berperan dalam memecah amilum (zat tepung) menjadi maltosa. Lipase memecah lemak (lipid) menjadi gliserol dan asam lemak. Dinding usus halus menghasilkan tripsinogen dan kemotripsinogen yang akan menjadi enzim aktif tripsin dan kemotripsin ketika memasuki rongga usus halus. Tripsin dan kemotripsin memecah protein dan polipeptida menjadi rantai-rantai peptida yang lebih pendek. Karboksipeptidase kemudian menghidrolisis peptida menjadi asam-asam amino.

Sel-sel epitel pada usus halus, selain mampu menyerap makanan juga menghasilkan enzim aminopeptidase, sukrase , laktase, dan maltase (fungsinya dapat dilihat pada Tabel 6.3). Jadi, segera setelah molekul-molekul makanan dicerna oleh enzim- enzim tersebut, molekul-molekul yang sederhana diserap ke dalam sel dan siap diangkut ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah.

Tabel 6.3 Enzim dan Peranannya dalam Pencernaan Makanan


Usus halus membentuk struktur yang disebut dengan vili (jonjot) dan mikrovili usus (Gambar 6.14). Struktur vili tersebut memperluas permukaan di dalam usus halus sehingga meningkatkan penyerapan.
Dinding usus halus terspesialisasi untuk mengabsorpsi molekul-molekul kecil yang dihasilkan dari proses pencernaan

Seperti juga pada lambung, usus halus mempunyai otot-otot polos yang letaknya bertumpuk dan bersilangan. Ketika otot-otot ini berkontraksi, kim teraduk dan bersentuhan dengan dinding usus sehingga terdorong melewati usus halus yang panjangnya mencapai delapan meter. Sebagian zat diserap, sedangkan zat yang tidak dapat diserap terdorong menuju usus besar akibat gerakan otot-otot usus halus.

5. Usus Besar

Usus besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolon dan rektum (Gambar 6.16). Makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada sayuran dan buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai, semuanya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam kolon, terdapat berbagai jenis bakteri,

C. Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan sistem pencernaan pada manusia sangat banyak, menyangkut berbagai organ yang terkait dengan sistem pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam, dapat terjadi karena luka di bagian dalam yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi tubuh yang sehat. Di antara gangguan tersebut, yang umum terjadi antara lain sebagai berikut.

1. Karies pada Gigi (Dental Caries)

Orang mengenal karies gigi sebagai "gigi berlubang". Lubang terbentuk karena lapisan email gigi terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa makanan tertinggal di sela-sela gigi, sisa -sisa makanan tersebut akan menjadi media pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan menghasilkan asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi (Gambar 6.15).
Proses gigi berlubang. Jika lubang telah mencapai saraf, akan terasa sangat sakit

Jika lubang ini telah mencapai bagian rongga pulpa, tempat jaringan saraf dan pembuluh darah, gigi akan terasa sakit dan mengganggu. Untuk mencegahnya, gosoklah gigimu setelah makan.

2. Ulkus (Tukak Lambung/Mag)

Mag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung. Hal tersebut disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu banyak sehingga mengikis dinding lambung. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus dapat disebabkan oleh bakteri (Gambar 6.16). Makan yang teratur dapat mencegah terjadinya mag.
Ulkus dapat disebabkan oleh bakteri yang ada di lapisan mukus lambung

3. Diare

Diare merupakan gangguan yang disebabkan infeksi pada kolon. Infeksi ini terjadi karena bakteri tertentu (misalnya E.coli, V.cholerae, dan Aeromonas sp.) melimpah jumlahnya. Hal tersebut mengganggu proses penyerapan air sehingga feses keluar dalam bentuk cair.

4. Sembelit (Konstipasi)

Jika pada kasus diare air tidak terserap sempurna, kasus sembelit terjadi sebaliknya, air justru terlalu banyak terserap. Gerak peristaltik usus halus yang terlalu lambat juga dapat menjadi penyebabnya. Semakin lama feses berada di dalam usus besar, semakin banyak air yang terserap sehingga feses menjadi sangat keras dan sukar dikeluarkan.

Mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mengurangi gangguan ini. Serat tidak tercerna oleh tubuh kita dan cenderung mampu menyimpan air dibandingkan jenis makanan yang lain.

5. Radang Usus Buntu (Appendicitis)

Radang usus buntu sering disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja yang mengeras atau zat-zat asing lainnya (misalnya, biji-bijian). Appendicitis dapat menyebabkan usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah.
Usus buntu pada usus besar

D. Sistem Pencernaan pada Hewan

Sistem pencernaan pada vertebrata telah berkembang dan terspesialisasi sesuai dengan makanan yang akan dicernanya. Pada sistem pencernaan manusia, makanan yang kaya serat tidak dapat dicerna. Bagaimana sistem pencernaan sapi dan kerbau yang makanan utamanya adalah rumput? Rumput sangat kaya selulosa (serat), bagaimana hewan-hewan tersebut mencernanya? Sekarang, kita akan mempelajari bagaimana sistem pencernaan makanan pada hewan-hewan pemamah biak (ruminansia).
Gigi hewan pemamah biak memiliki bentuk khusus. Gigi seri (den sinsisivus) dan gigi taringnya (dens caninus ) memiliki bentuk spesifik yang digunakan untuk merenggut rumput. Gigi premolar (geraham depan) dan molar (geraham belakang) yang berfungsi menghancurkan makanan pada hewan pemamah biak memiliki lapisan email yang melintang dan tajam. Perhatikan Gambar 6. 18.
Gigi herbivora memiliki gigi premolar dan molar yang sangat kuat
Hewan pemamah biak memiliki struktur esofagus terspesialisasi menjadi tiga ruangan berbeda, yaitu rumen, retikulum, dan omasum. Setelah omasum terdapat ruang abomasum yang merupakan lambung sesungguhnya.

Rumput atau dedaunan yang dimakan dicampur air liur, dikunyah sebentar kemudian ditelan. Setelah melalui esofagus, makanan akan tiba ke bagian lambung yang pertama, yaitu rumen.

Rumen adalah tempat simbiosis antara hewan pemamah biak dan jenis-jenis Flagellata (dari jenis Copromonas subtitis) dan bakteri (dari genus Cytophaga dan Bacterium) penghasil enzim selulase yang dapat mengurai selulosa.

Pernahkah kalian memperhatikan seekor sapi atau kerbau yang sedang berbaring di bawah pohon sambil mengunyah sesuatu, padahal ia sudah makan sebelumnya? Pada saat itu, makanan yang telah diproses di rumen dikembalikan ke rongga mulut untuk dikunyah kembali. Selanjutnya, ditelan kembali melewati rumen dan retikulum memasuki omasum (Gambar 6.19).
Sapi mengunyah makanan yang telah dikembalikan dari rumen untuk dikunyah kembali

Di dalam omasum, air diserap. Makanan yang mengandung banyak bakteri simbiosis ini akhirnya melewati omasum menuju abomasum untuk dicerna oleh enzim pencernaan. Karena aktivitas bakteri, nutrien yang diserap oleh hewan pemamah biak lebih kaya dibandingkan rumput yang awalnya mereka makan. Setelah melewati abomasum, dengan gerak peristaltik, makanan menuju usus halus untuk diserap. Sisa makanan yang tidak terpakai akan dikeluarkan menuju anus. Perhatikan Gambar 6. 20.
Sistem pencernaan pada hewan ruminansia
Lihat juga
Sistem Peredaran Darah
Demikianlah postingan dan penjelasan yang admin bagikan pada kali ini, tentang Sistem Pencernaan Pada Manusia. Semoga bermanfaat dan anda pun mengetahui berbagai macam sistem pencernaan baik pada manusia begitupun pada hewan.

0 Response to "Sistem Pencernaan Pada Manusia"

Posting Komentar

-->