-->

Merancang Metode Penelitian Sosial

Merancang Metode Penelitian Sosial - Secara umum ada dua pendekatan utama dalam penelitian ilmiah, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang berusaha untuk mengungkap kenyataan sosial dengan melihat saling keterhubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Objek penelitian dilihat sebagai fakta atau variabel yang tetap dan dapat diangkakan serta hasilnya dapat diolah, dianalisis dengan statistik. Termasuk pendekatan ini adalah survei dan eksperimen.

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berusaha untuk mengungkap kenyataan sosial secara keseluruhan, utuh, tuntas sebagai satu kenyataan sosial. Objek penelitian dilihat sebagai kenyataan yang dinamis memiliki dimensi pikiran, perasaan, dan subjektifitas. Peneliti berusaha menghasilkan data sifatnya deskriptif serta data yang ditulis oleh objek penelitian itu sendiri dan perilaku mereka yang dapat diamati. Termasuk dalam pendekatan ini, yaitu metode etnografi, metode historis, dan metode grounded research.

A. PENGERTIAN PENELITIAN, CIRI-CIRI PENELITIAN, DAN OBJEK PENELITIAN

1.  Pengertian Penelitian

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian sosiologi termasuk penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang bertujuan mempelajari satu atau beberapa gejala dengan jalan analisis dan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta masalah yang disoroti dan kemudian diusahakan pemecahannya.
Merancang Metode Penelitian Sosial
Merancang Metode Penelitian Sosial


Ciri-ciri Penelitian dan Fungsinya Ciri-ciri penelitian ilmiah sebagai berikut.
  • Penelitian ilmiah dilakukan melalui prosedur sistematis, yaitu dengan menggunakan pembuktian yang meyakinkan berupa fakta yang diperoleh secara objektif.
  • Penelitian ilmiah merupakan suatu proses yang berjalan terus-menerus sehingga hasil suatu penelitian selalu dapat disempurnakan atau dilanjutkan lagi oleh peneliti lain.
Baca juga
Penelitian Sosial Secara Sederhana
Fungsi penelitian ilmiah sebagai berikut.
  • Fungsi verifikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
  • Fungsi eksploratif atau penjajagan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menemukan sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu.
  • Fungsi development atau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
Berdasarkan tempat pengumpulan data, penelitian ilmiah dapat dilakukan di laboratorium, perpustakaan, dan lapangan.

Berdasarkan tingkat analisis yang direncanakan peneliti untuk data yang hendak dikumpulkan, penelitian ilmiah dapat dikelompokkan sebagai berikut.
  • Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya menyajikan rincian lebih lanjut dari informasi yang ada. Dalam penelitian deskriptif, pertanyaan dimulai dengan kata tanya: bagaimana.
  • Penelitian eksploratif adalah penelitian yang berupaya mendapatkan informasi mendasar tentang permasalahan atau keadaan yang jarang atau belum pernah diteliti. Peneliti merencanakan penelitiannya tanpa merumuskan hipotesis secara khusus. Dalam penelitian ini, pertanyaan sering dimulai dengan kata tanya: apa.
  • Penelitian prediksi adalah penelitian ilmiah yang berupaya menggambarkan atau menjelaskan apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.
  • Penelitian eksplanasi adalah penelitian ilmiah yan berupaya menganalisis hubungan antarvariabel yang diteliti. Penelitian eksplanasi memiliki hipotesis dan dirancang untuk menjelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi. Pertanyaan peneliti sering dimulai dengan kata tanya: mengapa.

3.  Objek Penelitian

Objek penelitian sosiologi adalah masyarakat dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses yang timbul akibat hubungan manusia di dalam masyarakat. Penelitian sosiologi dapat dilakukan dengan metode historis, metode komparatif (perbandingan), metode statistik, metode sosiometri, dan studi kasus. Metode sosiometri digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis hubungan antarmanusia dalam masyarakat secara kuantitatif.

Pada tahap perencanaan pembangunan, hasil penelitian sosiologi diperlukan, antara lain untuk menentukan hal-hal sebagai berikut.
  • Kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat.
  • Lembaga sosial dan pelapisan sosial untuk mengetahui macam dan aspeknya.
  • Pola interaksi sosial untuk menciptakan suasana yang mendukung pembangunan.
  • Kebudayaan untuk mengetahui hal-hal yang berintikan nilai.
Pada tahap penerapan atau pelaksanaan pembangunan, hasil penelitian sosiologi diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut.
  • Mengidentifikasi kekuatan sosial di masyarakat.
  • Mengetahui perubahan sosial yang terjadi di masyarakat penyebab dan aspeknya.

B. SUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL   

Penentuan Topik Penelitian

Penelitian adalah seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui, mengkaji, dan mengambil fungsi terhadap sesuatu yang menjadi objek dalam rangka memperoleh pengetahuan dasar atau dalil untuk pengembangan suatu ilmu pengetahuan.

Hal-hal yang penting dalan penelitian sebagai berikut.
  • Penelitian bermutu selalu berpangkal tolak pada pemikiran yang tepat dan jelas.
  • Kemampuan dan keterampilan berbahasa mempunyai pengaruh yang besar terhadap menarik dan tidaknya isi penelitian.
  • Peneliti memerlukan pengetahuan yang cukup tentang objek yang diteliti.
Manfaat suatu penelitian sebagai berikut.
  • Penerapan suatu pengetahuan dan dalil atau hukum yang sudah dimiliki peneliti sebelumnya.
  • Pengembangan wawasan ilmu dan ruang lingkup ilmu pengetahuan tertentu yang dikembangkan.
Peneliti dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan keterampilan yang bersifat khusus pada bidang atau subbidang pengetahuan tertentu.

Peneliti dapat memperoleh hukum atau dalil yang besar manfaatnya bagi orang banyak.

Sumber dan Topik Penelitian

Topik adalah suatu masalah atau pokok pembicaraan yang akan dibuat atau dibahas dalam penelitian. Jadi, sebelum mengadakan penelitian ilmiah atau mengarang, peneliti harus ditentukan dahulu topiknya.

Topik dapat dicari di mana-mana karena sumbernya banyak dan berlimpah. Pengalaman individual, kreasi imajinatif, dan penyelidikan sesuatu merupakan sumber topik yang luas.

Agar terhindar dari kesulitan memperoleh topik, seorang peneliti harus memperhatikan petunjuk berikut.
  • Menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar, membaca, dan mengalami sendiri berbagai peristiwa.
  • Rajin mengamati sesuatu yang terjadi di sekeliling kita.
  • Mengembangkan daya khayal, imajinasi, dan kreativitas.
  • Mengadakan diskusi dan tukar pendapat untuk melatih mengemukakan pendapat.
  • Memilih topik yang menarik dan ada kemampuan mengerjakan penelitian dan penulisan.
  • Tidak membuat topik yang terlalu umum dan luas. b. Pembatasan Topik
  • Topik yang terlampau umum, luas, dan tidak sesuai dengan kemampuan, ruang lingkupnya dapat dibatasi dengan cara sebagai berikut.

Menurut Waktu, Periode, Atau Zaman

Topik : seni lukis pada zaman pembangunan, lebih khusus daripada

topik : sejarah seni lukis di Indonesia.

Menurut Tempat

Topik : Indonesia lebih khusus daripada Asia; topik : Pulau Sumatera

lebih khusus daripada topik: tanah air Indonesia; topik: Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur.

Menurut Aspek Khusus-Umum

Topik : pengaruh kebijaksanaan kenaikan harga BBM terhadap masyarakat dapat dikhususkan menjadi pengaruh kebijaksanaan kenaikan harga BBM terhadap usaha angkutan.

Menurut Objek Materi dan Objek Formal

Objek materi adalah bahan yang dibicarakan, sedangkan objek formal adalah dari mana bahan itu ditinjau. Topik: perkembangan pers di Indonesia, dapat dikhususkan menjadi perkembangan pers di Indonesia ditinjau dari segi kebebasannya. Perkembangan pers di Indonesia merupakan objek materi, sedangkan ditinjau dari segi kebebasannya merupakan objek formal sebab sudut pandangnya difokuskan pada segi kebebasan pers belaka.

Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia

Topik pembangunan di Indonesia dapat dibatasi menjadi pembangunan ekonomi di Indonesia.

Menurut Hubungan Klausal (Sebab-Akibat)

Topik : transmigrasi di Indonesia, dapat dijadikan lebih spesifik menjadi beberapa hal yang mendorong timbulnya urbanisasi di Indonesia. Pengkhususan dilakukan berdasarkan hubungan sebab akibat.

Merumuskan Masalah dan Memilih Pertanyaan Penting Dalam Penelitian

Rumusan masalah berisi pertanyaan tentang hal-hal yang akan dicari jawaban melalui kegiatan penelitian dan bermanfaat untuk menegaskan hal-hal utama yang akan diteliti. Untuk mempercepat dan mempermudah mencari data dalam penelitian, perlu dipersiapkan beberapa pertanyaan penting. Pertanyaan tersebut harus menunjang dalam melengkapi data yang diperlukan.

Contoh :

Pertanyaan dalam penelitian masalah kependudukan, antara lain sebagai berikut.
Berapakah jumlah anak bapak/ibu dan berapa umurnya masing-masing?
Di manakah anak-anak sekolah?
Apabila anak-anak ada yang sudah bekerja, di manakah mereka bekerja?
Apakah pekerjaan bapak/ibu dan berapakah gaji bapak/ibu per bulan?
Apakah ada usaha lain dalam meningkatkan pendapatan keluarga?
Apakah bapak/ibu ikut program KB dan jenis kontrasepsi apakah yang digunakan?
Apakah alasan bapak/ibu ikut KB?
Sebutkan (bila ada) masalah dalam mengikuti KB!
Sebutkan kepentingan bapak/ibu dalam ikut KB!
Sebutkan masalah lingkungan yang ada di sekitar rumah bapak/ibu dan bagaimanakah usaha mengatasinya!

3.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian dimaksudkan sebagai jawaban yang ingin ditemukan dari suatu penelitian. Perumusan tujuan penelitian harus sejalan dengan perumusan penelitian.

Manfaat penelitian perlu dikemukakan agar diketahui hasil yang hendak dicapai dari penelitian dan untuk siapa hasil penelitian itu digunakan.

Keterkaitan antara rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian dapat dilihat contoh berikut.

Rumusan masalah penelitian :

Berapakah persentase desa A yang menggangur (tidak bekerja)?

Tujuan penelitian :

Untuk mengetahui persentase penduduk yang bekerja dan tidak bekerja.

Manfaat penelitian:

Untuk pedoman bagi usaha mengatasi pengangguran.

4.  Tinjauan Kepustakaan Atau Studi Kepustakaan

Setiap rancangan penelitian memerlukan penelaahan kepustakaan.

Bobot rancangan penelitian akan tercermin dari tinjauan kepustakaan.

Fungsi tinjauan kepustakaan sebagai berikut.
  • Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang dibuat.
  • Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga menguasai masalah dengan baik.
  • Menghindari terjadinya suatu pengulangan penelitian.
  • Mempertajam konsep dan memudahkan perumusan hipotesis.

5.  Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pendapat yang sifatnya masih sangat sederhana karena belum diuji oleh kenyataan di lapangan.
  • Hipotesis yang dimunculkan di lapangan disebut hipotesis induktif.
  • Hipotesis yang dimunculkan dari teori disebut hipotesis deduktif.
Penelitian yang berpijak pada hipotesis dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Pada penelitian yang tidak berpijak pada hipotesis, tidak bertujuan menguji hipotesis, tetapi mencari jawaban atas pertanyaan dalam rumusan penelitian.

Syarat-syarat dalam merumuskan hipotesis adalah :
  • kalimat harus jelas dan tidak bermakna ganda;
  • kalimat disusun berdasar kalimat berita, bukan kalimat tanya; dan
  • dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujian.
Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah :
  • dapat menjelaskan masalah secara rasional;
  • dapat diterima dengan akal sehat;
  • dapat diuji kebenarannya;
  • konsistensi dengan teori yang dibuat;
  • dinyatakan sederhana dan singkat; dan
  • menyatakan hubungan di antara variabel yang dipermasalahkan.
Berdasarkan isi dan rumusannya ada dua macam hipotesis.
  1. Hipotesis Kerja, Alternatif, Atau Asli (Ha)
  2. Hipotesis kerja, alternatif, atau asli adalah hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti baik yang bersifat relasional maupun deskriptif.
Contoh : Perpindahan penduduk lebih tinggi di daerah yang tingkat kepadatan penduduknya semakin besar.

Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis nol adalah hipotesis yang menggunakan statistik untuk menguji kebenarannya. Hipotesis nol merupakan formulasi terbalik dari hipotesis kerja.

Contoh : Tidak terdapat perbedaan perpindahan penduduk di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah.

6.  Subjek (Sampel Penelitian)

Pengertian Subjek (Sampel) dan Tujuan Sampel

Sampel adalah objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang diperlukan sebagai wakil dari populasi yang ada.

Tujuan pengambilan sampel untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan validitas yang masih tetap terjaga secara baik.

Penentuan sampel dalam penelitian sangat penting. Oleh karena itu, perlu dijelaskan agar kebenaran suatu penelitian tetap terjaga.

Populasi tergantung pada objek atau sasaran penelitian. Populasi dapat berupa sejumlah manusia ataupun aktivitas manusia. Ciri khas suatu wilayah dapat digunakan untuk menguatkan populasi sebab penegasan populasi berarti penegasan batasan-batasan mengenai luasnya sehingga dapat memberikan validitas data utama untuk mencapai reliabilitas generalisasi sampel yang dibuat. Sebaliknya, populasi dalam penelitian yang meragukan menyebabkan data menjadi kabur dan tujuan kurang tercapai.

Pertimbangan Dalam Menggunakan Sampel

Populasi dan sampel merupakan bagian penting dalam penelitian walaupun tidak selamanya sampel itu harus ada. Artinya, sampel itu ada kalau diperlukan untuk memudahkan penelitian. Oleh karena itu, penelitian harus mempunyai permasalahan dan tujuan yang jelas. Jika melibatkan sejumlah orang harus diputuskan terlebih dahulu kerangka konsepsionalnya sebagai batasan operasional dalam menentukan :
  • apakah penelitian yang dilakukan akan meliputi keseluruhan populasi
  • apakah hanya akan mencari dan mengambil sebagian populasi.
Beberapa pertimbangan dalam memutuskan perlu tidaknya menggunakan sampel adalah sebagai berikut.

Besarnya Populasi

Jika populasi yang diambil cukup besar, penggunaan sampel sangat diperlukan.

Biaya yang Tersedia

Jika dana yang tersedia kurang memadai untuk menjangkau populasi perlu digunakan sampel.

Sarana dan Prasarana yang Tersedia

Apabila sarana, prasarana, dan transportasi untuk menjangkau responden sulit dilakukan, sampel diperlukan.

Waktu dan Tenaga yang Tersedia

Perlu diperhatikan waktu dan tenaga yang tersedia untuk mendapatkan data. Apabila waktu penelitian singkat dan tenaga yang tersedia terbatas perlu digunakan sampel.

Bebas dari Sifat Bias

Di dalam pengambilan sampel harus diusahakan agar sampel yang terbentuk bebas dari sifat memihak atau bias.

Pengambilan sampel harus dilaksanakan secara hati-hati agar keterangan yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi. Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut.
  • Menentukan bentuk atau jenis sampel yang paling efisien dan menghasilkan keterangan paling saksama.
  • Menentukan cara pengambilan sampel dan menentukan siasat penarikan anggota sampel sehingga sampel bias (sifat memihak yang terdapat di dalam sampel) dapat dihindarkan.
  • Mempertegas hal-hal yang harus diselidiki, yaitu keterangan apa yang akan dikehendaki, bilamana keterangan itu diperlukan, dan bagaimana tinggi kesaksamaan keterangan yang diinginkan.
  • Menyusun kuesioner, formulir wawancara, atau daftar pertanyaan yang akan dipakai langsung oleh penginterview.
  • Memasukkan anggota populasi ke dalam sampel.
  • Memeriksa data yang terkumpul terlebih dahulu sebelum memperoleh keterangan dari dalamnya.
  • Menyusun hasil penarikan sampel ke dalam daftar dan grafik agar data tersebut lebih mudah ditafsirkan apabila tidak ada lagi kekurangan dan kesalahan.

Cara Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel secara random (random sampling), harus memakai cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dimasukkan menjadi anggota sampel.

Di dalam random sampling, kalau menarik anggota sampel dari seluruh populasi tanpa memakai aturan disebut unrestricted sampling (penarikan sampel tak terbatas).

Di bawah ini disajikan suatu cara pengambilan sampel. Mula-mula sampel dibagi atas dua bagian yang dibentuk menurut aturan yang bergantung pada jalannya penarikan sampel.

Sampel Tetap (Fixed Sampling Design)

Sampel tetap adalah cara pengambilan sampel yang dibentuk mengikuti aturan tertentu. Aturan itu tidak akan diubah selama penarikan sampel. Jenis sampel tetap, antara lain sebagai berikut.

Sampel tak terbatas (unrestricted random sampling) adalah sampel yang anggotanya dipilih langsung dari seluruh populasi dengan tidak membagi populasi itu lebih dahulu atas kelas atau golongan. Penarikan anggota populasi ke dalam sampel dilakukan dengan memakai cara sebagai berikut.
  • Cara sederhana adalah cara penarikan sampel dengan memberi nomor setiap anggota populasi dan anggota sampel dipilih dengan memakai nomor random.
  • Cara sistematis adalah sampel yang ditarik dengan memasukkan anggota populasi terlebih dahulu di dalam suatu daftar atau bentuk deretan lain. Setelah menentukan dari mana memulai, anggota sampel dipilih dengan memakai interval tertentu.
  • Sampel terbatas (restricted sampling) adalah sampel yang dibentuk dengan membagi populasi atas bagian atau golongan. Selanjutnya, dari bagian tersebut dipilih beberapa anggota sampel atau golongan secara random. Dari golongan yang terpilih, sebagian besar atau seluruh anggota dimasukkan menjadi anggota sampel. Bentuk sampel terbatas sebagai berikut.
  • Sampel bertingkat banyak adalah sampel yang terbentuk dengan menarik sampel kecil dari golongan yang terpilih dengan menggunakan probabilitas yang sama dan probabilitas sebanding dengan ukuran relatif.
Probabilitas yang sama, artinya dari setiap golongan itu dipilih sejumlah anggota untuk dimasukkan ke dalam sampel dan setiap anggota golongan tersebut mempunyai probabilitas yang sama untuk dimasukkan ke dalam subsampel.

Probabilitas yang sebanding dengan ukuran relatif atau besar relatif dari golongan tersebut. Misalnya, salah satu golongan mempunyai 50 persen dari anggota populasi seluruhnya. Jadi, besar relatif golongan tersebut adalah 50 persen sehingga probabilitas setiap anggota golongan dua kali probabilitas anggota golongan kedua yang terdiri atas 25 persen dari seluruh populasi untuk dimasukkan ke dalam sampel.

Sampel berstrata adalah sampel yang terbentuk dengan membagi populasi atas tingkat-tingkat atau kelas-kelas. Anggota sampel ditarik dari setiap kelas sehingga setiap kelas diwakili di dalam sampel. Banyaknya anggota sampel yang berasal dari setiap kelas ada kemungkinan sebagai berikut.
  • Tidak tergantung pada besarnya stratum, misalnya setiap stratum diwakili oleh sejumlah anggota yang sama banyaknya dengan tidak memperhatikan perbedaan yang terdapat pada strata.
  • Sebanding dengan besar relatif setiap kelas dan besarnya penyebaran yang terdapat di dalam setiap stratum.
  • Sebanding dengan besar relatif setiap kelas.
  • Cluster sample adalah sampel yang ditarik dengan cara memilih secara random beberapa strata. Seluruh anggota strata yang terpilih atau sebagian besar dimasukkan ke dalam sampel. Jadi, dapat dikatakan unsur kerandoman dimasukkan sewaktu memilih strata yang akan diwakili hanya di dalam sampel, bukan memilih anggota.

2) Sampel yang Dibentuk Menurut Aturan (Sequential Sampling)

Di dalam penarikan sampel ini, sebuah sampel yang random berukuran kecil ditarik dan dianalisis dahulu. Sesudah menganalisis sampel kecil, dapat ditentukan apakah penarikan sampel yang lebih besar masih perlu dilakukan. Apabila masih perlu dilakukan lagi haruslah ditentukan berdasarkan hasil analisis sampel kecil tadi. Sequential sampling dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut.

Sampel yang ditarik secara bertingkat. Dalam hal ini, sampel ditarik berkali-kali. Setiap sampel yang baru ditarik digabungkan dengan sampel yang ditarik sebelumnya. Misalnya, untuk maksud tertentu, ditarik sampel yang berukuran 50. Sesudah menganalisis sampel ini, apabila masih diragukan kesaksamaannya, ditarik sebuah sampel lagi yang berukuran 50 dan digabungkan ke dalam sampel yang pertama. Jadi, sampel menjadi berukuran 100 dan kemudian dianalisis.

Dengan mengamati satu per satu anggota populasi, pengamatan dilakukan terus-menerus sehingga keterangan yang diperoleh dirasa cukup memuaskan.

Beberapa Sampling Terpenting

Stratified Sampling

Pengambilan sampel ini dilaksanakan untuk populasi yang mengandung strata, yaitu golongan atau kelas yang berupa tingkat atau lapisan. Sampel yang dibentuk harus merupakan perwakilan seluruh golongan. Artinya, setiap stratum harus terwakili dalam sampel sehingga sampel itu benar-benar merupakan gambaran yang baik dari sebuah populasi. Unsur kerandoman haruslah dimasukkan dalam sampel itu pada saat pemilihan anggota strata.

Bentuk stratified sampling sebagai berikut.

  1. Area sampling adalah sampel yang diperoleh dengan mensampel daerah. Misalnya, suatu negara yang dibagi atas 50 daerah dipilih beberapa daerah secara random untuk dijadikan sampel. Daerah yang terpilih dibentuk lagi menjadi beberapa subsampel, yaitu bagian dari sampel yang mewakili daerah itu. Dengan menggabungkan semua subsampel terbentuklah sampel yang diinginkan. Ada kalanya dibentuk sampel dengan memakai semua atau sebagian besar anggota daerah yang terpilih sebagai anggota sampel. Di dalam hal itu berarti dilakukan cluster sampling.
  2. Quota sampling adalah cara penarikan sampel dengan menentukan stratanya berdasar sifat-sifat yang dianggap mempunyai pengaruh paling besar terhadap variabel yang akan diselidiki. Jumlah anggota yang diambil dari setiap stratum ditentukan terlebih dahulu dengan cara setiap stratum ditentukan quotum lebih dahulu. Dasar penentuan quotum, antara lain dengan alasan geografis, ekonomis, dan sosiologis.
  3. Sampel sebanding adalah penarikan sampel dengan cara proporsional quota sample diperoleh dengan mengambil anggota strata sedemikian rupa sehingga setiap stratum diwakili oleh sejumlah anggota yang sebanding dengan besarnya stratum itu. Jumlah anggota yang mewakili stratum ke-k di dalam sampel adalah sebagai berikut.

Pk = jumlah anggota yang terdapat di dalam stratum ke-k.

=  jumlah anggota populasi seluruhnya.

= banyaknya anggota yang dimasukkan ke dalam sampel yang biasanya dinamakan besar sampel.

Purposive Sampling

Suatu cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Anggota sampel dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang dibentuk mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi. Dalam penarikan sampel, unsur random selection tidak dibiarkan bekerja penuh, tetapi dicoba dengan mempengaruhi pembentukan sampel. Misalnya, sebuah sampel dihitung sehingga harga rata-rata hitung sampel sama dengan harga rata-rata hitung populasi. Setiap mengamati dan mempertimbangkan apakah satu anggota akan dimasukkan dalam sampel pengambilan keputusan harus melihat ke arah mana harga rata-rata hitung sampel dipengaruhi penambahan anggota ke dalam sampel. Sebuah anggota akan dimasukkan ke dalam sampel apabila masuknya anggota tersebut akan mendekatkan harga rata-rata hitung sampel pada harga rata-rata hitung populasi. Apabila dimasukkannya sebuah anggota ke dalam sampel menjauhkan harga rata-rata hitung sampel dari harga rata-rata hitung populasi, anggota tersebut tidak akan dimasukkan ke dalam sampel.

Double Sampling

Double sampling dimulai dengan sebuah sampel kecil untuk dapat memperoleh keterangan yang diinginkan. Apabila keterangan yang diinginkan tidak diperoleh dari sampel yang kecil atau kalau kesaksamaan keterangan disangsikan, harus ditarik lagi anggota populasi untuk dimasukkan ke dalam sampel. Oleh karena itu, kita sekarang mempunyai sebuah sampel yang lebih besar yang diharapkan dapat memberi keterangan yang lebih saksama.

7.  Jenis Data yang Dikumpulkan

Pengertian dan Macam Data

Data adalah semua faktor yang terpakai dalam proses penelitian. Dapat dikatakan juga bahwa data adalah suatu faktor dalam wujud hasil pengukuran.

Data yang diperoleh secara langsung dari objek ataupun responden disebut data primer, sedangkan data yang diperloleh dari kepustakaan atau literatur disebut data sekunder.

Dalam penelitian, data dapat dikelompokkan menjadi dua macam.
  1. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian seperti prasasti, buku-buku, dan piagam. Data ini banyak digunakan dalam penelitian deskriptif, filosofis, dan historis.
  2. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka. Data ini sangat penting dan umum digunakan dalam berbagai penelitian yang penyelesaiannya menggunakan metode statistik. Data kuantitatif, misalnya jumlah murid, tenaga administrasi, guru, persentase absensi, serta persentase lulusan.
Jenis data dalam dunia statistik menurut Achmadi, antara lain sebagai berikut.
  • Data diskrit adalah data yang hanya mempunyai sejumlah nilai yang terbatas (bilangan asli) dan bila berupa angka selalu berupa bilangan utuh. Nilai diskrit yang tidak berupa angka, misalnya nilai benar dan salah.
  • Data kontinu adalah data yang mempunyai nilai berupa pecahan, misalnya pengukuran panjang, luas, isi, waktu, dan berat.
  • Data intern adalah data yang asalnya diusahakan sendiri.
  • Data ekstern adalah data yang didapat dari orang lain atau hanya mengutip.

Syarat Data

Untuk kepentingan penelitian ilmiah, data sangat diperlukan. Suatu data akan berharga apabila betul-betul sesuai atau mendekati keadaan yang sebenarnya (valid). Jangan mengadakan penganalisisan data yang tidak benar. Sebelum diolah, data harus dicek kebenaran atau kesesuaian dengan kenyataan.

Data yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut.
  • Data tersedia tepat waktu sehingga mudah didapat dan dapat digunakan.
  • Data dapat dipercaya yang berarti sesuai dengan sesungguhnya.
  • Pendekatan Utama Dalam Penelitian
  • Pendekatan Utama Dalam Penelitian
  • Dalam penelitian ada dua pendekatan utama.
  • Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang berupa angka.
Contoh:
  • Penduduk kota Padang berjumlah 175.000 jiwa.
  • Jumlah petani di desa Sukamaju 6.850 orang.
  • Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang tidak dinyatakan dengan angka.
Contoh :
  • Siswa kelas 3 SMA IPA 1 rajin.
  • Laut itu dalam.
Di lapangan, wujud data dapat berupa keadaan atau kenyataan, kejadian fakta, dokumen arsip, informasi, dan kepustakaan.

Responden

Responden adalah semua orang baik secara individu maupun kolektif yang akan dimintai keterangan yang diperlukan oleh pencari data.

Bagi seorang peneliti, proses pengumpulan data dari responden baik melalui angket, kuesioner, atau wawancara langsung betul-betul harus teliti.

Kemampuan responden sedikit banyak mempengaruhi jawaban atau informasi yang diberikan, terutama kalau pertanyaan menyangkut nama baik daerah atau pernyataan yang bersifat sensitif.

Kelemahan :

Apabila pengetahuan di bidang penelitian sangat terbatas menyebabkan pengembangan lebih lanjut kurang sehingga kurang luas.

Peneliti seolah-olah hanya berkonsentrasi pada jawaban dalam mengupayakan untuk menyalinnya.

Berpengaruh psikologis pada responden sehingga timbul kesan diperiksa atau diinterogasi.

Pencatatan data dari responden dapat dilakukan dengan dua cara.

1) Wawancara Secara Langsung

Pada saat wawancara langsung, pewawancara melontarkan pertanyaan yang memerlukan ingatan baik untuk bertanya maupun menyalin hasil jawaban responden.

Keuntungan wawancara langsung, antara lain sebagai berikut.
  • Dapat mengembangkan pertanyaan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang seluas-luasnya.
  • Suasana pembicaraan akan lebih mengena dan terarah sebagaimana pembicaraan sehari-hari.
  • Responden merasa lebih diperhatikan dan dihormati sebab setiap pembicaraan tampak diperhatikan langsung.
Kelemahan wawancara secara langsung, antara lain sebagai berikut.
  • Kalau tidak segera dilakukan pencatatan akan banyak hal-hal yang tertinggal karena kelupaan.
  • Secermat apapun daya ingat seseorang, kemungkinan besar ada yang terlupakan.
  • Kalau pengetahuan materi penelitian terbatas, sulit untuk memformulasikan kembali hasil wawancara.

2) Wawancara Dengan Alat Bantu

  • Alat bantu yang digunakan dalam wawancara misalnya, tape recorder.
  • Keuntungan wawancara dengan alat bantu menurut Soerjono Soekanto sebagai berikut.
  • Semua hasil pembicaraan dapat dicatat dengan sempurna.
  • Mudah untuk menuangkan kembali ke dalam hasil wawancara tertulis.
  • Dapat mengembangkan dalam bentuk pertanyaan spontan guna mendapatkan data sebanyak-banyaknya.
  • Setiap soal dapat didengarkan kembali apabila dirasa ada kekurangan atau kejanggalan atas data yang telah tertulis.
  • Tidak begitu memikirkan cara memfokuskan kembali sebagai hasil penelitian.
Kelemahan wawancara dengan alat bantu sebagai berikut.
  • Memerlukan modal tambahan atau peralatan.
  • Dapat menimbulkan efek psikologis bagi responden, terutama yang jarang berhadapan dengan cara demikian.
  • Diperlukan waktu khusus untuk mendengarkan kembali pembicaraan dari awal sampai akhir untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

Wawancara Tidak Langsung

Teknik wawancara tidak langsung adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi tidak langsung, misalnya lewat angket atau kuesioner dan mengikuti persidangan lewat pers.

Keuntungan wawancara melalui metode angket sebagai berikut.
  • Angket dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
  • Peneliti tidak perlu hadir sebab daftar angket dapat dikirim melalui pos.
  • Responden bebas menjawab, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
  • Angket dapat dijawab oleh responden menurut waktu yang tersedia.
Pedoman yang digunakan untuk membuat pertanyaan pada angket adalah sebagai berikut.
  • Bahasa dan kata-kata yang digunakan mudah dipahami.
  • Kalimat yang digunakan pendek dan mudah diperbarui.
  • Setiap pertanyaan hanya menanyakan satu hal.
  • Pertanyaan harus dihindarkan dari penggunaan praduga yang belum tentu benar.
  • Pertanyaan harus dihindarkan dari hal-hal yang dapat menimbulkan kecurigaan dan permusuhan.
  • Pertanyaan harus dihindarkan dari hal-hal yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
  • Pertanyaan harus dihindarkan dari pengertian ganda.
  • Pahami bahwa setiap responden memiliki pengetahuan dan kepandaian yang berbeda-beda.
  • Pertanyaan dimulai dari yang mudah ke pertanyaan yang sulit.
  • Pertanyaan yang memerlukan jawaban bersifat pribadi hendaknya ditempatkan bagian yang terakhir.
  • Perlu kata pengantar yang berisi tujuan dan harapan peneliti.
Demikianlah postingan yang kami bagikan mengenai Merancang Metode Penelitian Sosial. Semoga bermanfaat dan dengan adanya artikel di atas, anda tidak salah lagi dalam merancang sebuah metode penelitian berbagai macam kegiatan sosial.

0 Response to "Merancang Metode Penelitian Sosial"

Posting Komentar

-->