Apakah kalian pernah membersihkan area dan peralatan dapur? Bagaimana cara membersihkannya? Membersihkan area dan peralatan dapur setelah digunakan memiliki banyak manfaat. Apa saja manfaat tersebut? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak pembahasan pada bab ini.
A. Area dan Peralatan Dapur
Dapur merupakan tempat yang digunakan untuk mengolah makanan dalam skala rumah tangga, hotel, restoran ataupun usaha jasa boga lainnya. Sebagai tempat untuk mengolah makanan, kebersihan dapur perlu diperhatikan, baik area dapur maupun peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan. Dapur yang tidak bersih menyebabkan makanan yang diolah memiliki risiko terkontaminasi kotoran lebih tinggi. Kontaminasi tersebut dapat berasal dari debu, sisa makanan yang mengering, busuk, berjamur, atau mengandung bakteri patogen. Oleh karena itu, kebersihan dapur dan peralatannya harus terjaga.
Higiene dan sanitasi berkaitan dengan praktik kebersihan. Bersih merupakan keadaan yang menunjukkan suatu tempat atau alat bebas dari kotoran yang terlihat mata. Kotoran yang dimaksud dapat berupa debu, sisa makanan, dan sampah. Pembersihan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjadikan ruangan atau alat menjadi bersih. Adapun sanitasi merupakan keadaan ruangan atau alat yang tidak hanya bersih dari kotoran yang terlihat mata, tetapi juga terhindar dari bakteri, virus ataupun zat kontaminan yang tidak terlihat mata.
Kegiatan pembersihan area dan peralatan dapur penting dilakukan untuk menjaga higiene dan sanitasi. Higiene dan sanitasi yang terjaga memiliki banyak manfaat, misalnya ruangan dan alat siap digunakan dalam keadaan efektif dan efisien, menghemat biaya, menjaga agar masa pakai alat menjadi lebih lama, mencegah risiko higiene, mencegah keracunan makanan, dan mencegah kecelakaan kerja.
B. Bahan Pembersih dan Bahan Saniter
Bahan apa yang biasanya kalian gunakan untuk mencuci peralatan dapur di rumah? Apakah kalian menggunakan sabun cuci atau abu gosok? Kedua bahan tersebut termasuk dalam bahan pembersih. Bahan pembersih dibutuhkan untuk membersihkan area, perlengkapan, dan peralatan dapur.
Bahan pembersih merupakan zat campuran dari beberapa bahan kimia yang dapat membantu mengangkat dan membersihkan kotoran pada suatu benda. Setiap bagian dari area ataupun peralatan dapur terbuat dari bahan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemilihan bahan pembersih untuk membersihkan area dan alat dapur perlu diperhatikan. Kesalahan pemilihan bahan pembersih dapat merusak peralatan dapur.
Menurut Simanjuntak (2013), beberapa pertimbangan dalam memilih bahan pembersih untuk area ataupun alat dapur sebagai berikut.
1. Ekonomis
Ekonomis berarti tidak membutuhkan banyak biaya untuk membeli bahan tersebut, mendistribusikan, dan menyimpannya.
2. Tidak Beracun
Hindari memilih bahan pembersih yang mengandung bahan beracun bagi tubuh. Selain itu, hindari bahan pembersih yang dapat bereaksi dengan alat yang dibersihkan dan menimbulkan senyawa kimia berbahaya bagi tubuh.
3. Tidak Korosif
Korosif merupakan sifat suatu zat yang berdampak negatif terhadap bahan lain. Korosif dapat menyebabkan benda lain hancur dan rusak atau berubah. Hindari pemilihan bahan pembersih yang bersifat korosif agar tidak menimbulkan banyak kerugian.
4. Tidak Lengket
Pilihlah jenis bahan pembersih yang tidak lengket. Tujuannya agar tidak meninggalkan jejak di permukan alat yang dibersihkan. Dengan demikian, peralatan tersebut akan awet dan tidak rusak.
5. Terukur
Bahan pembersih yang dipilih sebaiknya dapat diukur dengan mudah. Dengan demikian, penggunaan bahan pembersih saat proses pembersihan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
6. Stabil dalam Penyimpanan
Stabil dalam penyimpanan berarti bahan pembersih tidak berubah dari bentuk, warna, tekstur, dan fungsi saat disimpan.
7. Larut dalam Air
Air merupakan bahan pelarut utama yang digunakan dalam proses pembersihan. Oleh karena itu, pilihlah bahan pembersih yang dapat larut dalam air agar proses pembersihan dapat dilakukan secara efektif.
8. Mengurangi Tegangan Permukaan Air/Bahan Pembasah
Tegangan permukaan air merupakan gaya atau tarikan ke bawah yang menyebabkan permukaan air bereaksi, benda dalam keadaan tegang, dan pemukaan seperti ditutupi oleh suatu lapisan. Bahan pembersih yang dicampurkan pada air menyebabkan tegangan permukaan air menurun sehingga air dapat menempel dan mengangkat kotoran pada peralatan yang dibersihkan dengan lebih baik.
9. Pelembut/Pelunak Air
Pilihlah bahan pembersih yang mengandung zat pelembut/pelunak air. Pelunak air berfungsi mengendapkan kalsium dan magnesium dalam air. Air yang mengandung kalsium dan magnesium tinggi disebut air sadah. Proses pencucian menggunakan air sadah akan menyebabkan pemborosan dalam penggunaan sabun karena busa sabun yang dihasilkan menjadi lebih sedikit.
10. Mengelmusi, Mendispersikan, serta Mensuspensikan Lemak dan Minyak
Pemilihan bahan pembersih untuk membersihkan peralatan dapur perlu memperhatikan efektivitasnya dalam mengemulsikan lemak dan minyak. Cara kerja bahan pembersih adalah melepaskan kotoran (lemak dan minyak) dengan cara mendispersi serta mengemulsi kotoran tersebut dengan bantuan gosokan (tangan/menggunakan sabut). Melalui upaya tersebut kotoran dapat terlepas dari permukaan alat.
Adapun jenis-jenis bahan pembersih yang sering digunakan di dapur dapat dilihat pada tabel berikut.
Selain bahan pembersih, kalian perlu mengenal bahan saniter. Apa yang kalian ketahui tentang bahan saniter? Bahan saniter merupakan bahan yang digunakan untuk mematikan atau menghilangkan mikroba berbahaya, seperti bakteri patogen (bakteri berbahaya), jamur, atau kapang yang berbahaya. Untuk mensanitasi peralatan makan, pilihlah bahan saniter yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Bahan saniter biasanya digunakan setelah peralatan dicuci menggunakan bahan pembersih.
Menurut Sumiyati (2013), cara melakukan sanitasi menggunakan bahan saniter sebagai berikut.
1. Sanitasi dengan Suhu (Thermal Sanitizing)
Sanitasi jenis ini dilakukan menggunakan suhu tinggi, biasanya berupa air panas atau uap air panas. Suhu yang tinggi akan mematikan bakteri patogen.
2. Sanitasi dengan Radiasi (Radiation Sanitizing)
Metode sanitasi ini akan membunuh mikroba berbahaya dengan pancaran sinar gama atau ultraviolet.
3. Sanitasi dengan Bahan Kimia (Chemical Sanitizing)
Bahan kimia tertentu dapat dipilih untuk keperluan sanitasi peralatan. Contoh bahan saniter yang terbuat dari bahan kimia antara lain chlor, idoium, dan quarternary ammonium. Menurut Sumiyati (2013), bahan saniter yang dipilih untuk keperluan sanitasi pada area ataupun peralatan di dapur dan restoran harus memenuhi beberapa syarat berikut.
a. Memiliki Spektrum Aktivitas yang Luas
Memiliki spektrum aktivitas yang luas, artinya saniter merupakan bahan yang dapat digunakan untuk membunuh berbagai macam bakteri, jamur, dan kapang.
b. Efektif
Bahan saniter harus efektif ketika digunakan. Kemampuan saniter tidak hilang saat digunakan. Artinya, masih ada sisa bahan pembersih atau sabun yang menempel di permukaan alat, masih ada bahan-bahan organik lain yang belum hilang secara sempurna, dan air yang digunakan tingkat keasamannya (pH) tinggi.
c. Tidak Beracun dan Tidak Menyebabkan Iritasi
Sama seperti bahan pembersih, bahan saniter yang digunakan juga harus tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi.
d. Larut dalam Air
Bahan saniter yang digunakan sebaiknya larut dalam air. Hal tersebut karena air merupakan zat cair yang mudah digunakan dan dapat melarutkan berbagai zat lain.
e. Stabil
Bahan saniter yang dipilih untuk mensanitasi ruangan ataupun alat dapur yang stabil, tidak berubah, dan tidak bereaksi selama penyimpanannya.
f. Siap dan Mudah Digunakan serta Tidak Memengaruhi Warna, Bau, dan Rasa Makanan yang Diolah
Bahan saniter juga harus siap digunakan, mudah dalam penggunaannya, dan tidak perlu dicampur dengan bahan kimia lain dengan takaran rumit. Penggunaan bahan saniter juga harus diperhatikan sehingga tidak meninggalkan bekas, baik bau, rasa, maupun warna pada makanan yang disiapkan pada alat yang sudah disanitasi.
g. Murah
Murah berarti adanya kesesuaian kualitas dengan harga yang ditawarkan. Indikator murah dapat dibandingkan dengan bahan saniter merek lain yang sejenis.
C. Penyimpanan Bahan Pembersih dan Bahan Saniter
Bahan pembersih dan bahan saniter tidak dapat disimpan atau diletakkan sembarangan. Tahukah kalian apa alasannya? Bahan pembersih ataupun bahan saniter terbuat dari berbagai bahan kimia yang kadang dapat menyebabkan korosi pada peralatan dengan bahan tertentu atau dapat menyebabkan aroma tidak enak. Oleh karena itu, bahan pembersih dan bahan saniter harus disimpan dengan tepat.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan pembersih dan bahan saniter sebagai berikut.
- Diletakkan pada wadah yang tertutup rapat.
- Tempat penyimpanan tertutup dengan suhu ruang.
- Tempat penyimpanan tidak dilewati banyak orang.
- Setiap wadah bahan pembersih dan bahan saniter diberi label yang jelas dan mudah terbaca.
- Wadah bahan pembersih dan bahan saniter tidak langsung di atas lantai, tetapi diberi jarak.
- Bahan yang memuat gas-gas berbahaya harus diletakkan di ruang tertutup dengan sirkulasi udara yang baik dilengkapi dengan exhaust fan.
D. Prosedur Pembersihan dan Sanitasi di Area Dapur
Kebersihan dapur harus terjaga meskipun pelanggan biasanya tidak memasuki area tersebut. Area dapur yang bersih dan tertata rapi memudahkan juru masak bekerja dengan lebih efektif dan efisien.
Area dapur yang perlu dibersihkan antara lain lantai, meja kerja, ruang penyimpanan bahan makanan (kulkas, rak, dan tempat menyimpan bahan kimia), freezer, bak cuci, saluran air, tempat pembuangan sampah, exhaust fan dan penyaringnya, langit-langit, serta barang-barang yang menempel di tembok. Adapun cara membersihkan area dapur sebagai berikut.
E. Prosedur Pembersihan Peralatan dan Perlengkapan Dapur
Area dapur yang dijaga agar tetap bersih tidak akan ada artinya jika peralatan di dalamnya masih kotor. Oleh karena itu, peralatan dapur perlu dibersihkan secara berkala. Sebelum membersihkan peralatan dapur, kalian perlu mengetahui bahan-bahan peralatan dapur tersebut. Setiap peralatan dapur terbuat dari bahan berbeda. Oleh karena itu, penanganannya juga berbeda-beda.F. Perawatan Alat Dapur
Perawatan alat dapur merupakan bagian dari usaha untuk menjadikan pekerjaan di dapur menjadi efektif dan efisien. Perawatan dasar pada peralatan dapur adalah merawat alat-alat dapur agar selalu dalam keadaan baik, aman digunakan, dan tidak menghambat operasional dapur. Coba bayangkan apabila peralatan dapur yang sering digunakan tidak terawat. Menurut kalian, apa yang akan terjadi?Pada saat menyimpan peralatan kalian harus memperhatikan tata letak peralatan di dapur. Jika diperlukan, kalian dapat memberikan label pada lemari atau rak tempat penyimpanan peralatan tersebut. Setelah menggunakan peralatan, kembalikan pada tempatnya.
G. Penanganan Limbah
Limbah merupakan sisa aktivitas manusia, baik organik maupun anorganik. Limbah organik dapat berupa kulit buah, sayuran, ataupun sisa-sisa makanan. Adapun limbah anorganik biasanya berupa sisa kemasan seperti plastik pembungkus, botol minuman, dan botol kaca bekas.berasal dari aktivitas dapur dapat diolah kembali menjadi berbagai produk
bermanfaat. Beberapa produk tersebut sebagai berikut.
1. Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair merupakan cairan yang dihasilkan dari pembusukan bahan-bahan organik. Dalam proses pembuatan pupuk organik cair tidak ditambahkan bahan-bahan kimia yang berbahaya sehingga aman bagi alam dan lingkungan. Jenis pupuk ini mudah masuk dan meresap ke tanah serta membawa unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik cair dapat dibuat dari sisa sayur, buah, nasi basi, kulit telur, dan sampah dapur organik lainnya.
kecuali tulang.
Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana. Langkah pertama untuk membuat kompos, yaitu menyiapkan wadah besar, tanah, dan limbah dapur organik. Potong-potong limbah organik dalam ukuran kecil. Selanjutnya, masukkan tanah ke dalam wadah dan meratakannya. Masukkan limbah dapur di atas tanah, ratakan, dan tutup lagi bagian atasnya dengan tanah. Tunggu beberapa minggu hingga limbah dapur tersebut terurai.
H. Penanganan Linen
- Gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan jika diperlukan.
- Siapkan tempat untuk meletakkan linen kotor.
- Pisahkan linen sesuai jenisnya dan letakkan di tempat yang telah disediakan.
- Linen tidak perlu dikibaskan.
- Pindahkan linen ke tempat pencucian dengan wadah yang tertutup.
- Cuci tangan setelah menangani linen.
0 Response to "Membersihkan Area dan Peralatan Dapur"
Posting Komentar