-->

Kingdom Animalia Lengkap

Kingdom Animalia Lengkap - Kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan yang mempunyai ciri, bentuk, ukuran, dan struktur tubuh yang sangat beragam. Hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak aktif mencari makan, menghindari predator, atau untuk berkembang biak. Dengan kemampuan ini hewan dapat beradaptasi hampir di semua tempat di Bumi. Saat ini diketahui ada sekitar 9.812.298 jenis hewan dan baru 1.326.239 jenis yang telah diberi nama.

A. Ciri-Ciri Kingdom Animalia

Semua hewan dalam kingdom Animalia mempunyai sel yang bersifat eukariotik, multiseluler, tidak berdinding sel, dan tidak berklorofil. Sel-sel tubuh telah terdiferensiasi secara jelas membentuk jaringan-jaringan. Hewan dapat bergerak aktif seumur hidup atau hanya dalam periode tertentu dalam siklus hidupnya. Hewan bersifat heterotrof dan mencerna makanan dalam sistem pencernaan. Adanya jaringan-jaringan yang berkembang dengan baik membuat hewan lebih leluasa dalam mencari makan atau mengarahkan makanan agar mendekat. Hewan juga mempunyai sistem saraf dan indra yang berkembang dengan baik yang membantu berinteraksi dengan lingkungan dan menanggapi rangsangan dari lingkungan.
Kingdom Animalia Lengkap
Kingdom Animalia Lengkap

Hampir semua jenis hewan pola pertumbuhannya terbatas dan mempunyai bentuk dan ukuran yang sempurna ketika telah dewasa. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual dengan membentuk embrio yang melalui tahap blastula. Berikut ini beberapa struktur tubuh yang digunakan untuk meng-klasifikasikan hewan.

1. Lapisan Jaringan

Semua jenis hewan bermula dari zigot yang aktif melakukan pembelahan sel membentuk morula, blastula, gastrula, dan seterusnya. Pada tahap tertentu, kumpulan sel-sel itu berkembang dan melekuk ke dalam membentuk struktur seperti kantong yang berlapis-lapis. Hewan yang sederhana hanya membentuk dua lapisan tubuh yaitu ektoderm dan endoderm. Hewan yang memiliki dua lapisan tubuh ini disebut hewan diploblastik, misalnya pada filum Porifera dan Coelenterata. Pada kelompok hewan yang lain sel-sel pada zigot berkembang lebih kompleks dan membentuk tiga lapisan tubuh yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Hewan yang mempunyai tiga lapisan tubuh ini disebut hewan triploblastik.

Baca juga

2. Tipe Selom

Selom (coelom) berasal dari bahasa Yunani coiloma yang berarti rongga tubuh. Berdasarkan keadaan selom, hewan dibedakan menjadi aselomata, pseudoselomata, dan euselomata. Hewan yang sederhana biasanya tidak mempunyai rongga tubuh atau selom dan disebut aselomata. Hewan aselomata biasanya tidak mempunyai sistem sirkulasi dan tidak mempunyai anus, contohnya adalah Platyhel-minthes. Hewan euselomata mempunyai selom berupa rongga pada mesoderm yang dilapisi jaringan epitel. Pada beberapa jenis hewan terdapat rongga pada mesoderm yang tidak dilapisi jaringan epitel yang disebut selom semu. Hewan yang mempunyai selom semu disebut pseudoselomata.

3. Simetri

Simetri yang membagi tubuh hewan dibedakan menjadi tiga macam yaitu asimetri, simetri radial, dan simetri bilateral. Hewan asimetri berarti tidak mempunyai kesetangkupan, misalnya Porifera. Hewan yang mempunyai simetri radial biasanya merupa-kan hewan dipoblastik dan cenderung hidup melekat pada substrat atau dapat bergerak ke semua arah. Hewan yang mempunyai simetri bilateral biasanya hewan tripoblastik dan telah mengem-bangkan alat gerak aktif dan bergerak menuju ke satu arah.

4. Perut

Hewan yang paling sederhana misalnya koral/binatang karang mempunyai rongga internal yang berfungsi untuk mencerna makanan, tetapi rongga ini tidak berhubungan dengan mulut dan anus. Meskipun hewan karang telah mempunyai jaringan, tetapi jaringan ini tidak membentuk organ. Hewan ini juga tidak mempunyai sistem saraf dan tidak mempunyai simetri. Hewan yang lebih maju misalnya ubur-ubur telah mempunyai usus yang terhubung dengan mulut tetapi tidak mempunyai anus. Hewan ini telah mempunyai sistem saraf meskipun tidak mempunyai sistem saraf pusat dan tubuhnya mempunyai simetri radial. Hewan yang tingkatannya lebih tinggi mempunyai usus yang berhubungan dengan mulut dan anus, mempunyai sistem saraf yang berpusat pada otak, dan mempunyai simetri radial atau bilateral.

5. Segmentasi

Beberapa jenis hewan mempunyai segmen dan yang lain tidak. Segmentasi merupakan pengulangan bagian tubuh yang sama, misalnya segmen tubuh cacing tanah dan segmentasi pada ruas-ruas tulang belakang manusia.

B. Klasifikasi Kingdom Animalia

Hewan dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu Invertebrata dan Vertebrata. Invertebrata meliputi hewan-hewan yang belum mempunyai tulang belakang yaitu terdiri dari filum Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Vertebrata merupakan hewan yang telah mempunyai tulang belakang yang dimasukkan dalam filum Chordata meliputi Chondrichthyes, Osteinchthyes, Amfibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.

1. Filum Porifera

Porifera merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Kata Porifera berasal dari bahasa Latin porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera merupakan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya. Sebagian besar Porifera hidup di laut dangkal dan hanya satu suku yang hidup di habitat air tawar yaitu Spongilidae.

a.  Ciri-Ciri Porifera

Bentuk tubuh Porifera menyerupai vas bunga atau piala yang melekat pada dasar perairan. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik). Lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel yang berbentuk pipih disebut pinakosit. Pada epidermis terdapat lubang-lubang kecil yang disebut ostium, merupakan saluran yang berhubungan dengan rongga tubuh (spongosol). Lapisan dalam (endodermis/gastrodermis) tersusun atas sel-sel berflagel yang disebut koanosit yang bertugas untuk mencerna makanan. Diantara epidermis dan endodermis terdapat lapisan tengah berupa bahan gelatin yang disebut mesoglea atau mesenkim. Di dalam mesoglea terdapat beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, dan sel arkeosit.

Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengedarkan makanan yang dicerna di dalam koanosit. Sel skleroblas berfungsi untuk membentuk duri (spikula) dan spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat, sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak dan berongga seperti spon. Sel arkeosit berfungsi sebagai sel reproduktif, yaitu membentuk tunas, gamet, dan regenerasi.

Porifera tidak mempunyai saluran pencernaan. Makanan Porifera berupa bahan-bahan organik dan organisme kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan ditangkap oleh flagela pada koanosit dan kemudian dicerna secara intraseluler. Zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya, sedangkan sisanya dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air.

Porifera berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan pembentukan tunas (budding) yang dapat memisahkan diri dan hidup sebagai individu baru atau tetap menempel pada induknya. Perkembangbiakan secara seksual berlangsung dengan membentuk sel telur dan sperma. Sel telur yang dibuahi sperma akan menghasilkan zigot yang berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut dapat berenang dan keluar melalui oskulum. Larva kemudian menempel pada tempat yang sesuai dan tumbuh menjadi Porifera baru.

Porifera mempunyai sistem saluran air yang dimulai dari pori tubuh, spongosol (rongga tubuh), dan keluar melalui oskulum. Terdapat tiga tipe Porifera berdasarkan tipe saluran airnya yaitu askon, sikon, dan ragon atau leukon.

Tipe Askon

Tipe askon merupakan sistem saluran air yang paling sederhana. Air masuk melalui pori kemudian menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum. Contohnya pada Leucosolenia.

Tipe Sikon

Pada tipe ini air masuk melalui pori menuju ke saluran radial yang berdinding koanosit menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum. Contohnya pada Scypha.
Tipe Ragon atau Leukon

Tipe ragon merupakan tipe saluran air yang paling rumit. Air masuk melalui pori kemudian memasuki saluran radial yang bercabang-cabang dan saling berhubungan. Sel-sel koanosit terdapat pada rongga yang berbentuk bulat. Air kemudian keluar melalui oskulum. Contohnya pada Euspongia dan Spongila.

Bahan penyusun kerangka atau spikula pada Porifera bermacam-macam yaitu dari bahan spongin, zat kapur, dan kristal silikat. Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera dibagi menjadi tiga kelas.

Kelas Calcarea

Calcarea mempunyai kerangka tubuh berupa spikula seperti duri-duri kecil yang terbentuk dari kalsium karbonat. Biasanya bentuknya sederhana dengan koanositnya yang relatif besar dan hidup di pantai dangkal. Misalnya Sycon, Clatharina, Scypa, Grantia, dan Leucosolenia.

Kelas Hexatinellida

Hexatinellida mempunyai kerangka berupa spikula yang mengandung silikat atau kersik (SiO2). Biasanya tubuh berbentuk silinder atau corong. Misalnya Euplectella, Pheronema, dan Hyalonema.

Kelas Demospongia

Kerangka tubuh Demospongia terbuat dari spongin atau campuran spongin dengan zat kersik. Umumnya hidup di laut, namun beberapa jenis hidup di air tawar. Misalnya Euspongia, Cliona, Microciona, dan Spongilla. Demospongia sering dimanfaatkan sebagai spons untuk mandi dan pembersih kaca.

2. Filum Coelenterata

Coelenterata berasal dari coilos (rongga) dan eteron (usus), jadi Coelenterata berarti hewan berongga usus. Coelenterata umumnya hidup di laut, kecuali beberapa jenis dari Hydrozoa yang hidup di air tawar. Tubuh Coelenterata bersifat diploblastik, karena tubuhnya tersusun atas dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epiderm) dan gastroderm (endoderm). Di antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan nonseluler yang disebut mesoglea yang merupakan persebaran sel-sel saraf. Pada lapisan ektodermis terdapat sel knidoblast. Di dalam knidoblast terdapat nematokist (paling banyak pada tentakel) yang berfungsi untuk melumpuhkan dan mempertahankan diri dari musuhnya. Tubuh Coelenterata mempunyai simetri radial. Coelenterata belum mempunyai alat peredaran darah dan alat ekskresi khusus.

Dalam siklus hidupnya, Coelenterata mempunyai dua bentuk tubuh yang berbeda yaitu Polip dan Medusa.

Polip adalah bentuk kehidupan Coelenterata yang menempel pada substrat. Tubuh berbentuk silindris dan pada bagian atas terdapat mulut yang dikelilingi tentakel sebagai alat untuk menangkap mangsa, alat gerak, dan alat pertahanan. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk (polimorfisme) yang berbeda fungsinya misalnya polip untuk pembiakan menghasilkan medusa (gonozoid) dan polip untuk makan disebut gastrozoid.

Medusa adalah bentuk kehidupan Coelenterata yang hidup bebas yaitu berupa ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang dapat berenang bebas.

Setiap hewan Coelenterata mempunyai rongga gastrovas-kuler. Rongga gastrovaskuler Coelenterata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh sekat-sekat namun belum mempunyai anus. Hewan ini dapat melakukan perkembangbiakan secara aseksual dan seksual.

Filum Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa.

Kelas Hydrozoa

Hewan dalam kelas Hydrozoa ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni. Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip, sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip yang dominan dan beberapa jenis membentuk medusa. Contohnya adalah Hydra dan Obelia.

Hydra

Hydra berbentuk polip, berukuran antara 10 mm – 30 mm hidup di air tawar dengan melekat pada daun atau batang tanaman air. Makanannya berupa tumbuhan dan hewan kecil. Tubuh bagian bawah membentuk kaki untuk me-lekat dan bergerak. Pada ujung atas terdapat mulut yang dikelilingi oleh hipostom dan 6 – 10 buah tentakel.

Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan dan selanjutnya makanan dicerna di dalam rongga gastrovaskuler. Hydra berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk kuncup atau tunas pada sisi tubuhnya. Tunas yang telah memiliki epidermis, mesoglea, dan rongga gastrovaskuler dapat melepaskan diri dan tumbuh menjadi individu baru. Perkembang-biakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang dapat membentuk kista. Kista dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat di dasar perairan. Jika menemukan lingkungan yang baik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.

Obelia

Obelia berbentuk polip dan medusa yang hidup di laut. Obelia yang hidup berkoloni di laut dangkal membentuk polip yang melekat di batu karang. Polip pada Obelia dibedakan menjadi dua jenis polip yaitu hidran yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan dan gonangium yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual. Obelia mengalami pergiliran keturunan (meta-genesis) antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas yang dapat memisahkan diri dan berkembang menjadi medusa muda yang dapat berenang bebas. Medusa muda kemudian berkembang menjadi medusa dewasa.

Medusa dewasa mempunyai dua alat kelamin (her-mafrodit) yang menghasilkan sel telur dan sperma. Pembuahan terjadi secara eksternal di luar tubuh dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda kemudian tumbuh menjadi Obelia. Selanjutnya Obelia membentuk tunas sehingga terbentuk koloni Obelia yang baru.

Kelas Scypozoa

Scypozoa berasal dari bahasa Yunani scyphos (mangkuk) dan zoon (binatang) karena bentuk tubuhnya yang menyerupai mangkuk atau cawan transparan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Permukaan tubuh bagian bawah terdapat rongga mulut yang dikelilingi empat tentakel. Mulut ini berhubungan dengan rongga pencernaan. Pencernaan pada Scypozoa terjadi secara ekstraseluler. Scypozoa telah memiliki beberapa indra sederhana misalnya tentakel sebagai alat keseimbangan, oselus untuk membedakan gelap dan terang, dan celah olfaktoris merupakan indra pembau. Namun demikian Scypozoa belum mempunyai alat respirasi dan ekskresi khusus. Contohnya adalah Aurellia aurita, berupa medusa dengan tepi berlekuk-lekuk yang banyak ditemukan di daerah pantai. Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi secara internal di dalam tubuh betina. Zigot yang terbentuk berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai kemudian tumbuh menjadi polip muda yang disebut skifistoma. Skifistoma membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring yang disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.

Kelas Anthozoa

Anthozoa berasal dari bahasa Yunani anthos (bunga) dan zoon (binatang) jadi Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga. Selama hidupnya Anthozoa berbentuk polip yang hidup melekat di dasar laut dangkal. Kelas Anthozoa meliputi mawar laut dan koral.
Mawar Laut (Anemon Laut)

Mawar laut menempel pada dasar perairan meng-gunakan bagian tubuh yang disebut cakram kaki. Permukaan atas terdapat mulut yang dikelilingi banyak tentakel berukuran pendek yang tersusun seperti mahkota bunga. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga tubuhnya tetap bersih. Mawar laut mempunyai sistem saraf difus yang tidak memiliki sistem saraf pusat.

Koral (Karang)

Koral atau karang hidup berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat karena mempunyai kerangka yang terbuat dari kalsium karbonat. Koral hidup di laut dangkal dengan suhu rata-rata 20°C (daerah tropis antara 30°LU hingga 30°LS). Koral melakukan reproduksi aseksual dengan pembentukan kuncup atau tunas. Contoh: Acropora, Stylophora, Leptoria, dan sebagainya. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang penghalang, dan karang atol.

Ubur-ubur dapat dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur yang digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik. Selain sebagai bahan kosmetik, di Jepang ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari abrasi air laut. Karang dan anemon membentuk taman laut yang menjadi tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan serta sebagai objek wisata.

3. Filum Platyhelmintes

Plathyhelminthes meliputi kelompok cacing yang tubuhnya pipih dan relatif sederhana dibandingkan filum cacing yang lain.

Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak, dan epidermisnya bersilia. Tubuhnya bersifat tripoblastik yang tidak mempunyai rongga tubuh (aselomata). Hidup di air tawar, air laut, dan tanah lembab, beberapa jenis bersifat parasit pada hewan dan manusia. Cacing yang bersifat parasit mempunyai lapisan kutikula dan alat pengisap yang dapat disertai dengan kait untuk menempel.

Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan. Hewan ini menggunakan seluruh permukaan tubuh untuk melakukan pertukaran gas antara tubuh dan lingkungan secara difusi. Sistem pencernaan belum sempurna, yaitu terdapat mulut, rongga pencernaan, namun tidak memiliki anus. Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua saluran ekskresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran ekskresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell). Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua ganglion dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari masing-masing ganglion membentuk saraf tangga tali yang memanjang ke arah posterior. Kedua tali saraf ini bercabang-cabang ke seluruh tubuh.

Cacing pipih dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan memutuskan sebagian anggota tubuh. Sedangkan reproduksi seksual dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit.

Platyhelminthes dibedakan menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria (cacing bersilia), Trematoda (cacing pipih), dan Cestroda (cacing isap).

a.  Kelas Turbellaria

Hewan dari kelas Turbellaria memiliki bentuk tubuh pipih dan memiliki silia (bulu getar). Biasanya hidup di air tawar yang jernih, air laut, atau tempat lembab dan jarang yang bersifat parasit. Beberapa jenis memiliki dua mata dan tanpa alat hisap. Hewan ini mempunyai kemampuan regenerasi yang besar, yaitu dari setiap potongan tubuhnya dapat tumbuh menjadi individu baru.

Contoh Turbellaria antara lain Planaria yang berukuran 0,5 – 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari. Planaria mempunyai kepala berbentuk segitiga. Pada kepala terdapat dua bintik mata yang dapat membedakan intensitas cahaya. Permukaan tubuh Planaria bersilia dan di tengah-tengah bagian tubuh terdapat mulut yang dilekngkapi dengan proboscis (tenggorok yang dapat ditonjolkan keluar). Planaria mempunyai sistem pencernaan yang terdiri dari mulut, faring, dan usus yang bercabang 3 yakni satu cabang ke arah anterior dan 2 cabang ke bagian samping tubuh. Percabangan ini berfungsi untuk peredaran bahan makanan dan memperluas bidang penguapan. Planaria tidak memiliki anus pada saluran pencernaan makanan sehingga sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Planaria sering dimanfaatkan sebagai pakan ikan.

Kelas Trematoda

Semua anggota Trematoda hidup sebagai parasit pada Vertebrata baik berupa ektoparasit (pada ikan) maupun sebagai endoparasit. Hewan Trematoda memiliki tubuh yang diliputi kutikula dan tak bersilia. Pada ujung anterior terdapat mulut dengan alat pengisap (sucker) yang dilengkapi kait sehingga disebut cacing isap. Trematoda bersifat hemafrodit. Contoh hewan Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati, parasit pada hati domba), Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi), Chlonorchis sinensis (cacing hati, parasit pada manusia), Schistosoma mansoni (cacing darah), dan Paragonimus westermani (parasit pada paru-paru manusia, kucing, anjing, dan babi).

Daur hidup cacing hati (Fasciola hepatica) adalah sebagai berikut. Cacing dewasa bertelur di dalam saluran atau kantong empedu sapi atau domba. Telur masuk ke saluran pencernaan dan keluar dari tubuh bersama feses. Bila mencapai tempat basah, telur kemudian menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium kemudian masuk ke dalam tubuh siput air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).

Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh menjadi sporokis dan berada di dalam tubuh siput selama lebih kurang 2 minggu.

Sporokis berkembang menjadi larva yang disebut redia.

Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berekor yang disebut serkaria. Serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.

Larva kemudian menempel pada rumput dan melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri membentuk kista yang dapat bertahan dalam waktu yang lama dengan tetap menempel pada rumput atau tumbuhan air.

Apabila rumput tersebut termakan oleh sapi atau domba, kista pecah dan metaserkaria dapat menembus dinding usus menuju ke dalam hati, saluran empedu, dan menjadi setelah beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Kelas Cestoda (Cacing Pita)

Cacing pita memiliki tubuh yang pipih dan dilindungi lapisan kutikula, panjangnya mencapai 2 – 3 m yang terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila). Kepala dilengkapi alat pengisap berjumlah dua atau lebih. Setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar. Setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.

Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus Vertebrata, oleh karena itu tidak mempunyai alat pencernaan. Sistem eksresi terdiri dari saluran pengeluaran yang berakhir dengan sel api. Sistem saraf sama seperti Planaria dan cacing hati, tetapi kurang berkembang. Contoh Cestoda yaitu Taenia saginata (parasit dalam usus manusia), Taenia solium (parasit dalam usus manusia), Choanotaenia infudibulum (parasit dalam usus ayam), Echinococcus granulosus (parasit dalam usus anjing), dan Diphyllobothrium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa).

Daur hidup Taenia saginata dimulai dari dalam usus manusia yang terdapat proglotid masak yaitu segmen cacing yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur ini kemudian keluar bersama feses. Bila telur termakan sapi dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva kemudian menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, menuju ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut sistiserkus bovis (larva cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut sistiserkus. Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang. Dinding sistiserkus akan dicerna di lambung sehing-ga larva dibebaskan. Larva menempel pada usus manusia dengan menggunakan skoleks. Larva kemudian tumbuh membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Perhatikan daur hidup Taenia saginata pada Gambar 8.18. Taenia solium mirip dengan Taenia saginata, bedanya adalah skoleks pada Taenia saginata mempunyai alat pengisap tanpa kait dan inang perantaranya adalah sapi, sedangkan Taenia solium memiliki skoleks dilengkapi dengan kait dan inang perantaranya adalah babi.

B. Filum Nemathelminthes (Nematoda)

Semua Nemathelminthes berbentuk bulat panjang, tidak bersegmen, dan tubuhnya bersifat tripoblastik dengan selom semu. Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani nematos (benang) dan helminthes (cacing) yang berarti cacing yang berbentuk gilig seperti benang.

Cacing Nemathelminthes mempunyai tubuh berbentuk gilig atau bulat panjang dan tidak bersegmen, tripoblastik dengan selom semu (tripoblastik pseudoselomata), dan permukaan tubuhnya dilapisi kutikula. Sebagian besar cacing ini hidup bebas di air dan tanah, tetapi ada juga yang bersifat parasit pada tanaman dan saluran pencernaan Vertebrata.

Saluran pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait. Sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi esophagus yang dihubungkan dengan enam serabut saraf. Respirasi dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Tidak memiliki sistem sirkulasi, tetapi mempunyai cairan yang berfungsi seperti darah.

Nemathelminthes berkembang biak secara seksual dengan fertilisasi internal. Cacing betina biasanya berukuran lebih besar dari cacing jantan. Ujung posterior cacing betina lurus sedangkan cacing jantan ujungnya berkait. Gonad (kelenjar kelamin) berhubungan langsung dengan saluran alat kelamin dan telur dilapisi oleh zat kitin. Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut.

Ascaris lumbricoides

Cacing ini sering disebut cacing gelang atau cacing perut karena bersifat parasit di dalam usus halus manusia. Cacing dewasa dapat mencapai panjang 40 cm dengan permukaan tubuh yang licin dan dilindungi lapisan kutikula.

Di dalam usus halus, cacing dewasa bertelur, kemudian telur yang mengandung embrio ini keluar bersama feses. Telur ini jika ikut termakan oleh manusia akan menetas di usus (infeksi pasif). Larva dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah menuju paru-paru. Larva kemudian menuju ke faring dan bila tertelan akan masuk ke usus halus. Di dalam usus halus cacing menghisap sari makanan dan mulai bertelur setelah dewasa.

Ancylostoma duodenale

Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di daerah tropis Asia dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing yang serupa yang dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran 1 – 1,5 cm dan bersifat parasit dalam usus manusia. Pada mulutnya terdapat kait berupa gigi dari kitin untuk melekat dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga dapat menyebabkan anemia. Penyakit yang disebabkan cacing tambang disebut ankilostomiasis.

Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan telur ini dapat keluar bersama feses. Di tempat yang lembab dan becek telur dapat menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Larva kemudian berkembang menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki atau tangan dan masuk ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung, paru-paru, faring, tenggorok, dan masuk ke dalam usus (infeksi aktif). Cacing kemudian mengisap darah pada dinding usus.

Trichinella spiralis

Trichinella spiralis sering disebut cacing otot. Cacing ini bersifat parasit di usus manusia, babi, dan tikus yang dapat menyebabkan penyakit trikinosis. Larva dapat masuk bersama makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.

Enterobius vermicularis

Cacing ini disebut juga cacing kremi yang bersifat parasit di dalam usus manusia terutama pada anak-anak. Cacing betina bertelur pada malam hari dan mengeluarkan zat yang dapat menyebabkan rasa gatal di daerah anus.

Wuchereria bancrofti

Cacing ini bersifat parasit yang hidup pada pembuluh limfe atau getah bening manusia. Cacing dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfe sehingga terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki, akibatnya kaki menjadi besar seperti kaki gajah yang disebut elepantiasis atau filariasis. Penyebaran cacing ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.

5. Filum Annelida

Annelida berasal dari bahasa Yunani annulus (cincin), jadi Annelida adalah cacing yang mempunyai tubuh beruas-ruas atau bersegmen seperti cincin. Setiap ruas pada Annelida disebut somit dan bersifat metameri artinya setiap segmen tubuh mempunyai alat-alat yang lengkap seperti alat ekskresi, reproduksi, otot, pembuluh darah, dan saraf. Cacing ini bersifat tripoblastik selomata.

Sistem pencernaan Annelida telah sempurna yaitu mempunyai mulut yang dilengkapi dengan gigi kitin, saluran pencernaan, dan anus pada ujung belakang. Mempunyai sepasang ganglion otak yang dihubungkan dengan sistem saraf tangga tali. Alat eksresinya disebut nefridia. Cacing ini melakukan pertukaran udara (bernapas) secara difusi dengan menggunakan seluruh permukaan tubuhnya. Sistem peredaran darahnya tertutup.

Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Namun beberapa jenis Annelida bersifat monocious, yaitu ada cacing jantan dan cacing betina. Habitatnya adalah di air tawar, air laut, dan darat terutama di tempat lembab, gembur, dan banyak mengandung zat organik. Beberapa jenis bersifat parasit pada organisme lain. Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea

Polychaeta

Polychaeta berasal dari bahasa Yunani poly (banyak) dan chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing berambut banyak. Kelompok cacing ini berukuran antara 5 – 10 cm dengan warna yang beraneka ragam, umumnya hidup di laut yaitu dalam pasir atau di antara batu-batuan di daerah pasang surut. Tubuh bersegmen-segmen, setiap segmen mempunyai parapodia (kaki bedaging), pada setiap parapodia terdapat seta untuk bergerak kecuali pada segmen terakhir, serta mempunyai alat sensoris pada ujung depan (kepala). Reproduksi terjadi melalui perkawinan cacing jantan dan betina yang menghasilkan larva trakofor.

Contoh cacing ini adalah Eunice viridis (cacing wawo, hidup di laut Maluku), Lysidice oele (cacing palolo, hidup di Kepulauan Fiji), keduanya dapat dimakan dan mengandung protein yang tinggi. Contoh lain adalah Nereis virens (kelabang laut) dan Arenicola sp.

Olygochaeta

Olygochaeta berasal dari bahasa Yunani oligo (sedikit) dan chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing berambut sedikit. Tubuhnya bersegmen, tidak mempunyai parapodia, dan mempunyai beberapa seta pada setiap ruas. Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat dan bersifat hermafrodit.

Contoh yang mudah kamu temukan adalah Lumbricus terrestris (cacing tanah). Tubuh cacing tanah memiliki segmen berjumlah 15 – 200 buah. Pada setiap segmen terdapat seta kecuali pada segmen pertama dan terakhir. Pada segmen ke-32 sampai segmen ke-37 terdapat klitelum atau sadel yang mengandung kelenjar sebagai alat kopulasi. Cacing tanah bersifat hermafrodit tetapi tidak dapat melakukan pembuahan sendiri. Dua cacing tanah melakukan perkawinan silang dengan menempelkan tubuh secara berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima klitelum pasangannya untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi ditampung di dalam kokon dan dilepaskan dari tubuh cacing.

Cacing tanah bergerak dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Alat eksresinya berupa sepasang nefridia yang terdapat pada setiap segmen dan disebut metanefridia. Pernapasan dilakukan secara difusi menggunakan seluruh permukaan tubuh yang lembab. Sistem peredaran darahnya tertutup dengan plasma darah yang mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah. Sistem saraf berupa saraf tangga tali. Makanannya berupa zat-zat organik, dicerna dengan sistem pencernaan makanan yang lengkap yaitu mempunyai mulut, esofagus, tembolok, lambung, usus, dan anus. Cacing ini mempunyai daya regenerasi yang tinggi dan membantu menghancurkan zat organik. Contoh lain cacing Oligochaeta adalah Pheretima posthurna (cacing tanah), Perichaeta (cacing hutan), dan Tubifex (cacing air).

Hirudinea

Hirudinea meliputi berbagai jenis lintah (hirudo = lintah) yang banyak terdapat di air tawar, air laut, dan di darat. Tubuh pipih dorsoventral dengan permukaan yang ditutupi kutikula dan tidak memiliki parapodia atau seta. Hewan ini memiliki alat pengisap pada bagian ujung anterior dan posterior, pengisap di ujung posterior ukurannya lebih besar. Lintah merupakan hewan hermafrodit, lubang kelamin jantan terletak di depan lubang kelamin betina. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, tembolok, lambung, rektum, dan anus. Peredaran darahnya tertutup dan bernapas melalui seluruh permukaan kulit. Alat eksresi berupa nefridium yang terdapat pada setiap segmen.

Hewan ini mempunyai kelenjar ludah yang menghasilkan zat hirudin, mengandung bahan anti koagulasi yang dapat mencegah penggumpalan darah. Contoh Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemadipsa javanica (pacet).

6. Filum Mollusca

Mollusca berasal dari bahasa Latin mollus (lunak) yang berarti hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuhnya bersifat tripoblastik selomata,dan mempunyai simetri bilateral. Umumnya memiliki mantel yang dapat membentuk cangkok dari kalsium karbonat, namun beberapa jenis tidak memiliki cangkok misalnya cumi-cumi, sotong, gurita, dan siput telanjang.

Mollusca mempunyai sistem otot untuk bergerak atau menutup cangkok. Alat pencernaannya lengkap mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus yang terbuka di daerah rongga mantel serta mempunyai kelenjar pencernaan yang berkembang baik. Sistem peredaran darah terbuka kecuali pada kelas Cephalopoda. Mollusca umumnya mempunyai satu buah atau sepasang insang untuk bernapas, namun Mollusca yang hidup di darat menggunakan paru-paru untuk bernapas. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dengan pembuahan internal atau eksternal.

Beberapa jenis Mollusca dimanfaatkan sebagai bahan makanan seperti kerang, cumi-cumi, dan siput. Jenis kerang mutiara dikenal sebagai penghasil mutiara untuk perhiasan.

Beberapa jenis Mollusca merugikan manusia misalnya siput, keong mas, dan bekicot karena memakan tanaman budidaya. Teredo navalis yang hidup di laut sering menyebabkan rusaknya kayu pada galangan kapal. Beberapa jenis siput misalnya Lymnea merupakan inang perantara daur hidup cacing hati yang parasit pada manusia.

Berdasarkan simetri tubuh, struktur kaki, cangkok, mantel, insang, dan sistem saraf Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia atau Pelecypoda atau Lamellibranchyata, Amphineura, dan Scaphopoda.

Gastropoda

Gastropoda berasal dari bahasa Yunani gastros (perut) dan poda (kaki) yang berarti hewan lunak yang menggunakan perut sebagai kaki untuk berjalan. Gerakan Gastropoda dihasilkan dari kontraksi-kontraksi otot yang membentuk gelombang dari belakang menjalar ke depan. Kaki bagian depan memiliki kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempermudah berjalan, sehingga kamu dengan mudah dapat menemukan jejak Gastropoda.

Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang paling besar, meliputi sekitar 50.000 spesies yang sebagian telah menjadi fosil. Gastropoda hidup di laut, air tawar, dan di darat. Sebagian besar mempunyai cangkok berbentuk kerucut terpilin atau spiral. Gastropoda yang tidak memiliki cangkok sering disebut siput telanjang (vaginula). Bentuk tubuhnya simetri bilateral yang mengalami modifikasi sesuai dengan bentuk cangkok.

Pada bagian kepala terdapat dua pasang tentakel. Pada sepasang tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sepasang tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem pencernaan lengkap dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Mulut Gastropoda dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk dan terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Gastropoda umumnya adalah hewan herbivor yang memakan daun tumbuh-tumbuhan.

Gastropoda yang hidup di darat bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan yang hidup di air bernapas dengan insang. Alat ekskresi berupa nefridia (ginjal) yang terletak dekat jantung dengan saluran uretra bermuara di dekat anus. Sistem peredaran darahnya terbuka dengan jantung terdiri dari sebuah serambi dan sebuah bilik. Sistem saraf terdiri ganglion otak, ganglion visceral, dan ganglion kaki. Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal yang berhubungan dengan saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Gastropoda ada yang bersifat hermafrodit dan ada yang kelaminnya terpisah. Pada jenis yang hermafrodit, alat reproduksi jantan dan betina bergabung disebut ovotestes, tetapi tidak mampu melakukan pembuahan sendiri.

Beberapa contoh Gastropoda adalah Achatina fulica (bekicot), Lymnea javanica (siput air tawar), Teredo navalis (hidup di laut), Melania testudinaria (sumpil) dan Lymnea trunculata (siput perantara penyakit fasiolosis).

Kelas Chepalopoda

Chepalopoda berasal dari kata chepale (kepala) dan poda (kaki) yang berarti hewan yang mempunyai kaki di bagian kepala. Cephalopoda hidup di laut, umumnya tidak mempunyai cangkok, kecuali Nautillus sp. Kaki biasanya mengalami modifikasi menjadi tentakel yang berfungsi sebagai tangan untuk menangkap makanan.

Contoh Chepalopoda adalah Loligo fulii (cumi-cumi). Cumi-cumi memiliki 10 kaki yang mengalami modifikasi menjadi tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel pendek. Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, leher, dan badan. Pada kepala terdapat mata yang tidak berkelopak berfungsi sebagai alat penglihatan. Pada bagian leher terdapat sifon atau cerobong penyemprot yang berotot, berfungsi sebagai alat gerak ke arah belakang. Untuk bergerak maju cumi-cumi menggunakan sirip dan tentakelnya.

Cumi-cumi mempunyai mantel yang membungkus tubuhnya. Pada bagian perut terdapat cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Cairan tinta ini berfungsi untuk melindungi diri ketika dalam keadaan bahaya yaitu dengan menyemprotkan tinta sehingga air menjadi keruh. Kulit cumi-cumi juga dapat berubah warna sesuai dengan tempatnya karena mempunyai zat kromatofora.

Alat pencernaan makanan terdiri atas mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus, dan anus serta dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati, dan pankreas.

Sistem peredaran darahnya ganda dan tertutup, bernapas dengan insang, alat ekskresi berupa nefridia (ginjal) yang berbentuk segitiga berwarna putih. Sistem saraf berupa tujuh ganglion di daerah kepala yaitu ganglion serebral, ganglion pedal, ganglion visceral, ganglion suprabukalis, ganglion intrabukalis, ganglion stelata, dan ganglion optis. Cumi-cumi bersifat diosious yaitu alat reproduksinya terpisah pada hewan jantan dan betina.

Contoh Chepalopoda lainnya adalah Nautilus pompilus, Sepia officinalis (sotong), Octopus sp. (gurita), dan Ammonita sp.

Bivalvia atau Pelecypoda atau Lamellibranchiata

Kelompok hewan ini disebut Bivalvia yang berasal dari kata bi (dua) dan valve (kutub) yang berarti hewan yang mempunyai dua belahan cangkok. Disebut juga Pelecypoda dari kata pelekhis (kapak kecil) dan poda (kaki) yang berarti mempunyai kaki yang pipih seperti kapak kecil, dan disebut Lamellibranchiata dari kata lamella (lembaran) karena memiliki insang berupa lembaran. Bivalvia hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang banyak mengandung zat kapur yang diperlukan untuk membuat cangkok sebagai pelindung tubuh. Cangkok terdiri dari dua belahan yang dapat dibuka dan ditutup menggunakan otot aduktor. Cangkok di bagian dorsal lebih tebal dibandingkan cangkok ventral. Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan yaitu sebagai berikut.
  1. Periostrakum, lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
  2. Prismatik, lapisan tengah yang tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.
  3. Nakreas, lapisan paling dalam berupa lapisan induk mutiara yang tersusun dari kalsit (karbonat) yang tipis dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Jika pada lapisan ini kemasukan benda asing, maka benda itu akan diselimuti lapisan mutiara. Mutiara yang kamu kenal sebagai bahan perhiasan dibuat dengan cara seperti ini pada jenis kerang mutiara, misalnya Pinctada margaritifera.
Di dalam cangkok terdapat alat-alat tubuh yang diselubungi mantel. Kakinya yang pipih dapat dijulurkan ke luar untuk berjalan dan menggali substrat. Alat pernapasan berupa dua buah insang berbentuk lembaran yang banyak mengandung batang insang. Sistem saraf berupa beberapa ganglion yaitu ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior. Makanan berupa mikroorganisme yang masuk ke dalam mulut melalui sifon. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus serta memiliki kelenjar pencernaan.

Reproduksi Bivalvia secara seksual, alat kelamin terpisah pada hewan jantan dan betina dengan pembuahan dilakukan secara eksternal. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva glochidium yang kemudian tumbuh menjadi hewan dewasa. Contoh Bivalvia adalah Ostrea sp (tiram), Tridacna gigas (kima), Buccinus sp. (remis), Pinctada mertensi (tiram mutiara)

Amphineura

Tubuh Amphineura berbentuk pipih bulat telur, simetri bilateral, dengan kaki memanjang di bagian perut (ventral). Permukaan dorsal (atas/punggung) ditutupi oleh delapan keping zat berkapur. Pada permukaan lateral terdapat banyak insang yang disebut ctenidium. Pada kepala terdapat mulut yang dilengkapi dengan radula (lidah parut). Amphineura tidak mempunyai mata dan tentakel. Hewan ini telah mempunyai sistem saraf, saluran pencernaan lengkap, dan dilengkapi dengan kelenjar pencernaan. Peredaran darahnya tertutup dan bernapas dengan insang.

Amphineura hidup di laut melekat pada bebatuan di daerah pantai. Amphineura bersifat hermafrodit (berkelamin dua) dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi oleh sperma berkembang menjadi larva trokofor. Contohnya adalah Cryptochiton stelleri (kiton raksasa) dan Caetopleura apiculata.

Scaphopoda

Scaphopoda mempunyai cangkok yang berbentuk krucut seperti terompet atau tanduk yang ujungnya berlubang. Umumnya hidup di laut menempel pada substrat bebatuan, pasir, atau lumpur. Salah satu contoh Scapophoda adalah Dentalium vulgare (siput bercangkang tanduk), memiliki cangkok yang kedua ujungnya terbuka. Panjangnya sekitar 5 cm. Mempunyai tentakel bersilia sebagai alat peraba dan menangkap makanan yang terletak di dekat mulut. Hewan ini berkembang biak secara seksual dengan alat kelamin terpisah pada hewan jantan dan betina.

7. Filum Arthropoda

Arthropoda berasal dari kata arthros (sendi atau ruas) dan podos (kaki) yang berarti hewan dengan kaki yang bersendi atau beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dalam kingdom Animalia. Diperkirakan terdapat sekitar 1.000.000 jenis Arthropoda yang berarti 75% dari spesies hewan yang ada di Bumi merupakan Arthropoda. Arthropoda menghuni hampir semua habitat baik di air laut, air tawar, dan daratan. Tubuh Arthropoda beruas-ruas yang dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen). Bentuk tubuhnya simetri bilateral yang dilapisi oleh rangka luar (eksoskeleton) dari kitin. Arthropoda dapat mengalami ekdisis atau pergantian kulit.

Arthropoda mempunyai sistem pencernaan yang telah sempurna. Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung). Arthropoda yang hidup di air bernapas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat bernapas dengan trakea, paru-paru buku, atau seluruh permukaan tubuh. Sistem sarafnya berupa saraf tangga tali. Pada bagian kepala terdapat beberapa indra seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata tunggal (oselus) dan mata majemuk (mata faset), alat pendengaran, dan statosit (alat keseimbangan pada Crustacea). Alat ekskresi berupa saluran malpigi yang bermuara pada usus. Reproduksinya secara seksual dengan alat reproduksi terpisah (ada hewan jantan dan betina) dengan fertilisasi dilakukan secara internal. Beberapa jenis serangga melakukan partenogenesis.

Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu Crustacea, Arachnida, Myriapoda, dan Insecta. Perhatikan ciri-ciri kelas utama Arthropoda pada Tabel berikut ini :

Ciri
Kelas
Crustacea
Arachnida
Myriapoda
Insecta
Tubuh
a. Mempunyai
Terdiri atas 2 ba-
a. Chilopoda: kepala
Terdiri atas kepala,
rangka yang
gian: kepala-dada
dan badan pipih
dada dan abdomen
keras
dan perut
(dorsoventral)
(perut)
b. Terdiri atas dua
b. Diplopoda: kepala
bagian kepala-
dan badan silindris
dada dan perut
Kaki
Satu pasang pada
4 pasang pada
1 pasang atau 2 pasang
3 pasang pada dada
setiap segmen
kepala-dada
pada setiap ruas
atau tidak ada
tubuh, 5 pasang
pada dada
Sayap
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
2 pasang atau tidak ada
Antena
2 pasang
Tidak ada
a. Chilopoda: 1 pasang
1 pasang
dan panjang
b. Diplopoda: 1 pasang
dan pendek
Organ
Insang atau selu-
Paru-paru buku
Trakea
Trakea
pernapasan
ruh permukaan
tubuh
Tempat
Air tawar dan
Di darat
Di darat
Di darat
hidup
air laut

Crustacea

Crustacea adalah hewan akuatik yang hidup di air laut, air tawar, dan tempat yang lembab. Ukurannya bervariasi dari mikroskopis (penyusun zooplankton) hingga yang berukuran besar seperti kepiting. Tubuh Crustacea beruas-ruas terdiri atas kepala dan dada menyatu disebut sefalotoraks dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat beberapa alat, yaitu dua pasang antena, satu pasang mandibula (rahang atas), satu pasang maksila (rahang bawah), dan satu pasang maksiliped. Maksila dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Pada setiap ruas terdapat satu pasang kaki untuk berajalan dan berenang.

Alat pencernaan terdiri dari mulut yang terletak pada bagian anterior, esofagus, lambung, usus, dan anus yang terletak di bagian posterior. Sistem saraf berupa saraf tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena, statosit (alat keseimbangan), dan mata majemuk (faset) yang bertangkai. Sistem peredaran darahnya terbuka. Darah tidak berwarna karena tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin. Pada umumnya Crustacea bernapas dengan insang kecuali Crustacea tingkat rendah menggunakan seluruh permukaan tubuhnya untuk pertukaran gas. Reproduksi secara seksual, alat kelamin umumnya terpisah kecuali pada beberapa Crustacea tingkat rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga dan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal.

Selama pertumbuhan, Crustasea mengalami beberapa kali ekdisis atau pergantian kulit. Udang mampu melakukan autotomi yaitu pemutusan sebagian anggota tubuhnya untuk menghadapi predator. Dari kaki yang dilepaskan tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi. Crustacea dikelompokkan menjadi dua subkelas yaitu Entomostraca dan Malacostraca.

Subkelas Entomostraca

Merupakan kelompok udang tingkat rendah yang kebanyakan menyusun zooplankton di perairan. Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo.

Branchiopoda, tubuhnya transparan dan sering disebut kutu air. Merupakan salah satu penyusun zooplankton. Contoh Daphnia pulex, Notostraca, dan Asellus aquaticus

Ostracoda, hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena. Contoh Penella dan Candona suburdana.

Copecoda, hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, mempunyai segmentasi tubuhnya yang jelas. Contoh Argulus indicus, Penella, dan Cyclops.

Cirripedia, tubuh seperti kerang, kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram, hidup di laut melekat pada substrat, ada yang hidup bebas dan ada yang bersifat parasit. Contoh Bernakel dan Sacculina. Bernakel hidup melekat pada dasar kapal dan tiang-tiang yang terpancang atau mengapung di laut.

Branchiura, hidup di air laut dan air tawar sebagai parasit pada hewan air atau hidup bebas. Contoh Argulus yang merupakan parasit pada ikan.

Subkelas Malacostraca

Malacostraca meliputi berbagai jenis udang tingkat tinggi yang hidup di laut, di air tawar, dan di darat. Tubuh terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada yang bersatu) dan perut (abdomen). Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo.

Isopoda, tubuh pipih dorsoventral, mempunyai kaki yang berukuran sama, hidup di darat, air tawar, dan air laut. Contohnya adalah Oniscus asellus dan Limnoria lignorum, keduanya adalah pengerek kayu sehingga bersifat merugikan.

Stomatopoda, hidup di laut, bentuk tubuh seperti belalang sembah dengan warna yang mencolok. Bagian kepala dilindungi karapaks yang dilengkapi dengan alat gerak, mata, dan antena. Contohnya adalah Squilla empusa (udang belalang).

Decapoda, meliputi kelompok Crustacea berkaki sepuluh yaitu udang dan ketam/kepiting. Ada yang hidup di air tawar dan beberapa jenis hidup di laut. Kepala dan dada menyatu (sefalotoraks) yang ditutupi oleh karapaks. Udang berperan penting bagi kehidupan manusia yaitu sebagai sumber makanan yang kaya protein. Contohnya adalah Penacus setiferus (udang windu), Cambarus virilis (udang air tawar), Panulirus versicolor (udang karang), Portunus sexdentatus (kepiting), Neptunus peligicus (rajungan), Scylla serrata (kepiting), dan Birgus latro (ketam kenari).

Arachnida

Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, dan tungau atau caplak (arachne = laba-laba). Hidupnya di darat, kebanyakan bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan. Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala-dada terdapat empat pasang kaki. Pada kepala terdapat beberapa pasang mata tunggal dan dua pasang mulut yaitu kelisera dan pedipalpus.

Alat pernapasan berupa trakea dan paru-paru buku. Alat pencernaan lengkap dari mulut hingga anus. Alat ekskresi berupa saluran malpigi. Sistem saraf berupa tangga tali dengan ganglion otak dan saraf ventral membentuk pasangan ganglia yang menjulur ke seluruh tubuh. Reproduksi secara seksual, alat kelamin jantan dan betina terpisah dan pembuahan secara internal. Arachnida dikelompokkan menjadi tiga ordo yaitu Scorpionida, Araneae, dan Acarina.

Scorpionida, meliputi berbagai jenis kala, memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri (alat penyengat), pedipalpus berukuran besar seperti catut dan kelisera berukuran kecil. Contohnya Buthus sp. (ketonggeng) dan Centrurus sp. (kalajengking)
Araneae, meliputi berbagai macam laba-laba, umumnya perut tidak beruas-ruas. Di dekat anus terdapat spineret yaitu alat untuk mengeluarkan benang yang digunakan untuk membuat jaring atau sarang dan kokon. Contohnya antara lain Rhechostica hentz (tarantula), Nephila maculata (laba-laba), Latrodectes natans, dan Laxosceles reclusa (laba-laba beracun).

Acarina, meliputi berbagai jenis tungau dan caplak yang umumnya bersifat parasit. Tubuh berukuran kecil dan tidak beruas, abdomen bersatu dengan sefalotoraks, dan tidak mempunyai alat pernapasan khusus. Contohnya Ododectes cynotis (tungau kudis telinga pada kucing dan anjing) Sarcoptes scabies (caplak kudis), Dermacentor sp. (capak mamalia), Boophilus annulatus (caplak sapi), dan Tarsomenus sp. (hama tanaman Solanaceae).

Myriapoda

Tubuh Myriapoda terdiri dari kepala dan perut (tidak terdapat dada), beruas-ruas, dan pada setiap ruas terdapat sepasang atau dua pasang kaki. Hidup di darat terutama di tempat-tempat yang banyak mengandung humus atau sisa-sisa bahan organik. Pada kepala terdapat mulut, dua buah mata tunggal (oselus), dan sepasang antena.

Myriapoda mempunyai susunan saraf tangga tali. Alat pernapasan berupa trakea yang dilengkapi spirakel pada setiap ruas tubuh sebagai tempat keluar masuknya udara. Sistem peredaran darahnya terbuka. Reproduksi secara seksual dengan bertelur, alat kelamin jantan dan betina terpisah. Myriapoda dibagi menjadi dua kelas yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

Kelas Chilopoda

Meliputi hewan berkaki seratus (sentipeda). Tubuh pipih memanjang terdiri atas kepala dan badan, beruas-ruas (15 – 173 ruas) dan setiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas di belakang kepala dan dua segmen terakhir. Pada ruas di belakang kepala terdapat sepasang alat maksiliped yang menghasilkan racun untuk membunuh mangsa. Pada bagian kepala terdapat sepasang antena panjang, dua kelompok mata tunggal, dan mulut. Alat pencernaan makanannya lengkap dari mulut sampai anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malpigi. Alat respirasi berupa trakea yang bercabang-cabang ke seluruh bagian tubuh dengan lubang trakea terdapat pada semua ruas. Reproduksi secara seksual dengan pembuahan internal dan menghasilkan telur yang sering diletakkan di bawah batu-batuan.

Chilopoda memiliki rahang yang kuat dan berbisa untuk memangsa binatang-binatang kecil. Contohnya adalah Scolopendra morsitans (lipan) dan Lithobius forficatus (kelabang).

Kelas Diplopoda

Diplopoda meliputi hewan berkaki seribu (milipeda). Tubuh berbentuk bulat panjang (silindris) dan beruas-ruas (25 – 100 segmen), terdiri atas kepala dan badan. Pada setiap ruas terdapat dua pasang kaki dan tidak mempunyai maksiliped. Pada hewan jantan, dua buah kaki pada ruas ke tujuh mengalami modifikasi sebagai alat kopulasi. Pada kepala terdapat mulut, sepasang antena yang pendek, dan dua mata tunggal yang sederhana. Gerakannya sangat lambat dan ada yang dapat menggulung jika dalam keadaan bahaya. Umumnya hidup di tempat lembab dan gelap yang banyak mengandung sisa-sisa tumbuhan yang telah membusuk sebagai makanannya. Alat pernapasan berupa trakea yang tidak bercabang-cabang. Alat peredaran darah Diplopoda berupa suatu jantung pembuluh. Alat eksresinya berupa dua buah saluran malpigi. Reproduksi secara seksual dan alat kelamin terpisah yang menghasilkan telur. Contoh Julus nomerensis (kaki seribu).

Insecta

Insecta meliputi berbagai jenis serangga, disebut juga heksapoda yang berarti hewan berkaki enam. Merupakan kelas terbesar dalam filum Arthropoda, diperkirakan terdapat lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Habitat serangga adalah di darat dan di air tawar.

Tubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat satu pasang mata faset (mata majemuk), mata tunggal (oselus), satu pasang antena sebagai alat peraba, dan mulut. Mulut serangga berkembang menjadi beberapa tipe sesuai dengan cara makannya, yaitu tipe mulut pengunyah, pengisap, tipe pengisap dan penjilat, dan tipe pengisap dan penusuk. Pada mulut terdapat rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), bibir atas (labrum), dan bibir bawah (labium)

Bagian dada terdiri atas tiga ruas yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Pada setiap ruas terdapat sepasang kaki yang beruas. Umumnya mempunyai sayap yang terletak pada segmen dada kedua (mesotoraks) dan ketiga (metatoraks). Perut terdiri dari sekitar 11 ruas, ruas terakhir mengalami modifikasi menjadi ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telur. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran timfani.

Alat pencernaan sempurna, terdiri atas mulut, kerong-kongan, tembolok, lambung, usus, dan anus. Sistem saraf tangga tali yang terdiri atas ganglion-ganglion di setiap ruas. Alat pernapasan berupa trakea yang bercabang-cabang ke seluruh bagian tubuh. Trakea bermuara pada spirakel atau ostium. Sistem peredaran darah terbuka, jantung memiliki aorta tetapi tidak memiliki pembuluh kapiler dan vena. Reproduksi secara seksual, alat kelamin terpisah, dan pembuahan internal. Selama pertumbuhannya, umumnya serangga mengalami perubahan bentuk yang disebut metamorfosis. Serangga yang tidak mengalami metamorfosis disebut ametabola misalnya kutu buku. Serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (telur – larva – pupa – imago) disebut homometabola misalnya kupu-kupu. Sedangkan serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (telur – nimfa – imago) disebut hemimetabola.

Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfisnya, serangga dibedakan menjadi dua subkelas yaitu Apterygota dan Pterygota.

Subkelas Apterygota

Meliputi kelompok serangga ametabola dan hemi-metabola yang dibagi menjadi beberapa ordo.
  1. Archyptera atau Isoptera, metamorfosis tidak sempurna, mempunyai satu pasang sayap tipis yang hampir sama bentuknya. Mulut bertipe menggigit. Contoh Reticulitermis flavipes dan Helanithermis (rayap). Rayap membantu menghancurkan sisa-sisa tumbuhan sehingga sering merusak bangunan yang terbuat dari kayu. Pada rayap terjadi polimorfisme yaitu terdapat bermacam-macam bentuk sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam koloninya, yaitu ratu (rayap betina fertil), raja (rayap jantan fertil), prajurit (menjaga sarang dan koloni), dan pekerja (mencari makan dan merawat sarang). Rayap pekerja dan prajurit bersifat steril.
  2. Orthoptera, memiliki satu pasang sayap lurus, sayap depan lebih tebal disebut perkamen yang mengandung zat tanduk, sayap belakang berupa membran yang tipis seperti selaput. Tipe mulutnya menggigit. Hewan jantan dapat menghasilkan bunyi dengan menggesekkan tungkai belakang dengan ujung sayap depan untuk menarik betina atau mengusir saingannya. Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek untuk meletakkan telur. Contohnya adalah Locusta migrato (belalang kayu), Stagmomantis sp. (belalang sembah. Gryllotalpa africana (gangsir), Gryllus bimaculatus (jangkrik), dan Periplaneta sp. (kecoa).
  3. Odonata, mempunyai dua pasang sayap, tipe mulut mengunyah, bersifat karnivora, metamorfosis tidak sempurna, pada kepala terdapat sepasang mata majemuk yang besar dan antena pendek. Pada waktu masih berupa larva hidup di air yang bernapas dengan insang. Contohnya Aeshna sp. (capung) dan Epiophlebia sp. (capung besar).
  4. Hemiptera, mempunyai dua pasang sayap, sayap depan tebal karena mengandung zat tanduk dan sepasang lagi seperti selaput terlipat di bawah sayap depan, tipe mulut menusuk dan mengisap dan metamorfosisnya tidak sempurna. Contoh Leptocorixa acuta (walang sangit), Podops vermiculata (kepinding tanah), Cimex lectularius (kutu busuk), dan Lethoverus sp. (kepinding air)
  5. Homoptera, mempunyai dua pasang sayap (sayap depan dan sayap belakang) yang sama bentuknya, tipe mulut menusuk atau mengisap, metamorfosis tidak sempurna. Kebanyakan hidup sebagai hama tanaman. Contoh Nephotetix apicalis (wereng hijau), Dundubia manifera (tonggeret), Nilaparvata lugens (wereng coklat), dan Aphid sp. (kutu daun).

Subkelas Pterygota

Pterygota meliputi kelompok serangga bersayap yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola). Urutan metamorfosisnya adalah telur – larva – pupa – imago. Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok ini dibagi menjadi beberapa ordo sebagai berikut.

Neuroptera, mempunyai dua pasang sayap tipis yang urat-uratnya berbentuk seperti jala, dan tipe mulut menggigit. Contoh Myrmeleon frontalis (undur-undur) dan Chysopa sp.

Lepidoptera, mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik halus, metamorfosis sempurna, terdapat dua macam pupa yaitu pupa mumi (pupa terlihat dari luar) dan pupa kokon (pupa terlindung kokon), dan tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan. Ordo Lepidoptera dibagi menjadi dua subordo yaitu Rhapalocera dan Heterocera.
  1. Rhapalocera, meliputi berbagai jenis kupu-kupu, ketika hinggap sayapnya ditekuk. Contohnya Attacus atlas (kupu-kupu gajah), Erlonata thrax (hama daun pisang), dan Papilio memnon (kupu-kupu pastur).
  2. Heterocera, meliputi berbagai jenis ngengat yang aktif pada malam hari. Jika hinggap kedudukan sayap mendatar. Contoh Bombyx mori (ulat sutra), Agrotis ipsilon (ulat tanah), dan Plusia signata.
Diptera, mempunyai dua pasang sayap, sepasang sayap depan berfungsi untuk terbang dan sepasang sayap belakang berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter. Anggota Diptera mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut ada menjilat atau menusuk dan mengisap, pada beberapa jenis mulut berbentuk seperti belalai disebut probosis. Diptera meliputi berbagai jenis lalat dan nyamuk, contohnya adalah Drossophyla melanogaster (lalat buah), Musca domestica (lalat rumah), nyamuk Culex natigans, nyamuk Anopheles sp, dan nyamuk Aedes aegypti.

Coleoptera, mempunyai dua pasang sayap, sayap depan tebal dan keras karena mengandung zat tanduk yang disebut dengan elitra, sayap belakang tipis seperti selaput, mengalami metamorfosis sempurna, dan mempunyai tipe mulut menggigit. Meliputi berbagai jenis kumbang, contohnya adalah Oryctes rhinoceros (kumbang kelapa), Lampyris sp. (kunang-kunang), Calandra oryzae (kumbang beras), dan Calasoma sp. (kumbang air buas).

Siphonoptera, tidak mempunyai sayap, tubuhnya pipih, kaki sangat kuat yang berguna untuk meloncat, tipe mulut menusuk dan mengisap, metamorfosis sempurna, dan segmentasi tubuh tidak jelas (batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas). Meliputi berbagai jenis pinjal, contohnya adalah Pubex irritans (pinjal manusia), Ctenocephalus canis (pinjal anjing), dan Xenopsylla cheopis (pinjal pada tikus dapat menularkan penyakit pes).

Hymenoptera, mempunyai dua pasang sayap yang tipis seperti selaput, sayap depan lebih besar dari sayap belakang, tipe mulut menggigit dan mengisap atau menggigit saja, tubuh bersegmen dan segmen terakhir mengalami modifikasi menjadi alat penyengat. Meliputi berbagai jenis semut dan lebah, contohnya Apis indica, Apis mellifera (lebah madu), Monomorium sp. (semut hitam), Xylocopa nobilis (kumbang pengisap madu yang sering melubangi kayu bangunan rumah sebagai sarang). Lebah hidup berkoloni dan terdapat pembagian tugas antara lebah ratu (lebah betina fertil), raja (lebah jantan yang berkembang dari telur tanpa dibuahi atau partenogenesis), dan lebah pekerja (lebah steril, bertugas mengumpulkan makanan berupa madu dan polen serta menjaga sarang).

8. Filum Echinodermata

Echinodermata berasal dari kata Yunani echinos (duri) dan dermal (kulit) yang artinya hewan berkulit duri, yaitu kulitnya mempunyai lempeng-lempeng zat kapur sebagai endoskeleton dan terdapat duri-duri kecil. Pada beberapa jenis, duri ini mengalami modifikasi menjadi alat yang berguna untuk menangkap makanan. Echinodermata merupakan hewan tripoblastik selomata yang hidup bebas di laut dengan gerakan yang lambat. Echinodermata memakan zat organik dan tidak ada yang parasit, meliputi sekitar 7.000 jenis yang masih hidup dan sekitar 13.000 jenis telah menjadi fosil. Bentuk tubuh dewasa simetri radial, namun larvanya yang bersilia mempunyai simetri bilateral yang menyerupai embrio Chordata sehingga diduga Echinodermata berevolusi dari nenek moyang yang simetri bilateral.

Mulut terdapat di permukaan bawah tubuh dan anusnya ada di permukaan atas. Echinodermata mempunyai sistem sirkulasi terbuka, terdiri dari pembuluh yang mengelilingi mulut dan di-hubungkan dengan lima buah pembuluh radial di bagian lengan.

Sistem pencernaan lengkap, terdiri dari mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus, berakhir di anus. Pada beberapa jenis, anus ini tidak berfungsi. Bernapas menggunakan kaki ambulakral, namun pada beberapa jenis menggunakan paru-paru kulit (dermal branchialis) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh yang tipis membentuk gelembung insang pada papula yang dilindungi silia dan pediselaria. Sisa-sisa metabolisme diangkut oleh sel-sel amubosit ke paru-paru kulit kemudian dilepaskan ke luar tubuh. Hewan ini tidak mempunyai otak namun memiliki ganglion dengan sistem saraf radial sederhana yang melingkari mulut kemudian bercabang-cabang ke arah lengan. Perkembangbiakan se cara seksual dengan alat kelamin terpisah dan melakukan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi akan membelah menjadi morula, blastula, gastrula, kemudian berkembang menjadi larva bipinnaria berbentuk simetri bilateral. Larva ini dapat berenang bebas di lautan dan berkembang menjadi branchidaria lalu mengalami metamorfosis menjadi bentuk dewasa yang simetri radial. Banyak jenis hewan ini yang mempunyai kemampuan regenerasi tinggi yaitu dapat menumbuhkan kembali bagian tubuh yang terpotong.

Echinodermata mempunyai sistem pembuluh air yang disebut kaki ambulakral untuk bergerak, makan, dan pertukaran gas. Sistem saluran air ambulakral terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.
  • Madreporit, berupa lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil sebagai tempat masuk dan keluarnya air dari dalam tubuh.
  • Saluran batu, menghubungkan madreporit dengan saluran cincin.
  • Saluran cincin, yaitu saluran yang melingkari mulut.
  • Saluran radial, saluran cincin yang meluas ke seluruh tubuh.
  • Saluran lateral, terusan dari saluran radial di daerah lengan.
  • Gelembung otot atau ampula.
  • Kaki tabung atau kaki ambulakral.
Air masuk melalui (madreporit) menuju ke pembuluh batu, kemudian menuju ke saluran cincin yang bercabang ke saluran radial dan saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung yang berpasangan dengan ampula. Dari saluran lateral air masuk ke ampula dan dikeluarkan ke lingkungan.

Echinodermata diklasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea.

Asteroidea

Asteroidea disebut juga bintang laut karena tubuh berbentuk bintang dengan lengan yang biasanya berjumlah lima. Pada ujung setiap lengan terdapat mata sederhana yang dapat membedakan gelap dan terang. Bentuk dan warna bintang laut bervariasi. Penyokong tubuh berupa lempeng zat kapur (osikulus), pada permukaan kulit terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Di sekitar duri terdapat pediselaria untuk menangkap makanan dan alat pelindung. Mulut terdapat di permukaan bawah (permukaan oral) dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung terdapat pada permukaan oral, sedangkan madreporit dan alat kelamin terdapat pada permukaan aboral. Bintang laut dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk kembali bagian tubuh yang terpotong (regenerasi). Perkembangbiakan secara seksual melibatkan hewan jantan dan betina, pembuahan secara eksternal, menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi larva bipinnaria. Contohnya adalah Asterias sp. (bintang laut merah), Pisaster ochraceus (bintang laut kuning tua), Linckia laevigata (bintang laut biru tua), dan Pisaster giganteus (bintang laut raksasa).

Echinoidea

Echinoidea meliputi berbagai jenis bulu babi atau landak laut yang bentuk tubuhnya bulat dan memiliki pelindung testa yang dilingkupi dengan duri dari zat kapur yang panjangnya 1 – 2 cm. Pada beberapa jenis, duri ini lebih panjang dan tajam untuk melindungi diri dari predator. Hewan dewasa berukuran antara 3 – 10 cm. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan di sekitar pantai atau di dasar laut. Meskipun tubuhnya tidak mempunyai lengan, Echinoidea mempunyai simetri radial lima lengan seperti pada Echinodermata lainnya. Simetri ini tampak jelas ketika bulu babi dikeringkan. Hewan ini bergerak dengan ratusan kaki tabung berukuran kecil. Mulut terletak di permukaan oral, dilengkapi dengan 5 buah gigi yang digerakkan oleh otot lentera arisoteteles untuk mengambil makanan. Nama itu diambil dari Aristoteles yang pertama kali mendeskripsikan alat ini dengan jelas dalam bukunya History of Animals. Anus, madreporit, dan lubang kelamin terdapat di permukaan aboral. Reproduksi secara seksual dengan pembuahan eksternal. Hasil pembuahan berupa zigot yang kemudian tumbuh menjadi larva pluteus yang mempunyai simetri bilateral. Contohnya adalah Diadema antillarum (landak laut hitam di Laut Karibia), Arbacia punctulata, dan Echinos esculentus.

Ophiuroidea

Ophiuroidea sering disebut bintang ular karena mempunyai lima lengan yang panjangnya dapat mencapai 60 cm dan dapat digerakkan seperti ular. Lengan ini pangkalnya menyatu pada tubuh yang berbentuk cakram yang disebut kaliks. Cakram tubuh mempunyai simetri radial, di dalamnya terdapat alat pencernaan dan reproduksi. Madreporit dan mulut yang dilengkapi lima rahang terdapat di permukaan oral. Alat pencernaan terdiri dari mulut, lambung, dan tidak mempunyai anus, sisa makanan dikeluarkan kembali melalui mulutnya. Ular laut tidak memiliki bintik mata, tetapi dapat menggunakan reseptor pada epidermis untuk membedakan gelap dan terang.

Hewan ini mempunyai kemampuan regenerasi yang tinggi. Alat pernapasan dan ekskresi berupa tabung bersilia (disebut bursa) yang berhubungan dengan sistem abulakral. Alat kelamin pada bintang ular terpisah antara hewan jantan dan betina. Alat kelamin ini terdapat pada cakram tubuh yang berhubungan dengan bursa. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam, biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir yang aktif terutama pada malam hari. Cotohnya adalah Caulerpa racemosa (ular laut kecil), Palaeocoma egertoni, dan Ophioplocus sp.

Crinoidea

Crinoidea sering disebut lilia laut karena hidup melekat pada bebatuan dan mempunyai lengan bercabang-cabang menyerupai mahkota bunga lilia. Lengan yang panjang ini disebut pinnula yang berjumlah lima buah atau kelipatannya. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan tangkai (stalk) yang memanjang dari daerah aboral. Jenis lain menggunakan siri (cirri) yaitu tentakel pendek dan halus untuk melekat pada bebatuan di dasar laut. Mulut dan anus terdapat pada permukaan oral di bagian atas tubuh dikelilingi siri dan tidak mempunyai madreporit. Lilia laut juga dapat bergerak dan berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Hewan ini mempunyai kemampuan regenerasi yang besar. Perkembangbiakan dilakukan secara seksual, organ kelamin terpisah (ada hewan jantan dan betina), dan pembuahan terjadi secara eksternal. Contohnya adalah Antendon tenella, Ptilometra australis, dan Ptilocrinus pinnatus.

Holothuroidea

Holothuroidea disebut juga teripang atau mentimun laut karena bentuk tubuhnya seperti mentimun yang dapat ditemukan di dasar pantai hampir di seluruh dunia. Tubuh teripang lunak, diperkuat dengan osikula sebagai endoskeleton di bawah kulit. Hewan ini tidak mempunyai lengan, bergerak dengan memanjang dan memendekkan tubuh dengan bantuan otot di bawah kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Alat pernapasan berupa paru-paru air atau melalui percabangan kloaka yang terletak sebelum anus. Teripang mempunyai sistem saluran air yaitu madreporit yang berhubungan dengan saluran cincin di sekitar mulut kemudian bercabang-cabang ke saluran radial. Teripang mempunyai sistem peredaran darah yang jelas dan sistem saraf berbentuk cincin yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Reproduksi secara seksual dengan pembuahan di luar tubuh. Telur yang dibuahi berkembang menjadi larva auricularia. Teripang sering dimanfaatkan sebagai obat dan makanan. Contohnya adalah Holothuria floridana (teripang raksasa Amerika), Holothuria artha (teripang hitam), Thyone briareus, dan Sticopus sp.

9. Filum Chordata

Filum Chordata merupakan kelompok hewan Vertebrata dan beberapa hewan Invertebrata. Semua hewan dalam filum Chordata mempunyai ciri khas meskipun hanya tampak pada periode tertentu dalam kehidupannya, yaitu mempunyai notokord, tali saraf dorsal, celah insang, dan ekor berotot yang melewati anus. Notokord merupakan sel-sel pada embrio yang tersusun berjajar dan saling bersambungan yang menyokong tubuh. Pada Vertebrata, notokord berkembang menjadi tulang belakang. Perhatikan Gambar berikut.

Chordata terbagi menjadi tiga subfilum yaitu Urochordata, Cephalochordata, dan Vertebrata. Urochordata mempunyai notokord dan bumbung saraf (tonjolan yang akan berkembang menjadi sistem saraf) ketika masih embrio hingga larva, tetapi pada hewan dewasa tidak ada. Hewan ini hidup melekat di dasar laut, mempunyai tunika (selubung) pelindung tubuh. Contohnya adalah hewan penyemprot laut (sea squirt) dan tunikata. Cephalocordata meliputi hewan lanselet yang berbentuk seperti ikan, mempunyai notokord dan bumbung saraf tetapi tidak mempunyai vertebra (tulang belakang). Notokord berkembang hingga hewan dewasa yang mendukung gerak otot. Tubuhnya bulat memanjang dengan ujung yang meruncing, tidak mempunyai sirip, jantung, dan otak.

Hidupnya di dasar laut berpasir dan menggunakan insang untuk bernapas dan mencari makan. Vertebrata meliputi berbagai hewan yang telah mempunyai tulang belakang dan alat-alat tubuh berkembang lebih kompleks. Dalam filum Chordata ini, kamu hanya akan mendalami subfilum Vertebrata.

a.  Ciri-Ciri Vertebrata

Hewan Vertebrata mempunyai tulang belakang yang berkembang dari notokord dan mempunyai saraf spinal. Tubuhnya simetri bilateral, organ tubuh dan otak dilindungi oleh tulang. Selain sebagai pelindung, tulang juga berfungsi sebagai penimbun kalsium dan fosfat dan menyokong sistem gerak hewan karena otot-otot melekat pada tulang. Tulang juga mendukung perkembangan tubuh, sehingga hewan Vertebrata mempunyai ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan hewan Invertebrata. Vertebrata mempunyai alat tubuh yang berkembang baik yaitu alat pencernaan dari mulut hingga anus, sistem peredaran darah tertutup, alat ekskresi berupa ginjal, bernafas dengan insang atau paru-paru yang efisien, sistem koordinasi berupa sistem endokrin dan sistem saraf yang lebih kompleks, seluruh tubuh dilindungi oleh kulit, dan berkembang biak secara seksual.

b. Klasifikasi Vertebrata

Subfilum Vertebrata terdiri dari dua superkelas yaitu Agnatha dan Gnathostomata. Superkelas Agnatha meliputi berbagai hewan Vertebrata yang tidak mempunyai rahang, misalnya belut lamprey. Lamprey hidup di air tawar dan air laut dan hidup parasit dengan menempel dan mengisap darah ikan lain. Superkelas Gnathostomata meliputi berbagai hewan Vertebrata yang mempunyai rahang, dibagi menjadi enam kelas yaitu Chondrichthyes, Osteichthyes, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia. Pada bagian ini hanya dibahas mengenai klasifikasinya saja, sedangkan organ-organ tubuhnya akan dibahas lebih mendalam di kelas XI.

Chondrichthyes

Chondrichthyes meliputi berbagai jenis ikan bertulang rawan yaitu berbagai hiu dan ikan pari. Karena tidak mempunyai tulang, maka hewan ini tidak mempunyai sumsum tulang tempat pembuatan darah merah, sehingga darah merah dibuat di limpa dan kelenjar di sekitar organ kelamin serta pada organ khusus yang disebut organ leidig. Selain itu ikan ini mempunyai organ khusus lain yang disebut organ epigonal yang berfunsi sebagai sistem imunitas/kekebalan. Tubuhnya mempunyai 5 – 7 celah insang yang tidak ditutupi oleh operkulum, terletak pada kedua sisi faring. Tubuhnya dilapisi kulit yang ditutupi oleh sisik plakoid. Sisik plakoid tersusun oleh bahan tulang yang dilapisi email, sehingga jika kamu meraba kulit ikan Chondrichthyes akan terasa kasar. Pada mulut ikan hiu terdapat gigi yang merupakan modifikasi sisik yang mengalami pergantian secara tak terbatas. Tidak semua ikan hiu bersifat predator. Hiu putih raksasa memakan plankton dan makhluk hidup laut kecil lainnya (filter feeder). Contoh Chondrichthyes adalah Chimaera sp. (ikan tikus), Isurus oxyrinchus (hiu Atlantik), Eugomphodus cuvier (hiu macan), Pristis pectinata (hiu gergaji), Raja erinacea (ikan pari), dan Carcharodon carcharias (hiu putih raksasa).

Osteichthyes

Osteichthyes meliputi berbagai jenis ikan bertulang keras atau bertulang sejati. Terdapat sekitar 29.000 jenis yang masih hidup sehingga Osteichthyes merupakan kelas terbesar dari Vertebrata. Ilmu yang mempelajari ikan dan kehidupannya disebut iktiologi. Bentuk tubuh, ukuran, tempat hidup, dan cara hidup bermacam-macam. Tubuhnya ditutupi oleh sisik bertipe sikloid dan stenoid. Ikan bertulang sejati mempunyai alat-alat yang berkembang baik, seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi dengan jantung beruang dua, alat pernapasan menggunakan insang, mempunyai otak dan sistem saraf, sistem otot, alat ekskresi berupa ginjal, dan sistem reproduksi. Ikan ini juga mempunyai gelembung renang berupa kantong udara pada rongga perut untuk membantu mengapung dan alat bantu pernapasan. Selain itu ikan bertulang sejati mempunyai gurat sisi atau linea lateralis untuk mengetahui tekanan air. Contohnya adalah Salmo salar (ikan salmon Atlantik), Trichogaster trichopterus (ikan sepat mutiara), Scleropages formosus (arwana), dan Achiroides melanorhynchus (ikan lidah).

Amphibia

Saat ini diketahui sekitar 6.000 jenis Amphibia yang masih hidup. Ilmu yang mempelajari Amphibia disebut herpetologi. Amphibia meliputi berbagai jenis katak, kodok, salamander, dan Amphibia tak berkaki. Amphibia hidup di air dan di darat (amphibia = dua kehidupan). Dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis. Telur menetas menjadi kecebong yang hidup di perairan (bernapas dengan insang), kemudian kecebong tumbuh menjadi Amphibia dewasa yang hidup di darat. Amphibia yang hidup di darat bernapas dengan paru-paru dan dibantu dengan pertukaran udara melalui seluruh permukaan tubuh. Kulit Amphibia licin, tidak bersisik, dan mempunyai banyak kelenjar yang menghasilkan semacam lendir untuk membasahi kulit. Kulit yang selalu basah ini efektif untuk terjadinya pertukaran udara. Beberapa jenis katak menghasilkan racun pada kulitnya. Sistem peredaran darah tertutup dengan jantung beruang tiga (dua serambi dan satu bilik). Hewan ini bersifat poikiloterm yaitu suhu tubuh diatur menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Amphibia bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi eksternal. Contoh: Bufo viridis (bangkong), Rana cetesbina (katak sawah), Dendrobates azureus (katak beracun), Salamandra salamandra, (salamander api), dan Notophthalmus viridescens (kadal salamander merah).

Reptilia

Reptilia hidup di darat, tubuhnya ditutupi sisik yang tebal, mengandung zat keratin sehingga tidak dapat ditembus air. Sisik ini merupakan skeleton yang berfungsi sebagai pelindung tubuh. Dalam hidupnya beberapa jenis Reptilia mengalami pergantian kulit/ekdisis. Reptilia bernapas dengan paru-paru. Pada Reptilia yang hidup di perairan mempunyai kulit yang permeabel dan mempunyai insang di dekat anus. Sistem sirkulasi tertutup dengan jantung mempunyai empat ruang namun belum tersekat sempurna. Sistem saraf lebih berkembang dibandingkan Amphibia. Hewan ini berkembang biak secara seksual, bersifat ovipar atau ovovivipar. Reptilia merupakan hewan poikiloterm. Telurnya dibungkus cangkang dari zat kapur. Reptilia meliputi berbagai jenis buaya dan aligator (23 jenis dari ordo Crocodilia), tuatara yang hanya ada di Selandia Baru (2 jenis dari ordo Rhynchocephalia), berbagai cicak, kadal, dan ular (sekitar 7.000 jenis dari ordo Squamata), dan kura-kura (300 jenis dari ordo Chelonia). Beberapa ordo yang lain meliputi jenis-jenis Reptilia yang telah punah, misalnya Ichthyosauria, Pterosauria, Ornithischia, dan Therapsida.

Aves

Aves meliputi berbagai jenis burung. Saat ini terdapat sekitar 10.000 jenis burung yang masih hidup sehingga merupakan kelompok Vertebrata darat yang paling banyak. Tubuh burung ditutupi bulu dan kebanyakan dapat terbang, hewan diurnal (aktif pada siang hari) dan beberapa jenis nokturnal (aktif pada malam hari, misalnya burung hantu). Sayap burung dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu plumae, plumulae, dan filoplumae. Burung merupakan hewan homeoterm, yaitu hewan yang menjaga suhu tubuh selalu tetap pada kisaran tertentu meskipun suhu lingkungan berubah. Kemampuan terbang didukung oleh struktur yang disebut pundi udara yang berfungsi untuk membantu pernapasan ketika terbang, membantu meringankan tubuh, dan memperkeras suara burung. Makanan burung bervariasi, misalnya madu, biji, tumbuhan, serangga, ikan, mamalia, bangkai, bahkan burung lain. Beberapa jenis burung melakukan migrasi pada musim-musim tertentu untuk mendapatkan habitat yang optimal. Ciri khas kelompok burung adalah mempunyai paruh yang keras dan tidak bergigi, merupakan hewan ovipar dengan telur dilindungi cangkang yang keras, laju metabolisme tinggi, jantung terdiri dari empat ruang yang tersekat sempurna, dan mempunyai tulang yang ringan namun kuat.

Burung mempunyai ciri khas, yaitu suhu tubuh yang tidak tergantung pada Iingkungan (hewan yang homoiotherm), mempunyai sayap yang berfungsi untuk terbang dan mengerami telurnya. Contoh: Columba livia (merpati), Gallus gallus (ayam), Struthio camelus (burung unta), Haliaeetus leucocephalus (elang), dan Leucopsar rothschildi (jalak bali).

Mammalia

Mammalia meliputi sekitar 5.500 jenis hewan (termasuk manusia) yang ciri khasnya mempunyai kelenjar susu dan tubuh ditutupi oleh kulit yang berambut. Mempunyai dua pasang alat gerak yang dapat mengalami modifikasi untuk memegang, berjalan, lari, memanjat, menggali, berenang, atau terbang. Otak Mammalia berkembang lebih baik dari hewan yang lain dan membentuk struktur khas yang disebut neokorteks. Gigi mamalia juga mengalami diferensiasi sesuai dengan jenis makanannya. Sistem peredaran darah tertutup, jantung terdiri dari empat ruangan, dan bernapas dengan paru-paru. Embrio Mammalia berkembang di dalam rahim dan hewan betina menghasilkan susu untuk memelihara anak yang baru lahir hingga usia tertentu. Umumnya hewan Mammalia bersifat vivipar, kecuali platipus (Ornitho-rynchus sp) bersifat ovipar. Mammalia dibagi atas beberapa ordo yaitu Monotremata (hewan berparuh yaitu platypus dan ekidna), Marsupialia (hewan berkantong, misalnya kangguru, kuskus, dan oposum), dan Placentalia (hewan yang mempunyai plasenta ketika embrio)

Sekian postingan yang admin bagikan mengenai Kingdom Animalia Lengkap. Semoga bermanfaat dan penegetahuan serta wawasan anda mengenai biologi itu sendiri semakin luas.

0 Response to "Kingdom Animalia Lengkap"

Posting Komentar

-->