-->

Dampak GIobaIisasi

Dampak GIobaIisasi - Saat  ini sedang marak penggunaan jejaring  sosial  atau  lebih dikenal dengan facebook. Situs sosial ini merupakan salah satu media social network yang sangat terkenal. Dengan facebook, Anda dapat berinteraksi dengan berbagai macam orang di seluruh dunia. Dengan fasilitas Internet, Anda dapat mengatasi jarak jauh menjadi dekat serta dapat digunakan berkomunikasi antarwarga suatu negara dengan warga negara lain yang saling berjauhan. Internet merupakan salah satu bentuk kemajuan perkembangan teknologi komunikasi. Selain perkembangan di bidang teknologi, saat ini juga terjadi perubahan gaya hidup di sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa makan restoran di McDonald atau di Kentucky Fried Chicken (KFC) lebih enak dan bergengsi daripada makan di restoran padang atau di Warteg merupakan bukti dari proses lokalisasi dari kebiasaan yang datang dari Amerika Serikat. Adanya kecenderungan saat menonton bioskop sambil makan popcorn dan minum soft drink, juga menjadi contoh dari proses lokalisasi terhadap kebiasaan-kebiasaan yang datang dari budaya luar.
Dampak GIobaIisasi
Dampak GIobaIisasi

Kedua contoh di atas muncul akibat adanya pengaruh asing yang masuk dan memengaruhi pola/gaya hidup masyarakat Indonesia. Gejala inilah yang biasa dikenal dengan istilah globalisasi. Globalisasi seakan berubah menjadi “ideologi baru” dalam tatanan dunia sekarang ini. Semua masyarakat dunia telah memakluminya. Karakteristik masyarakat dunia yang super sibuk, serba cepat, berbudaya konsumtif, dan hedonis merupakan pengaruh adanya globalisasi. Globalisasi juga berpengaruh besar terhadap perubahan perilaku kehidupan masyarakat di suatu negara.
Baca juga
Teks Dan Pasal-Pasal Undang Undang Dasar Tahun 1945
Tahukah Anda tentang globalisasi ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dengan adanya globalisasi ini? Akankah berdampak baik atau justru berdampak buruk bagi kehidupan masyarakat Indonesia? Untuk lebih memahami tentang globalisasi, maka anda akan diajak belajar memahami pengertian dari globalisasi, aspek-aspek yang melingkupinya, dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun negatifnya, serta perlunya menyikapi pengaruh globalisasi ini.

A. Globalisasi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Hakikat Globalisasi

Berdasarkan ilustrasi pada pendahuluan di atas, tahukah Anda yang dimaksud dengan globalisasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi merupakan proses masuk ke ruang lingkup dunia. Globalisasi berasal dari kata globe/global yaitu dunia atau bola dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai hal-hal/kejadian secara umum dan keseluruhan, yang terkait dengan dunia.

Di dalamnya mencakup kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang layak diperhitungkan. Istilah Globalisasi berasal dari kata “global”, artinya secara umum dan keseluruhan, taksiran secara bulat, secara garis besar. Istilah ini akan melibatkan kesadaran masyarakat dunia adalah kontinuitas lingkungan yang terkonsentrasi sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi juga dipandang sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan mampu membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terkait dan terikat satu sama lain, sehingga mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi juga didefinisikan sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara- negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, Globalisasi tidak lain sebetulnya adalah suatu kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya (adidaya) praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil (lemah) akan makin tidak berdaya karena mereka tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti politik, sosial-budaya dan agama. Pemikiran Theodore Levitte yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “Who Coined the Therm Globalization is Dead” (1985), menjadikan ia orang yang pertama kali menggunakan istilah globalisasi pada tahun 1985.

Arus globalisasi semakin lama semakin meningkat dan menyeluruh kepada setiap aspek kehidupan sehari-hari. Globalisasi telah berubah menjadi gaya hidup baru kosmopolitan yang ditandai oleh berbagai kemudahan hubungan dan terbukanya berbagai macam informasi yang akan memungkinkan individu mengikuti gaya-gaya hidup baru yang disenangi.

Globalisasi dewasa ini telah berubah menjadi kekuatan yang terus meningkat serta mampu menciptakan aksi dan reaksi dalam segenap kehidupan manusia di bumi. Globalisasi akan menciptakan dunia yang terdiri dari negara-negara terbuka untuk saling berhubungan terutama dengan ditunjang teknologi informasi yang sedemikian canggih. Topangan teknologi informasi ini pada gilirannya akan mampu merubah segi-segi kehidupan, baik kehidupan material maupun spiritual.

Sebelum dijelaskan lebih dalam tentang Globalisasi, terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud dengan globalisasi menurut pandangan para ahli. Berikut ini terdapat beberapa pengertian tentang globalisasi oleh para ahli :

a. Menurut Selo Sumardjan

Dalam bukunya yang berjudul “Konflik-Konflik Sosial di Indonesia” (2002), beliau berpendapat bahwa Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.

b. Menurut Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye

Dalam bukunya yang berjudul “After the Cold War” (1993), mereka berpendapat bahwa Globalisasi yakni saling berhubungan, integrasi, dan saling keterkaitan antar masyarakat dan negara-negara seluruh dunia.

c. Menurut Emanuel Richter

Dalam bukunya yang berjudul “Politische System and Comparative Politics” (1998), dia menuliskan bahwa Globalisasi ialah suatu jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yan sebelumnya terpecah-pecah ataupun terisolir ke dalam ketergantungan dan peraturan dunia.

d. Menurut Lodge

Dalam bukunya yang berjudul “The Impact of Globalization” (1996), Lodge mendefinisikan Globalisasi sebagai suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa menjangkau satu dengan yang lain atau saling berhubungan dalam semua aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi, maupun lingkungan hidup.

Memang globalisasi tidak dapat diartikan secara satu per satu dalam bidang kehidupan. Namun masing-masing bidang akan saling berkaitan antara satu sistem dengan sistem lairmya. Pada era Globalisasi sekarang ini, dapat diartikan bahwa dunia semakin mengecil dan menyempit sehingga proses hubungan antar bangsa dan negara makin dekat, komunikasi dan transportasi semakin cepat serta saling terpengaruh antara satu dengan yang lain. Dengan demikian, Globalisasi akan melahirkan pandangan baru tentang konsep “Dunia Tanpa Tapal Batas” yang akan membawa kepada perubahan-perubahan baru di dunia. Dimana nantinya, secara tidak langsung sistim organisasi dan komunikasi antar masyarakat dan negara di seluruh dunia mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.

2. Proses Globalisasi

Pada penghujung abad ke-20, umat manusia dihadapkan pada gejala baru, yaitu globalisasi. Globalisasi merupakan proses yang panjang dalam sejarah dan telah mengalami enam tahapan sebagai berikut.

a. Tahap Embrional (tahun 1500-1800)

Pada bulan September 1522, Sevilla telah berada di Spanyol, setelah melakukan pelayaran yang mengelilingi bumi untuk pertama kalinya. Ia memberikan bukti secara eksklusif bahwa bumi itu bulat dengan rute-rute lautan untuk mempermudah pelayaran keliling.
Tahap Pertumbuhan (1810-1870)
Setelah tahun 1700-an, Eropa Barat telah keuntungan yang tidak merata dan kaum pedesaan yang miskin memperoleh hasil yang sangat kecil. Apalagi dengan diperkokoh oleh gelombang imperialisme abad ke-19.

b. Tahap Take Oƒƒ (1870-1920)

Selama tahun 1870-an, beberapa kawasan dunia boleh dikatakan mempunyai kedudukan yang sebanding dalam gambaran ekonomi dunia. Cina, India, dan Ottoman Empire memainkan peranan ekonomi penting bersama Eropa Timur. Hal ini hampir sama dengan fenomena ekonomi global saat ini, di mana posisi kunci dari aktor-aktor ekonomi dan politik terletak pada garis segitiga antara Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat

c. Tahap Perjuangan Hegemoni (1920-1960)

Akhirnya, dampak dari Perang Dunia I dan depresi besar setelah itu serta digabungkan dengan gelombang nasionalisme yang mulai marak di negara- negara dunia ketiga, mulai menggerogoti Eropa. Akibatnya, kepemimpinan ekonomi global beralih ke tangan Amerika Serikat yang mulai mendominasi ekonomi global setelah Perang Dunia II. Namun, perusahaan-perusahaan multinasional belakangan ini telah membantu memperluas ekonomi global di luar kemampuan lembaga-lembaga politik, nasional, dan internasional.

d. Tahap Ketidakpastian (1960-1990)

Pada masa sejak periode perang dunia kedua berakhir hingga tahun 1970- an, ekonomi dunia didominasi oleh Amerika Serikat. Sekarang, meskipun produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat masih tetap paling besar, tetapi sekitar 45% dari PDB dunia merupakan peran dari Uni Eropa, Jepang, dan negara- negara industri baru di Asia Tenggara dan Timur (Korea, Taiwan, dan Singapura) serta Cina sebagai motor penggerak ekonomi.

e. Tahap Kebudayaan Global (setelah 1990)

Banyak pendapat mengatakan bahwa proses globalisasi merupakan proses kehidupan yang serba luas dan tidak terbatas (mendunia) sehingga pengaruhnya dapat mengubah tatanan kehidupan bangsa seperti di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Awalnya, pengertian globalisasi dipergunakan secara umum dalam bidang ekonomi. Bankan, secara sederhana, globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang semakin berkembang disertai dengan keterlibatan banyak negara dalam kegiatan ekonomi global.

Jadi, proses globalisasi ekonomi sendiri merupakan perubahan perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural yang berlangsung terus mengikuti perubahan teknologi dan peningkatan perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia yang semakin cepat. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan ekonomi dan juga mempertajam persaingan antar negara. Tidak hanya dalam perdagangan internasional, melainkan pula dalam bidang investasi, keuangan, dan produksi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), di satu sisi memberikan kemudahan hidup bagi umat manusia, tetapi di sisi lain dapat menimbulkan berbagai perubahan, di antaranya pergeseran nilai. Soejatmiko menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor utama yang mendorong terjadinya perubahan, yaitu perkembangan iptek, kependudukan, dan ekologi (lingkungan hidup). Penguasaan iptek menjadi kunci perubahan. Dalam konteks ini, menurut John Naisbitt dan Patricia Aburdence yang tertuang dalam sebuah  buku yang berjudul “Megatrend 2000” (1990), bahwa negara-negara Barat yang berbahasa Inggris akan mendominasi gaya hidup (life style).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini telah banyak mempengaruhi perilaku manusia dalam kehidupan, sehari-hari. Misalnya, penggunaan HP (handphone) atau telepon selular tidak hanya digunakan oleh golongan atas saja, melainkan sudah menjadi gaya hidup golongan menengah ke bawah. Fitur HP hampir setiap saat berganti dan menjelma menjadi alat yang dapat diakses dengan internet, games, kamera digital, atau fungsi- fungsi lainnya. Begitu pula komputer dengan program- program canggih mem- pengaruhi teknologi industri seperti teknologi, industri strategi angkatan perang, agro industri, rekayasa genetika, atau industri-industri lainnya.

Keenam tahapan itu merupakan akibat dari revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Revolusi imu pengethuan dengan segala perwujudannya telah mendorong meluasnya budaya global dengan ciri mobilitas tinggi dan arus informasi yang tidak terbendung.

Adapun wujud dari arus budaya global ini adalah sebagai berikut.
  1. Arus etnis ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran, turis, pengungsi, tenaga kerja, dan pendatang. Arus manusia ini telah melewati batas-batas teritorial negara.
  2. Arus teknologi ditandai dengan mobilitas teknologi munculnya multinational corporation dan transnational corporation yang kegiatannya dapat menembus batas-batas negara.
  3. Arus keuangan yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi. Pembelian melalui internet penyimpanan uang di bank asing.
  4. Arus media yang ditandai dengan makin kuatnya mobilitas informasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. Berbagai peristiwa di belahan dunia seakan- akan berada di hadapan kita karena cepatnya informasi.
  5. Arus ide yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu negara. Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat internasional. Isu-isu ini merupakan isu internasional yang tidak hanya berlaku di suatu wilayah nasional negara (isu persamaan gender, isu demokratisasi, isu perbaikan upah buruh, isu HAM, isu lingkungan hidup).
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus budaya global terutama arus ide telah memunculkan berbagai isu internasional, Kita sebagai bangsa tidak dapat lagi mengisolasi diri karena batas-batas negara tidak mampu lagi menutup serbuan arus global. Saling ketergantungan dan hubungan antarbangsa mengharuskan bangsa Indonesia berinteraksi dan berkompetisi untuk kemajuan.

1. Para Globalis

Para Globalis menyakini bahwa Globalisasi adalah sebuah realitas yang terjadi di dunia, yang memiliki konsekuensi-konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka yakin bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal lama kelamaan akan hilang akibat diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. Namun para globalis tidak mempunyai pandangan sama tentang konsekuensi-konsekuensi terhadap proses Globalisasi tersebut. Dalam memandang Globalisasi, para Globalis terbagi menjadi 2 kategori, yaitu :

a. Para Globalis Optimis

Para Globalis Optimistis ini memberikan tanggapan baik terhadap perkembangan Globalisasi semacam itu dan menyatakan bahwa Globalisasi akan mampu menghasilkan masyarakat dunia yang toleran ,bertanggung jawab dan sejahtera.

b. Para Globalis Pesimis

Para Globalis Pesimis berpendapat bahwa Globalisasi ialah sebuah fenomena negatif. Mereka beranggapan bahwa Globalisasi sebenarnya adalah suatu bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang nampaknya benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

2. Para Tradisionalis

Para Tradisionalis adalah sekelompok orang yang tidak percaya bahwa Globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena Globalisasi hanyalah sebuah mitos semata atau, jikalau memang ada dan terjadi, terlalu dibesar- besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.

3. Para Transformasionalis

Para Transformasionalis berada pada posisi di antara para globalis dan tradisionalis. Di suatu sisi, mereka setuju bahwa pengaruh Globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai “seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung”. Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.

Dalam bukunya yang berjudul “Knowledge, Wealth and Violence at The Edge of the 21st Century” (1990), Alvin Toffler menyatakan bahwa perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang berikut ini.
  1. Gelombang I : peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500 SM
  2. Gelombang II : peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 SM-1970 M
  3. Gelombang III:peradaban informasi berlangsung mulai 1970 M - sekarang.
Masing-masing gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first wave) disebut juga dengan revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini, pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia.

Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri, yakni di Inggris. Penemuan serta selanjutnya penggunaan mesin-mesin industri. mesin uap, mesin-mesin pemintal dalam berbagai industri textil, dan industri tambang telah mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Inggris pada khususnya dan bangsa- bangsa Eropa pada umumnya. Namun pada saat itu berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia. Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak penerapan “politik pintu terbuka” pada masa Orde Baru, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Perusahaan-perusahaan raksasa seperti : Freeport, Caltex, ARCO dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever & Shell dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon (Simbol) globalisasi hingga saat ini.

Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang secara cepat sehingga memudahkan orang untuk saling berkomunikasi dalam berbagai bidang. Runtuhnya faham komunisme di daratan Eropa, seakan memberi pembenaran bahwa Kapitalisme ialah merupakan jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Sebagai Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.

Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi.  Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.

Proses globalisasi terus bergerak menjadi tiga bidang utama dalam kehidupan manusia, yaitu ekonomi, politik, dan sosial budaya. Selanjutnya, arus globalisasi berkembang ke bidang-bidang lainnya yang lebih spesifik, seperti berikut ini.
  1. Globalisasi keuangan dan pemilikan modal.
  2. Globalisasi pasar dan strategi ekonomi.
  3. Globalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Globalisasi budaya.
  5. Globalisasi peraturan/undang-undang.
  6. Globalisasi politik internasional.
  7. Globalisasi persepsi dan sosial budaya internasional termasuk pendidikan.
Jika suatu bangsa memperlihatkan ketidakmampuan mengikuti arus globalisasi terutama negara yang tingkat kehidupan dan pembangunannya masih dalam tradisional, hal itu akan menimbulkan kerawanan hubungan internasional dan berpengaruh pula pada kondisi dalam negeri. Misalnya, kerawanan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Suatu negara dikatakan masih mengalami tingkat kehidupan tradisional karena kondisi negara itu berawal dari negara agraris dan sedang menuju negara yang lebih modern atau negara industri.

Bagan Dimensi Globalisasi

3. Ciri-Ciri Globalisasi

Menurut Thomas L. Friedman , seperti yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “The Lexus and The Olive Tree” (1999), globalisasi mempunyai dimensi ideologi, yaitu kapitalisme dan dimensi ekonomi (pasar bebas). Selain itu, juga memiliki dimensi teknologi, yaitu teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. Oleh karena itu, menurut Thomas L. Friedman, kita harus mengenakan “baju baru” atau “software” yang cocok untuk dapat mengikuli arus globalisasi.

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
  1. Perubahan dalam konstelasi ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam (HP), televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa perkembangan komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
  2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang mode cara berpakaian (fashion), literatur, dan makanan.
  4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya di bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional.
Tanda-tanda munculnya globalisasi adalah sebagai berikut.

1. Menguatnya Ruang Pribadi (Personal Space)

Ruang kebebasan pribadi untuk mengekspresikan pendapat, jati diri, dan kepribadian semakin menyempit. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pesan atau tuntutan-tuntutan dari kehidupan modern yang harus dilaksanakan. Akibatnya, beban moral semakin berat dan seolah-olah tidak ada lagi kemerdekaan pribadi untuk mengembangkan ide-ide aslinya. Ditambah lagi dengan nilai-nilai lama yang dijungkirbalikkan dan diganti dengan nilai-nilai baru yang materialistis.

2. Sebagai Era Kompetisi

Globalisasi memberikan tingkat kompetisi ekonomi-politik antar bangsa, baik dari kacamata struggle of power (konflik) maupun equilibrium (keseimbangan). Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak.

Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebi h rendah. Perdagangan luar negeri yang lebi h bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luasdari pasar dalam negeri. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan  penyeragaman tarif sertapenghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

3. Tingginya Intensitas Hubungan Antarbudaya, Norma Sosial, Kepentingan, dan Ideologi Antarbangsa

Internet dan satelit-satelit komunikasi menghubungkan banyak negara di duni a. Secara sosiologi s, hal i ni seri ng disebut sebagai desa buana (global village). Konsekuensi yang sangat penting dari adanya globalisasi adalah setiap bangsa dituntut memiliki kesiapan kultur untuk melakukan integrasi terhadap sistem internasional tanpa terkaburkan oleh identitas kesatuan nasionalnya. Selain itu, globalisasi menyebabkan terjadinya kesenjangan yang semakin melebar antara moralitas dengan intelektualitas. Dengan demikian, globalisasi menyebabkan semakin besarnya tantangan atau problem kehidupan.

Menurut Martin Khor, seperti yang tertuang dalam bukunya yang berjudul “RethinkingGlobalization”(2001), terdapat duaciriutamaglobalisasi, yaitusebagaiberikut.
  1. Dalam globatisasi terdapat peningkatan konsentrasi dan monopoli berbagai sumber daya dan kekuatan ekonomi oleh perusahaan-perusahaan transnasional (multinasional). Perusohaan transnational adalah sebuah perusahaan yang menghasilkan barang atau melayani pasar di lebih dari satu negara.
  2. Globalisasi dalam kebijakan dan mekanisme pembuatan kebijakan nasional, yang meliputi bidang-bidang sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi yang tadinya berada dalam yurisdiksi suatu pemerintah dan masyarakat dalam suatu wilayah negara bangsa, sekarang bergeser menjadi di bawah pengaruh atau proses badan-badan internasional atau perusahaan besar serta pelaku ekonomi dan keuangan inter-nasional.

4. Aspek Globalisasi

Globalisasi adalah suatu perkembangan yang tidak bisa dielakkan ataupun dicegah. Kemajuan-kemajuan di bidang teknologi komunikasi yang menghasilkan media massa yang canggih mempermudah terjadinya globalisasi. Teknologi informasi dan komunikasi telah menghubungkan manusia seluruh dunia menjadi satu sistem komunikasi. Teknologi telah memperlancar terbentuknya budaya dunia, yakni budaya yang dianut oleh seluruh umat manusia di dunia ini. Budaya tersebut bisa saja berasal dari salah satu bangsa atau ras. Namun, proses globalisasi menjadikannya budaya semua orang diperkenalkan secara sistematis dan intensif ke seluruh pelosok dunia.

Bagi kehidupan bangsa Indonesia, masuknya pengaruh asing dalam era globalisasi ini sudah tidak dapat dibendung lagi. Komunikasi antar bangsa di dunia menjadi semakin intens. Kemajuan teknologi dan sistem informasi bangsa- bangsa lain pun cenderung semakin meningkat. Hal tersebut membawa konsekuensi pengaruh yang luas. Bangsa Indonesia tidak dapat menutup diri atau menerapkan politik pintu tertutup dalam era globalisasi. Jika politik pintu tertutup dilaksanakan, justru akan merugikan bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus melakukan politik pintu terbuka dengan melakukan seleksi yang benar sehingga dapat menguntungkan bangsa Indonesia.

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai rnasyarakat lain, bangsa ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni Nusantara (sebelum bangsa Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Pada hakikatnya bangsa Indonesia atau bangsa-bangsa lain berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pengaruhi dunia luar adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi, yaitu positif dan negatif.

Jadi, bangsa Indonesia harus dapat mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM-nya) agar mampu menyeleksi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepripadian bangsa. Adanya aspek positif dan negatif dari globalisasi sangat bergantung pada negara yang menerimanya. Bangsa Indonesia tidak akan mendapatkan segi positif dari globalisasi apabila tidak mampu menyiapkan diri dengan baik. Sebaliknya, kita akan mampu menghindari aspek-aspek negatif dari globalisasi apabila kita juga mampu mempersiapkan diri dengan baik pula.

Dampak Positif dan Negatif dari Globalisasi

Aspek Kenegaraan
Positif
Negatif
1.     Bidang Politik
a.    Mulai terjadinya perubahan sistem ketatanegaraan di banyak negara.
b.   Terjadinya perubahan lembaga- lembaga negara. Misalnya untuk di Indonesia, lahirnya Mahkamah Konstitusi, dihapuskannya DPA, lahirnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD), atau perubahan-perubahan lainnya.
c.    Meningkatnya kemunculan partai- partai politik barud.
Meningkatnya kesadaran politik masyarakat. Misalnya, dalam pelaksanaan pemilu untuk memilih partai, anggota ledislatif, presiden dan wakil presiden secara langsung, tampak antusias dan nampak masyarakat untuk turut menyukseskan kegiatan tersebut. Begitu pula di dalam pemilihan langsung kepala daerah.

a.    Munculnya sikap arogansi politik (kekuasaan dan politik)
b.   Berkembangnya tradisi money politic dalam kehidupan masyarakat.

2.     Bidang Ekonomi
a.    Rakyat secara mudah memperoleh barang konsumtif yang diperlukan.
b.   Mempermudah proses pembangunan industri.
c.    Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
d.   Membuka lapangan kerja yang memiliki keterampilan kerja.
e.    Suku bunga bank rendah.
f.    Meningkatkan ekspor terutama barang hasil produksi industri kecil dan besar serta hasil kerajinan rakyat.
g.    Melaksanakan ekonomi kerakyatan seperti yang diamanatkan Pancasila terutama sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan Pasal 33 UUD 1945.h. Menghindari pola hidup konsumtif.

a.    Matinya usaha kecil yang tidak kompetitif.
b.   Munculnya kebijaksanaan pemerintah yang tidak menguntungkan petani.





c.    Upah kerja yang belum profesional atau masih rendah.d. Jumlah angka pengangguran masih tinggi.

3.     Bidang Sosial dan Budaya
b.   Mempercepat perubahan pola kehidupan suatu bangsa.
c.    Terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat.
d.   Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

a.    Kesulitan pengendalian dan seleksi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
b.   Mudahnya memperoleh barang-barang ilegal, seperti barang-barang pornografi dan narkoba.
c.    Pudarnya rasa keber- samaan menjadi kehidupan individualis.
d.   Makin meningkatnya budaya kekerasan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

4.  Bidang Hankam
a.    Kerja sama pertahanan dan keamanan
b.    Diperlukan pasukan bersenjata untuk kepentingan perdamaian negara-negara yang sedang bergejolak.

a.    Munculnya gerakan- gerakan separatisme.
b.   Adanya gejala disintegrasi bangsa yang membahayakan per- satuan dan kesatuan bangsadan negara kesatuan Republik Indonesia.
c.    Terjadinya pelanggaran teritorial negara Republik Indonesia.
d.   Adanya campur tangan pihak asing terhadap kebijaksanaan dalam negeri Indonesia.

Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan diri agar dapat memenangkan arus globalisasi ini. Tujuannya untuk mendapatkan segi-segi positif dari globalisasi dan mampu menghindarkan diri dari aspek negatif globalisasi. Hal- hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai
berikut.
  1. Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan.
  2. Pemberian keterampilan hidup (life skill) agar mampu menciptakan kreativitas dan kemandirian.
  3. Usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis, dan terbuka.
  4. Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional.
  5. Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.

B. Dampak Globalisasi

Arus globalisasi mempengaruhi selera, ekspresi, kepercayaan, media, nilai-nilai, ilmu pengetahuan dan teknologi, atau kepariwisataan seperti yang dijelaskan panjang lebar pada materi proses globalisasi. Pada satu sisi globalisasi telah menciptakan beberapa peluang yang dapat menguntungkan kehidupan manusia. Yaitu suasana kehidupan manusia menjadi makin mudah, nyaman, praktis, berkualitas serta bekerja makin cepat dan efisien. Pada sisi lain, globalisasi dapat menimbulkan tantangan bagi seseorang. Orang secara individu atau masyarakat dan lembaga menjadi sulit, makin menderita, makin terpinggir, dan makin mempunyai masalah yang kompleks.

Secara langsung maupun tidak langsung arus globalisasi melibatkan aspek-aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Melihat dari prosesnya, globalisasi adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan yang terus tumbuh dan berkembang. Sekarang terserah kepada bangsa dan negara dalam menghadapi globalisasi tersebut. Secara garis besar, dampak globalisasi dapat berpengaruh pada aspek-aspek ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan negara.

Menurut Baharuddin Darus dalam buku “Ilmu Sosial Dasar” karya Abu Ahmadi (1991), konfigurasi (wujud) globalisasi metiputi beberapa bidang diantara teknologi, hukum, ekonomi potitik, ilmu pengetahuan dan teknologi budaya, agama. Berikut akan dijabarkan dampak dari globalisasi itu.

1. Dampak Globalisasi di Bidang Hukum

Globalisasi telah meningkatkan interdependensi antar negara. Salah satu bentuknya adalah berlakunya standar-standar baku intemasional di berbagai bidang kehidupan, melemahnya ikatan primodial, nasional dan etnosentrisme. Globalisasi telah menghilangkan batas-batas kenegaraan dan ada lagi negara yang mengklaim bahwa ia menganut suatu sistem hukum secara absolut. Telah terjadi proses saling mempengaruhi antar sistem hukum. Sistem hukum Eropa Kontinental di Indonesia misalnya, mengalami proses saling mempengaruhi dengan sistem hukum Anglo Saxon.

Indonesia pun tidak terlepas dari pengaruh globalisasi hukum. Fenomena ini tampak pada aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya perubahan, keterbukaan, keadilan, dan demokrasi. Kecenderungan perubahan di bidang hukum yang dipengaruhi oleh globalisasi adalah diratifikasinya beberapa perangkat konvensi hukum internasional menjadi hukum nasional Indonesia. Hal ini membawa konsekuensi membuka pintu terhadap pengawasan internasional dan menginternasionalkan masalah nasional (dalam negeri). Walaupun demikian, Indonesia tetap mempunyai sistem hukum sendiri yang mengakomodasi nilai-nilai hidup dalam masyarakat.

2. Dampak Globalisasi di Bidang Sosial Budaya

Globalisasi memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-besaran dengan blok budaya berbeda. Beragam budaya, etnis, ras, warna kulit membawa perubahan masing-masing sehingga muncul pluralisme dan multiculturalism. Aspek-aspek positif dapat diambil dari globalisasi budaya.
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai- nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Efek globalisasi terhadap budaya nampak antara lain pada budaya konsumsi. Coca Cola dan McDonald’s atau makanan siap saji lainnya yang diiklankan melalui televisi diberbagai belahan dunia dikonsumsi dan dinikmati oleh penduduk di berbagai belahan dunia. Hal ini mempengaruhi budaya konsumsi di kalangan masyarakat di berbagai penjuru dunia. Meskipun demikian, tradisi-tradisi masyarakat terus menguat di era ini, seperti berdoa (istigasah), selamatan, dan dakwah.

Dengan berbagai kondisi seperti itu, disadari atau tidak, di era globalisasi ini terdapat kenyataan yang tidak dapat dimungkiri, yaitu terdapat pertarungan peradaban atau pertarungan antara budaya Barat dengan Timur. Sepertinya, budaya Baratlah yang menjadi pemenang dari pertarungan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari indikasinya bahwa remaja masa kini begitu menggandrungi budaya impor yang datangnya dari Barat.

Ciri-ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan adalah sebagai berikut.
  1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
  4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
  6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA

3. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Munculnya globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas- batas geografi dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional dan regional. Dengan demikian, banyak negara yang terlibat menjadi satu proses global / mendunia mengikuti kekuatan pasar global sehingga tidak ada kondisi dari pemerintah.

Begitu pula dengan kedaulatan pemerintahan negara dalam menentukan kegiatan ekonomi negara, secara perlahan mulai terbuka dan aturan-aturan menghilang. Komunikasi dantranspor semakin canggih dan murah, lalu lintas semakin bebas, penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan kompetitif, serta metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang semakin efisien. Proses globalisasi diwujudkan dalam bentuk perdagangan bebas tanpa hambatan.

Globalisasi ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa- bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi global. Segenap aspek perekonomian, pasokan dan permintaan, bahan mentah informasi dan transportasi, tenaga kerja keuangan, distribusi, serta kegiatan pemasaran menyatu dan terintegrasi serta terjalin dalam hubungan saling ketergantungan yang berskala dunia. Perjanjian internasional di Marekash, Maroko, pada bulan April 1994 telah menghasilkan kesepakatan internasional yang disebut General Agreement on Tariff and Trade (GATT). GATT menjadi tonggak awal dimulainya era globalisasi bidang ekonomi. Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1995 dibentuk suatu organisasi pengawasan dan kontrol perdagangan global yang dikenal dengan World Trade Organization (WTO). Selanjutnya, disusun dengan pembentukan blok-blok ekonomi, seperti di ASEAN dibentuk Asean Free Trade Area (AFTA) yang dimulai sejak tahun 2003, di negara-negara Asia-Pasifik dibentuk Asia Pacific Economic Corporation (APEC) sejak bulan November tahun 1989, di kawasan Eropa dibentuk Single European Market (SEM) dengan berlakunya mata uang Eropa yaitu Euro, serta di negara-negara Atlantik Utara dibentuk North America Free Trade Area
(NAFTA).

Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk- bentuk berikut.
  1. Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
  2. Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari mancanegara.
  3. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
  4. Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi melalui televisi, radio, media cetak, dan sebagainya. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Misalnya: hadirnya makanan siap saji KFC, celana jeans Levi’s, atau hamburger yang melanda pasar. Akibatnya selera masyarakat dunia - baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
  5. Globalisasi Perdagangan. Halini terwujud dalam bentukpenurunandan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

4. Dampak Globalisasi di Bidang Politik

Globalisasi mempengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional, kedaulatan negara, dan organisasi internasional. Termasuk di dalamnya adalah perbatasan antar negara tetangga atau bentuk perjanjian-perjanjian / traktat internasional. Misalnya, hubungan Indonesia dan malaysia yang semula bersahabat, sempat berselisih paham karena masalah TKI ilegal, penyelundupan kayu logging oleh warga Malaysia, serta lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Indonesia dan kini menjadi bagian kedaulatan Malaysia.

5. Dampak Globalisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan

Proses globalisasi yang imanen dan berdimensi global dapat menyentuh tradisi agama yang mempunyai kekuatan norma, nilai, dan makna yang memberikan dasar etika bagi kehidupan masyarakat. Taraweh di Masjidil Haram pada bulan suci Ramadhan yang ditayangkan sebuah televisi di Indonesia lebih memberikan nuansa religius bagi pemirsanya dan cenderung memberikan motivasi pemirsa untuk melaksanakan taraweh di bulan suci ramadhan.

Namun demikian, akibat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dapat pula menyebabkan terjadinya pergeseran nilai, budaya, dan agama. Pengaruh negatif yang mungkin terjadi dapat membuat orang mencari alternatif spiritual lain untuk pemaknaan makna hidupnya. Sesungguhnya, alternatif ini dapat berasal dari filsafat dan sumber-sumber lainnya yang dirangkum sedemikian rupa untuk mengembangkan sistem atau ajaran baru yang dianutnya sendiri. Bahkan bisa jadi berujung terhadap penistaan dan penodaan terhadap agama-agama yang ada.

6. Dampak Globalisasi di Bidang Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi yang didukung dengan menggunakan teknologi dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan efektivitas dan efisiensi yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Proses komunikasi melalui media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, dan film yang didukung dengan teknologi canggih dapat mengatasi jarak antara penyampai pesan dan penerima pesan. Media-media massa tersebut dapat dipergunakan untuk berkomunikasi antar warga dan menciptakan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa. Sebagai contoh, barang yang ditawarkan melalui iklan televisi atau surat kabar relatif mudah dinilai orang.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa teknologi komumikasi melalui media massa terutama televisi dan surat kabar di era globalisasi mampu mempengaruhi pola pikir individu dan masyarakat. Industri pariwisata di suatu negara yang ditawarkan melalui media meningkatkan arus wisatawan. Pernyataan seorang elite politik yang disiarkan melalui radio atau ditayangkan melalui televisi dan dimuat di media surat kabar dapat dengan cepat direspons oleh publik dengan cepat.
Peluang dan Tantangan dalam Arus Globalisasi

C. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Akibat globalisasi yang melanda dunia, maka mau tidak mau dan atau suka tidak suka, kehidupan berbangsa dan bernegara akanterpengaruhi. Untuk itu, setiap orang harus mempunyai pandangan atau perspektif global yang tepat dan efektif. Negara Indonesia telah mempunyai landasan atau pedoman yang tangguh dan baik, yaitu Pancasila. Berdasarkannilai-nilai Pancasila, bangsa Indonesia seharusnya mampu menyaringnilai-nilaibudaya luarsehingga dapatmewujudkankehidupanyangmaju, tertib, tenteram, adil, makmur tanpa mengurangi atau menghilangkan kepribadian bangsa Indonesia.

Perspektif global adalah cara pandang dan wawasan untuk melihat bahwa dunia saat ini sangat dipengaruhi oleh arus globalisasi dan produk-produk global, sehingga semua bangsa mempunyai ketergantungan. Ketergantungan tersebut meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.

Peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi berpengaruh pula pada nilai-nilai dan elemen-elemen kehidupan manusia. Selanjutnya, pergeseran ini mempengaruhi atau menimbulkan pergeseran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perhatikan hal-hal berikut :

1. Pengaruh Globalisasi Teknologi di Indonesia

Pengaruh globalisasi teknologi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan salah satu motor penggerak lahirnya globalisasi. Globalisasi di bidang teknologi ditandai dengan pesatnya komunikasi dunia yang sangat tangguh. Hal ini sebelumnya tidak dapat dibayangkan akan terjadi. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan alat-alat komunikasi dan transportasi yang semakin canggih, aman dan murah menimbulkan proses kegiatan ekonomi berlangsung terus dan kian meningkat pesat.

Kondisi itu membawa dampak bagi sistem politik dan ekonomi nasional semua negara. termasuk Indonesia. Seperti telah dijelaskan pada bagiandepan bahwa dengan adanya globalisasi itu dapat dikatakanbahwa negara danpemerintahan tidak lagi memiliki peran yang benar. Negara danpemerintahan bukan lagi sebagai satu-satunya pemegang kontrol. Dengan timbulnya masalah yang cukup rumit dan berkembang dengan cepat. negara atau pemerintahan tidak mampu menanganinya dengan cepat. Pada keadaan ini muncullah peran badan usaha swasta dengan berbagai macam titik tolak pemikiran mereka.

Badan usaha swasta yang muncul tidak hanya dari dalam negeri, melainkan justru dari negara asing. Hal inilah yang dimaksud dengan meluasnya hubungan internasional.

Globalisasi yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi telah menghadirkan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Akses informasi semakin mudah dan cepat sehingga dapat mencapai tempat lain tanpa memandang jarak dan batas negara. Batas suatu negara seakan-akan menjadi kabur dan seolah- olah menghadirkan dunia tanpa batas. Hakikat kedaulatan negara mendapat tantangan karena kewenangan negara berkurang jangkauannya dalam aspek tertentu seperti menghadapi arus informasi negara tidak dapat sepenuhnya mengatur arus informasi, walaupun informasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku warga negaranya.

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menjadikan manusia dalam berhubungan dengan pihak lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan pun dan dimanapun manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hnbungan, mendapatkan informasi, dan menyebarkan informasi kepada orang lain. Teknologi komunikasi informasi telah memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia.

Beberapa perangkat teknologi komunikasi informasi yang ada sekarang, misalnya
media cetak. seperti koran, tabloid, dan majalah
  1. media audio, seperti radio, tape, compact disk
  2. media audio visual, seperti televisi, TV kabel, internet, visual Compact Disk;
  3. komputer. perangkat infra merah. telepon, handphone, mobile phone. LCD, kamera, laptop.
Pada era globalisasi ini, iptek menunjukkan perkembangan spektakuler dengan banyaknya penemuan-penemuan baru, seperti bayi tabung, penetapan jenis kelamin, kloning, kemampuan mengobati leukemia, penggunaan sinar laser untuk mengurangi lemak pada pembuluh nadi, penciptaan kapal selam yang bebas dari radar musuh, perkembangan komputer dan teknologi tinggi dalam menyongsong era informasi dan sebagainya, sampai pada rekayasa genetika dalam pengembangan ilmu biologi, dan masih banyak lagi perkembangan teknologi mutakhir lainnya yang merupakan perwujudan nyata adanya globalisasi.

Perkembangan teknologi komunikasi diawali dengan munculnya satelit komunikasi yang dipasang di ruang angkasa dalam orbit tertentu. Dengan setelit tersebut, dunia terasa semakin sempit dan seolah-olah tanpa batas negara serta dapat menembus ruang dan waktu. Indonesia, melalui PT Telkom, pada bulan November 2005 meluncurkan satelit Telkom B-2.

Melalui televisi, radio, dan internet, segala peristiwa yang terjadi di suatu belahan dunia dalam waktu yang relatif singkat dan cepat dapat dengan mudah diketahui oleh belahan dunia lainnya. Bahkan, dapat disaksikan dalam waktu yang bersamaan. Contohnya, bagaimana penggemar sepakbola di tanah air dengan cepat dan dalam waktu yang sama dapat menyaksikan tayangan yang cukup menarik dan spektakuler berupa permainan sepak bola kelas dunia yang begitu mempesona.

Begitu juga dengan tayangan film, televisi, dan media cetak lainnya yang menyajikan tayangan-tayangan horor (misteri), sadistis, serta adegan pornografi dan pornoaksi membanjiri wilayah seantero negeri ini. Anehnya, tanpa sedikitpun pemerintah berusaha mencegah hal tersebut dengan perangkat hukum yang memadai. Hal tersebut tentu dapat berdampak buruk dan merusak mental, kepribadian, dan tatanan budaya bangsa Indonesia.

2.Pengaruh Galobalisasi Budaya di Indonesia

Pengaruh globalisasi budaya terhadap kehidupan bangsa Indonesia, dirasakan atau tidak, kenyataannya begitu sangat mempengaruhi kepribadian bangsa. Globalisasi juga berusaha mengikis dan menghilangkan jati diri budaya bangsa untuk kemudian menggantinya dengan nilai-nilai baru yang berasal dari peradaban Barat.

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai- nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Hampir seluruh gaya dan pola hidup (life style) remaja masa kini merupakan produk penjajahan budaya Barat, yang selalu bersikap permisif dan berpenampilan jauh dari nilai-nilai luhur yang ditanamkan dalam keluarga. Hampir sulit ditemukan fashion remaja yang mendidik ke arah yang dapat memperkuat jati diri bangsa. Begitu banyak remaja masa kini yang tercermin dalam perilaku sehari-hari yang menelan mentah-mentah budaya Barat sebagai gaya hidup masa kini.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan adalah sebagai berikut.

  1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
  4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
  6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
Perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

3. Pengaruh Globalisasi Politik di Indonesia

Sesungguhnya, globalisasi dalam bidang teknologi, budaya, dan ekonomi merupakan hasil keputusan politik. Pengaruh globalisasi dalam bidang politik membawa jargon demokratisasi, hak asasi manusia (HAM), dan pluralisme. Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain, membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Pemikiran-pemikiran dan nilai-nilai yang datang dari luar membawa dampak timbulnya kecurigaan untuk menerima dan mengakui nilai-nilai demokrasi dan kekacauan. Bagi negara berkembang, hal itu dapat membuat rasa tertekan karena cara berpikir dan cara pandang yang berasal dari budaya asing menjadi dominan di negeri sendiri. Perkembangan seperti itu juga mengakibatkan pemikiran para individu tentang nilai-nilai politik menjadi semakin kuat.

Berikut ini pengaruh yang ditimbulkan dari adanya globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara.
  1. Negara dunia ketiga (negara berkembang) semakin tergantung terhadap negara- negara maju, sehingga negara dunia ketiga semakin tidak berdaya dan tidak mandiri sebagai suatu bangsa.
  2. Negara maju dapat memaksakan kehendaknya kepada negara-negara berkembang atas nama demokrasi, HAM, dan pluralisme. Internasionalisasi masalah-masalah dalam negeri suatu negara, sehingga negara maju atau negara lain turut campur dalam masalah dalam negeri suatu negara.
Untuk itu, agar negara dunia ketiga tidak menjadi bulan-bulanan politik negara- negara Barat, hendaknya negara dunia ketiga melakukan hal-hal tersebut.
  1. Mampu membangun bangsanya atas kekuatan bangsa sendiri.
  2. Menghindari pinjaman luar negeri (hutang luar negeri) karena akan sulit dan tidak marnpu membayarnya.
  3. Membangun diplomasi yang cerdas, bermartabat, dan berkualitas.
  4. Menjadi bagian dari solusi atau penyelesaian persoalan-persoalan yang dihadapi dunia internasional.
  5. Menumbuhkan etos musyawarah sebagai sumber ajaran demokrasi yang lebih bermartabat dibandingkan demokrasi ala Barat yang selalu bermuara pada voting.
  6. Menegakkan HAM yang konsisten, sehingga Barat tidak mempunyai peluang untuk mengintervensi atas dasar pelanggaran HAM.
  7. Menjamin pluralisme dan heterogenitas sebagai dasar dari nilai-nilai demokrasi.
Paham demokrasi berasaskan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu. rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi negara. Demokrasi sebagai sistem politik harus mengikutsertakan rakyat dalam pengambilan keputusan. Semua negara ingin disebut sebagai negara demokrasi. Negara-negara yang belum berpemerintahan demokrasi atau masih melakukan praktik pemerintahan otoriter banyak dikecam oleh negara lain. Negara-negara otoriter umumnya terkucilkan dari pergaulan internasional.

Masalah hak asasi manusia berkaitan erat dengan demokrasi. Sekarang ini dunia internasional sangat memperhatikan penegakan hak asasi manusia. Adanya berbagai perang, pertentangan. dan konflik antarbangsa dikarenakan adanya penindasan terhadap hak asasi manusia dan perilaku sewenang-wenang. Masalah hak asasi manusia sudah merupakan masalah internasional.
Transparansi atau keterbukaan terutama ditujukan pada penyelenggara pemerintahan negara. Pemerintahan | yung tertutup tidak akan lama bertahan sebab kemajuan informasi telah mampu menerobos berbagai ketertutupan yang disembunyikan pemerintah. Pemerintahan yang tertutup jugadianggap tidak demokratis karena tidak ada pertanggungjawaban publik dan tidak mengikutsertakan rakyat dalam bernegara. Hal ini bertentangan dengan pesan demokrasi. Penyelenggaraan negara diharapkan berlaku terbuka dan transparan terhadap rakyatnya.
Dalam masyarakat global, hubungan antar manusia akan semakin intensif dan tidak hanya manusia sebangsa, tetapi manusia yang berbeda ras agama, nilai budaya dan adat. Sikap menghargai keberanekaan dan perbedaan (pluralisme) sangat dibutuhkan. Apabila suatu bangsa memaksakan nilai budayanya dan tidak menghargai budaya lain maka hubungan global akan rusak.

4. Pengaruh Globalisasi Ekonomi di Indonesia

Pengaruh globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain timbulnya krisis moneter yang dialami oleh banyak negara, termasuk Indonesia sehingga mengundang: peran IMF untuk turut menentukan nasib bangsa dan negara, Keadaan yang demikian membawa dampak bagi terbukanya pasar dalam negeri dan ekonomi nasional terhadap ekonomi internasional. Akibatnya, kebijakan ekonomi nasional harus menyesuaikan dengan tujuan dan tekanan ekonomi internasional. Misalnya, calon penerima bantuan IMF harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu membatasi perluasan kredit, memotong belanja publik, mengurangi subsidi untuk kesejahteraan umum.

Salah satu bentuk implementasi globalisasi dalam bidang ekonomi adalah realisasi pasar bebas dengan berbagai piranti pendukungnya, yaitu sebagai berikut.
  1. Hilangnya sekat penghalang bagi transaksi perdagangan bebas di bawah naungan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
  2. Berlangsungnya perdagangan bebas bagi negara-negara industri maju pada tahun 2010, dan bagi negara-negara berkembang pada tahun 2030 yang berarti menawarkan sejuta barang dan jasa.
  3. Dibukanya jual beli tanpa proteksi.
  4. Menjamurnya konglomerasi perekonomian raksasa yang banyak dikuasai oleh negara-negara maju.
  5. Merebaknya perusahaan-perusahaan patungan antarnegara yang mampu mencengkeram perekonomian dunia (transnasional).
  6. Tumbuhnya investasi asing di negara-negara beikembang yang menguasai sumber kekayaan alamnya.
Indonesia merupakan salah satu negara pendiri dari World Trade Organization (WTO). Perjanjian WTO ditandatangani pada bulan April 1994 dan diratifikasi oleh DPR pada bulan November 1994. Hakikat dari perjanjian itu adalah dunia akan menuju kepada pasar bebas paling lambat sebelum tahun 2020. Isi perjanjian itu berisi kesepakatan antara lain sebagai berikut.
  1. Bebas keluar masuk segala jenis barang yang melewati tapal batas negara.
  2. Bebas keluar masuk jasa-jasa melewati tapal batas negara.
  3. Bebas keluar masuk uang dan modal melewati tapal batas negara.
  4. Hak atas kekayaan intelektual (HAKI) atau intelectual property right diakui oleh seluruh anggota negara anggota WTO.
Dampak negatif dan positif terhadap persoalan yang serius akibat adanya perdagangan bebas yang dirasakan oleh negara-negara berkembang, terutama Indonesia, yaitu sebagai berikut.

a. Dampak Positif Globalisasi Bidang Ekonomi

1. Produksi global dapat ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori ‘Keuntungan Komparatif’ dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam  suatu  negara 

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik 

Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

5. Menyediakan dana tambahan untuk  pembangunan  ekonomi 

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik.  Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

b. Dampak Negatif Globalisasi Bidang Ekonomi

1. Menghambat pertumbuhan sektor industri

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

2. Memperburuk neraca pembayaran

Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

3. Sektor keuangan semakin tidak stabil

Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

Melihat dampak negatif tersebut, Indonesia harus menyatukan langkah untuk mengimbangi globalisasi dunia dengan jalan sebagai berikut.
  1. Membangun konglomerasi ekonomi syariah yang secara proaktif turut meramaikan percaturan zona ekonomi tingkat regional dan internasional.
  2. Meningkatkan kualitas produksi yang akan mendorong negara yang menganut ekonomi syariah mampu bersaing dalam kompetisi di era globalisasi.
  3. Peningkatan dan penyem- purnaan kualitas produksi internal negara-negara yang menganut ekonomi syariah.
  4. Mampu meningkatkan frekuensi perdagangan bilateral antar negara- negara yang menganut ekonomi syariah.
Bila negara Indonesia mampu merealisasikan agenda-agenda tersebut, paling tidak bangsa Indonesia tidak terlalu terpengaruh atas imbas atau pengaruh negatif globalisasi dalam bidang ekonomi. Bumi Indonesia mengandung dan memiliki kekayaan alam yang luar biasa, posisi geografis yang sangat strategis, SDM yang melimpah, dan faktor-faktor pendukung perekonomian lainnya yang memadai. Bila potensi-potensi sumber daya yang ada di Indonesia tersebut dikelola secara profesional dan efisien, niscaya Indonesia mampu mengimbangi arus globalisasi ekonomi yang sepadan.

D. Menyikapi Adanya Pengaruh Globalisasi

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Anda harus dapat menerima munculnya globalisasi sebagai suatu kenyataan. Globalisasi merupakan tahap perkembangan dari kenyataan tahapan sejarah manusia. Jadi, jika Anda menghindar dari suatu kenyataan tersebut merupakan tindakan yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan, pilihan itu justru akan berlawanan dengan semangat modernisasi yang menuju ke arah kedinamisan dan perubahan.

Negara perlu turun tangan menyelesaikan masalah-masalah internasional dan peduli terhadap permasalahan internasional. Kepedulian ini merupakan bukti bahwa suatu bangsa adalah bagian tidak terpisahkan dari bangsa lain dalam pergaulan internasional.

Bentuk-bentuk kepedulian suatu bangsa dapat dinyatakan dengan cara-cara berikut ini.
  1. Pemerintah mengutuk atau mengecam segala bentuk tindak penindasan dan eksploitasi suatu bangsa terhadap bangsa lain. Misalnya, mengecam Israel yang telah melakukan tindakan semena-mena kepada bangsa Palestina tanpa mengiraukan seruan-seruan internasional.
  2. Pemerintah membentuk forum-forum bersama, baik berskala regional atau internasional, guna memperkokoh posisi dalam memberi resolusi, tekanan, dan tuntutan terhadap masalah-masalah internasional. Misalnya, Indonesia masuk dalam ASEAN dan AFTA.
  3. Pemerintah menunjukkan dan memberikan rasa simpati terhadap perjuangan melawan penindasan hak asasi manusia. Misalnya, pemerintah Indonesia memberikan simpati dan dukungan moril terhadap perjuangan rakyat Tibet dalam menentang pendudukan China atas wilayah Tibet.
  4. Pemerintah melakukan langkah kebijakan yang mengarah kepada pemenuhan asas- asas demokrasi, hak asasi manusia, keterbukaan, pelestarian lingkungan hidup, dan pasar global.
  5. Pemerintah mengirimkan tenaga sukarelawan dan tenaga medis ke daerah-daerah konflik di luar negeri. Misalnya, pengiriman tenaga medis ke Afganistan pasca perang tahun 2002.
  6. Pengiriman pasukan perdamaian atau pemeliharaan keamanan (Pasukan Garuda) dalam kordinasi Dewan Keamanan PBB ke wilayah-wilayah konflik.
  7. Pemerintah mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan ke daerah yang dilanda kelaparan dan kekeringan ke daerah-daerah konflik atau bekas konflik.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, hendaknya Anda bersikap selektif terhadap arus globalisasi dengan mengambil unsur-unsur yang baik dan membuang unsur-unsur yang tidak baik. Bangsa Indonesia harus dapat bersikap selektif terhadap pengaruh masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif atau negatif di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama bangsa dan negara Indonesia. Sebagai contoh, perbuatan-perbuatan yang menyimpang/ melanggar moralitas, etika, dan kepatutan. Misalnya, merebaknya penyakit sosial, pemakaian obat terlarang, kriminalitas internasional, pornografidan dekadensi moral, imbaskrisis perekonomian dan moneter, dan membanjirnya produk- produk luar negeri.

Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai- nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa :
  1. menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
  2. menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
  3. bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
  4. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
  5. menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
  6. mengembangkan sikap tenggang rasa;
  7. tidak semena-mena terhadap orang lain;
  8. gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
  9. senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;
  10. berani membela kebenaran dan keadilan;
  11. merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia; dan
  12. menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Tata nilai dan budaya asing yang masuk dengan deras ke Indonesia, seharusnya dapat diambil manfaat atau keuntungannya. Apabila tidak memiliki ideologi yang kuat, kewaspadaan nasional yang tangguh, sumber daya manusia yang baik, maka bangsa Indonesia tidak dapat memperoleh manfaat dan keuntungan dari globalisasi. Globalisasi merupakan tantangan yang harus diantisipasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusianya
  1. Pendidikan Nasional diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas guna dibutuhkan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang penuh dengan persaingan. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), mampu mengembangkan potensi diri, mampu bersaing sesama manusia di masyarakat secara terbuka, memiliki kesadaran akan nilai positif dan negatif dari arus globalisasi serta memiliki daya tahan yang tangguh dengan suatu identitas budaya yang kuat dalam menghadapi dampak negatif globalisasi.
  2. Mewujudkan perangkat dan program perlindungan serta padat karya. Dalam setiap kompetisi selalu ada yang menang dan ada yang kalah. Untuk mengantisipasi yang kalah harus dipersiapkan program perlindungan dan padat karya agar tidak terjadi jurang kemiskinan.
  3. Nilai-nilai kepribadian luhur pandangan hidup, dan ideologi bangsa Indonesia yang telah ditetapkan menjadi dasar negara, yaitu Pancasila. Dengan demikian, Pancasila berpotensi memebentuk iklim yang kondusif, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga membawa kemajuan serta kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.
Kewajiban kita sebagai suatu bangsa ialah bagaimana kita mampu berinteraksi di era globalisasi ini secara positif. Kita juga wajib menyikapi globalisasi melalui aneka sikap dan perbuatan secara cerdas dan proporsional. Tindakan-tindakan yang harus kita lakukan selaku bangsa guna menghadapi pengaruh globalisasi, adalah :
  1. Melakukan Lokalisasi (otonomi lokal dari tingkat rumah tangga, kelompok, dusun, sampai dengan wilayah) untuk berdikari (berdiri di atas kaki sendiri)
  2. Melakukan gerakan stop perdagangan bebas (pro-fair trade dan proteksi produk harkat orang banyak) pada tingkatan Lokal dan Regional.
  3. Melakukan stop privatisasi (pro-BUMN basis rakyat yang dikontrol buruh dan komunitas, bukan preman).
Sekarang kalian telah tahu bahwa, Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek tata kehidupan masyarakat. Dalam mensikapi Globalisasi ini ternyata ada masyarakat yang secara umum dapat menerima Globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat perkotaaan (ekonomi sedang ke atas). Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental.

Unsur globalisasi yang sukar diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
  1. Teknologi yang rumit dan mahal (tidak terjangkau).
  2. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
  3. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.
  1. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
  2. Teknologi tepat guna, yaitu teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
  3. Pendidikan formal di sekolah.
Jadi, jelaslah bahwa modernisasi dan globalisasi akan membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan sosial dan budaya suatu masyarakat.

Dampak Globalisasi 726 Bahasa Daerah Terancam Punah

Sebanyak 726 bahasa daerah di Indonesia terancam punah akibat globalisasi dan perkembangan teknologi. Karena itu, tanpa ada upaya memperbanyak kosa kata sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi sesuai tuntutan masyarakat penuturnya, bahasa-bahasa daerah tersebut, sulit berkembang. Agar bahasa daerah tidak semakin tenggelam di tengah arus perubahan kehidupan masyarakat penuturnya, kosa katanya harus diperbanyak. Indonesia saat ini terdapat 726 bahasa daerah, namun dalam perkembangan perikehidupan bermasyarakat, telah terjadi berbagai perubahan, terutama akibat perkembangan tatanan baru kehidupan dunia dan teknologi informasi yang semakin sarat dengan tuntutan dan tantangan globalisasi.

Kondisi ini telah menempatkan bahasa asing pada posisi strategis yang memungkinkan memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa sekaligus mempengaruhi perkembangan perilaku asyarakat dalam bertindak dan berbahasa. Penggunaan bahasa asing makin mendapat tempat dalam kehidupan masa kini, sementara penggunaan bahasa daerah kian tersedak. “Sebagai lambang kedaerahan bahasa daerah inipun kian pudar. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa daerah telah mengalami berbagai perubahan akibat perkembangan teknologi informasi yang mampu menembus batas-batas ruang”. Berbagai kata dan istilah dalam bidang iptek tak tersedia dalam kosa kata bahasa daerah. Di samping itu, kosa kata dalam pergaulan masa kini juga amat dipengaruhi oleh keilmuan dan kemajuan teknologi.

Demikian pula media massa berbahasa daerah seperti surat kabar, majalah, radio bahkan televisi menyampaikan informasi tentang kehidupan masyarakat Jawa, Indonesia bahkan internasional juga tidak disampaikan dengan kosa kata bahasa daerah. Jika gejala perubahan yang terjadi ini jika tidak segera ditangani, akan menimbulkan dampak yang luar biasa, terhadap perikehidupan masyarakat Indonesia. Terutama di kalangan generasi muda. Karena itu, laju kosa kata bahasa daerah pun harus dipacu sesuai dengan kemajuan bidang tersebut.

Pengakuan terhadap bahasa daerah diakui konstitusi, yakni pasal 32 UUD 1945 yang menegaskan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional.
Bahkan memiliki landasan politis dan sosiologis berupa Sumpah Pemuda 1928 yang menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia. Hal ini berarti bahasa daerah memiliki hak hidup dalam tataran masyarakat Indonesia. Upaya yang harus dilakukan adalah mengembalikan kewibawaan bahasa daerah dengan penutur terbesar, termasuk bahasa Jawa yang kini dipakai lebih dari 80 juta orang di dunia. Pemeliharaan bahasa daerah berarti melindungi bahasa daerah agar tetap memainkan peran dalam kehidupan masyarakat, pada tatanan kehidupan masa kini dan masa mendatang. Pemeliharaan ini berupa pengembangan bahasa daerah agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat pendukungnya, diantaranya meliputi pemekaran kosa kata dan kodifikasi berupa penyusunan pedoman ejaan, kamus, dan tata bahasa.

Sedangkan pembinaan meliputi upaya mempertahankan ranah penggunaan bahasa daerah dan penerusan penggunaan bahasa tersebut untuk generasi berikut. Dengan demikian, pembinaan menyangkut upaya pemantapan peran bahasa dalam masyarakat dan pemutakhiran pengajaran bahasa daerah bagi generasi penerus yang lebih ditekankan pada pengembangan kurikulum, bahan kajian, media belajar, pengejar, dan lingkungan belajar yang disesuaikan dengan sistem pendidikan bahasa masa kini. Untuk melindungi bahasa daerah ini, pemerintah kini telah menyiapkan regulasi untuk mendorong upaya penyelamatan dan pelestarian bahasa.

E. Implikasi Globalisasi terhadap Indonesia

Pada era globalisasi dewasa ini, tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri tanpa bekerja sama dan hubungan dengan negara lain. Amerika Serikat yang dikatakan sebagai negara “Adidaya” pun tetap membutuhkan negara-negara lain guna memenuhi segala kebutuhan hidup negaranya. Jika ada sikap ketidakpedulian dari suatu negara terhadap isu-isu internasional, justru mempersulit negara tersebut dalam mencapai kemajuan dan kemakmuran bangsanya.

Sekarang ini telah terjadi dinamika yang cukup drastis dalam kehidupan masyarakat Indonesia bersamaan dengan masuknya teknologi modern. Hal ini juga dirasakan oleh negara-negara sedang berkembang lainnya. Kondisi seperti itu akan berpengaruh dalam kemampuan untuk berjuang mempertahankan kelangsungan hidup negara tersebut di tengah-tengah pergulatan negara-negara besar di dunia. Untuk dapat mengikuti proses alih teknologi tidaklah mudah, diperlukan kerja keras untuk mempersiapkan sumber daya manusia, kondisi sosial, dan kondisi fisik alamiah Indonesia. Tujuannya agar tidak kehilangan kepribadian di tengah-tengah kemajuan yang telah tercapai. Di sinilah perlunya dibangun tatanan kehidupan yang tetap berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

Posisi geografis Indonesia terletak pada posisi silang antara Benua Asia dengan Benua Australia, Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik, dan antara paham/ideologi komunis dengan paham/ideologi liberal. Posisi Indonesia seperti ini sangat rentan terhadap dampak-dampak globalisasi yang sedang berjalan. Untuk menghadapi hal tersebut, bangsa Indonesia harus memantapkan sumber daya manusia, ideologi Pancasila sebagai filter, sosial budaya, ekonomi, politik, dan hankam yang kuat.
Beberapa contoh yang dapat dijadikan bahan analisis dalam membahas implikasi globalisasi terhadap bangsa Indonesia, antara lain sebagai berikut.

1. Implikasi Globalisasi di Bidang Ekonomi

Akibat Globalisasi dewasa ini, bangsa Indonesia mengalami kesulitan untuk mempertahankan kebijaksanaan ekonomi yang. independen dan otonom. Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi semakin sulit dilakukan karena lambannya penanganan. Semua itu mengakibatkan segala kebijakan ekonomi dari pemerintah menjadi kurang menarik.

Program yang dilakukan oleh IMF merupakan contoh kasus yang jelas. Calon penerima bantuan IMF harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu perluasan kredit memotong belanja publik dan pengurangan program subsidi untuk kesejahteraan umum. Hal ini berarti mengaitkan bantuan ekonomi dengan politik dalam negeri yaitu prinsip-prinsip demokrasi dan kebijakan dari negara yang diberi bantuan.

Dalam penetapan persyaratan politik dan ekonomi yang diminta IMF seperti itu, banyak negara, termasuk Indonesia, harus mengadakan perubahan-perubahan kebijakan di bidang ekonomi ataupun politik. Investasi asing yang dahulu dipandang sebagai kekuatan ekonomi harus ditinjau ulang.

Globalisasi ekonomi dan pasar bebas sebetulnya dapat memberikan peluang lebih besar bagi konsumen untuk menggunakan produk-produk global yang berkualitas, di samping produk nasional. Hal ini juga dapat menciptakan daya kompetitif di bidang usaha dalam mengejar keuntungan. Namun, konsekuensinya jika produk nasional tidak mampu bersaing dengan produk-produk import, akan mati. Perusahaan yang memproduksinya pun akan bangkrut dan hasil akhirnya adalah PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran para karyawannya.

Kini Indonesia telah menjalin hubungan ekonomi dengan negara-negara lainnya, baik dalam bentuk kerja sama bilateral maupun multilateral (AFTA, NAFTA, dan APEC). Jalinan hubungan itu sudah mulai tumbuh dan berpengaruh bagi perkembangan ekonomi masing-masing negara. Jika hubungan itu dihentikan dengan alasan Indonesia tidak bersedia mengikuti tuntutan IMF, tentu akan terjadi kekacauan ekonomi pada beberapa negara. Misalnya, dalam menghadapi AFTA dan kondisi persaingan yang makin meningkat, kesadaran bangsa Indonesia di bidang ini bangkit untuk mencintai hasil produk Indonesia.

Globalisasi di bidang ekonomi akan mengakibatkan semakin besar tantangan atau problem kehidupan dengan peningkatan masalah kemiskinan yang semakin tinggi. Mengapa demikian? Hal ini karena globalisasi merupakan lanjutan kapitalisme yang memunculkan neoliberalisme. Pasar akan dikuasai oleh komoditas- komoditas dari negara maju sehingga meminggirkan negara-negara miskin dan berkembang. 

Berikut ini contoh-contoh dampak adanya globalisasi ekonomi terhadap Indonesia.
  1. Meskipun ekonomi Indonesia menjadi bagian ekonomi glo-bal, yang merasakan keuntungannya hanya para golongan ekomomi atas.
  2. Hutang luar negeri semakin membengkak, sehingga memaksa negara untuk menjual BUMN-BUMN guna membayar hutang. Selain itu, pelayanan-pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, listrik, air bersih/irigasi, dan komunikasi akan semakin mahal. Sementara itu, segala sesuatu harus disertai bayar pajak.
  3. Hutan, barang-barang hasil pertambangan, air, lahan-lahan potensial, yang semakin habis masih tetap akan dikaplingkan pada pengusaha nasional maupun internasional.
  4. Tenaga kerja kasar (nonahli) dan pembantu rumah tangga diekspor, tetapi tenaga kerja otak dan terampil (ahli) justru diimpor.
  5. Korupsi uang rakyat semakin merajalela dan kurang adanya penegakan hukum yang sepadan terhadap para koruptor.
  6. Ekonomi pasar gelap dan premanisme semakin marak dan menjadi kekuatan yang menakutkan dan menindas rakyat.

2. Implikasi Globalisasi di Bidang Politik

Globalisasi di bidang ekonomi membawa pengaruh terhadap Indonesia untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kebijakan politik sehingga berdampak pada bidang lainnya. Pengaruh globalisasi dalam bidang politik di Indonesia berpengaruh terhadap masuknya nilai-nilai demokrasi dari luar yang universal tersebut, diterima sebagian kalangan dengan sikap curiga dan apriori. Sikap ini wajar bagi In-donesia karena dikhawatirkan lama-kelamaan akan mempengaruhi kedaulatan negara. Ditengarai adanya maksud-maksud negatif negara-negara besar untuk menekan arah politik negara Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya dengan menggunakan bantuan ekonomi.

Globalisasi di bidang politik mengakibatkan masalah politik nasional suatu negara dapat berkembang menjadi masalah internasional. Dengan demikian, negara lain turut campur terhadap masalah dalam negeri yang berakibat terancamnya integritas suatu negara.

Berikut ini merupakan implikasi globalisasi di bidang politik.
  1. Dampak globalisasi dalam sistem politik Indonesia adalah bergesernya sistem politik dari pemerintahan yang sentralistik (terpusat) pada masa pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru menjadi sistem desentralisasi pada masa reformasi, sekalipun tidak semata-mata sebagai pengaruh eksternal.
  2. Pengaruh gobalisasi terhadap politik Indonesia tampak dalam privatisasi. Privatisasi merupakan ide kapitalisme beraroma politik yang terkait dengan imperialisme kapitalisme untuk mencari keuntungan di negara-negara lain. Caranya, dengan menggunakan lembaga-lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Bank Dunia (In-ternational Bank of Reconstruction and Development/IBRD), dan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
  3. Pasca perang dingin antara Blok Barat (Amerika Serikat dan para sekutunya) dan Blok Timur (Uni Sovyet dan para sekutunya) ternyata membawa implikasi terhadap kebijakan politik luar negeri negara-negara Barat terhadap Indonesia. Faktanya, akan berujung pada keguncangan integritas nasional Indonesia. Sebagai contoh, lepasnya Timor Timur dari pangkuan Ibu Pertiwi (1999) dan timbulnya konflik horizontal, seperti kasus Poso, Sambas, Ambon, dan konflik vertikal, seperti GAM, OPM, dan RMS, tidak terlepas dari akibat terjadinya embargo militer oleh Amerika Serikat terhadap militer Indonesia.

3. Implikasi Globalisasi di Bidang Teknologi dan Ilmu Pengetahuan

IPTEK yang berkembang pesat di era globalisasi menggugah kesadaran para ilmuwan dan masyarakat umum bahwa penguasaan IPTEK merupakan keharusan masyarakat. Artinya, maju mundurnya suatu masyarakat di masa mendatang sangat ditentukan oleh penguasaan IPTEK. Sifat interdependensi globalisasi, terobosan teknologi dan keberanian inovasi dari negara-negara industri meningkatkan daya saing dalam mencari konsumen (user). Contohnya, dengan inovasi teknologi di bidang elektronika, televisi, komputer, audio-visual, ataupun broadcasting dari produk budaya global dapat memberikan manfaat pada dunia pendidikan, perekonomian, interaksi sosial, kebudayaan,dan Hankam.

Perubahan dan pengembangan IPTEK di era globalisasi terjadi pada bidang- bidang berikut.
  1. Ilmu kedokteran yang telah mengalami kemajuan sangat pesat, memandang bahwa lingkungan (area) tidak hanya sebagai salah satu aspek yang dapat menyebabkan penyakit, tetapi juga membantu penyembuhan (therapy) penyakit.
  2. Kemajuan IPTEK berakibat lahirnya disiplin-disiplin ilmu baru. Contohnya, dalam ilmu Geografi .melahirkan ilmu Inderaja (Penginderaan Jauh), dalam ilmu Biologi melahirkan ilmu Biologi Molekuler.
  3. Komunikasi yang berkembang secara pesat telah menembus batas-batas negara, tradisi, dan pendidikan yang bersifat dinamis. Alat-alat teknologi canggih sebagai produk global, seperti komputer, internet, dan Compac Disk (CD) mempengaruhi para pemikir pendidikan. Bahkan tidak hanya diterapkan secara efektif sebagai media dan metode pembelajaran dalam dunia pendidikan, tetapi juga dalam dunia bisnis dan perbankan.
  4. Kemajuan bioteknologi membuat perubahan yang memukau, seperti teknologi bayi tabung, tansplantasi organ, penemuan serum atau vaksin-vaksin baru dan kloning.
Adapun contoh implikasi globalisasi terhadap bidang teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia adalah sebagai berikut.
  1. Saat era komputerisasi baru hadir, telepon dan faksimile banyak digunakan orang. Perkembangan itu mempengaruhi PT Pos Indonesia sebagai perusahaan jasa layan-antar.
  2. Pada awal tahun 2000, volume pengiriman surat lewat pos menurun hingga 70%. Hal ini diakibatkan diketemukannya dan dimanfaatkannya hand phone oleh sebagian besar manusia di dunia. Mereka melakukan komunikasi langsung atau melakukan SMS (Short Message Service). Menghadapi hal  tersebut, PT. Pos Indonesia (Posindo) menciptakan terobosan baru dengan memberikan layanan melalui program OPTIMA, di antaranya jaminan asuransi bagi surat atau paket yang hilang atau rusak saat yang dikirim secara door to door dan part to part, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Perusahaan Western Union (WU) pun digandeng untuk mendongkrak layanan pengiriman wesel ke luar negeri. Jaringannya bisa meliputi 136 negara dan 76 ribu cabang di dunia.
Jika bangsa Indonesia tidak mempedulikan masalah- masalah internasional maka dapat mempengaruhi juga terhadap perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia. Bahkan seperti sudah dijelaskan pada bagian depan, pengaruhnya dapat sampai kepada perkembangan pemikiran para individu, kebudayaan, bahkan agama. Pada akhirnya, kita harus menerima perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh adanya globalisasi. Tidak hanya oleh negara Indonesia dan negara- negara berkembang lainnya melainkan juga oleh seluruh dunia. Kedaulatan nasional hanya akan memberi makna apabila memberikan keadilan kepada masyarakat.

4. Implikasi Globalisasi di Bidang Budaya

Budaya materialistis pada era globalisasi sangat kontra produktif dengan budaya religius di masyarakat. Hal ini membuat munculnya kecenderungan menguatnya tradisi agama. Pertarungan kebudayan global berimplikasi kepada pergeseran budaya, baik budaya spiritual maupun material. Implikasi dari budaya global tersebut terlihat pada hal-hal berikut.
  1. Kecenderungan (trend) dari masyarakat untuk mengantarkan putra-putrinya belajar di lembaga pendidikan mewah dan bergengsi.
  2. Kecenderungan masyarakat yang lebih menghargai materialistis, yang mengukur kehidupan hanya berdasarkan nilai-nilai yang dapat diukur dengan uang atau materi. Hal ini membuat moralitas dan nilai-nilai luhur suatu bangsa menjadi menipis sebagai akibat dari sistem ekonomi global yang bebas nilai.
  3. Terjadinya kemungkinan konflik dalam nilai-nilai sosial dan terjadinya polarisasi budaya. Sebagian orang cenderung mengadopsi budaya luar yang disenangi, sebagian lagi tetap mempertahankan budaya lokal.
  4. Menguatnya hasrat berlebihan untuk berkuasa (the will to power), bersenang- senang mencari kenikmatan (the will to pleasure) yang melahirkan sikap hidup Hedonisme. Hedonisme ialah pandangan hidup yang hanya mengutamakan mencari kesenangan hidup belaka. Orang penganut Hedonisme, biasanya tercermin dalam perilaku yang berlebihan untuk mengumpulkan uang (the will to money), bekerja (the will to work), dan mencari kenikmatan seksual (the will to sex).
  5. Menjalarnya budaya Permisif (serba boleh) yang mengkibatkan orang melakukan hal-hal baru yang dianggap modern dan meninggalkan norma-norma dan adat istiadat yang sudah bertahan lama. Seperti, minum-minuman keras, narkoba, seks bebas.
  6. Norma-norma sosial lama yang sudah relatif mapan tercemari oleh budaya global yang cenderung mekanis dan efisien yang telah mengganti tenaga manusia dengan peralatan mekanis.
  7. Lembaga-lembaga yang memproduksi tenaga kerja yang tidak berkualitas akan kurang mendapat respons dari masyarakat.
  8. Munculnya sikap individualisme dan terjadinya krisis moral. Sikap ini akan melahirkan suatu pandangan bahwa suatu tindakan sosial yang tidak memiliki implikasi materi atau tidak produktif dianggap sebagai tindakan yang tidak rasional.

5. Implikasi Globalisasi di Bidang Hukum dan Pertahanan

Dalam era globalisasi, hukum nasional tidak mampu mengelak diri dari pengaruh global, konvensi-konvensi internasional dan perubahan sosial (masyarakat internasional) yang terjadi. Kondisi seperti ini akan memberikan inspirasi bagi hukum nasional untuk mengintegrasikan kepentingan nasional dengan kepentingan internasional dan menjadi cermin utama bagi kehidupan yang beradab.
Dengan berkembangnya kejahatan internasional, seperti terorisme, genosida, perampok/bajak laut di jalur-jalur perdagangan dunia, perdagangan manusia, perdagangan obat bius, atau kejahatan lintas batas lainnya, ASEAN termasuk di dalamnya negara Indonesia berusaha membuka diri negara lain untuk menumpas atau memerangi kejahatan-kejahatan internasional itu. Misalnya sebagai berikut.
  1. Penandatanganan perjanjian memerangi terorisme pada akhir Juli 2002. Tindakan ini adalah sebagai bukti keseriusan negrara-negara ASEAN dalam mewujudkan “perang terhadap teroris” tanpa melibatkan pasukan AS di kawasan ASEAN. Namun demikian, AS bersedia memberi bantuan teknis pasukan keamanan dalam melacak para tersangka.
  2. Hukum nasional tidak hanya berisi materi hukum yang bersumber pada hukum lokal, melainkan dapat beradaptasi dengan kecenderungan global dengan cara meratifikasi konvensi-konvensi internasional menjadi hukum nasional.
  3. Kecendurungan politik di era globalisasi adalah Desentralisasi Plitik. Desentralisasi Politik akan menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemerintah daerah untuk lebih memberikan pelayanan yang sesuai dan seimbang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan karakteristik daerahnya masing-masing. Pemerintah pusat lalu hanya mengatur kepentingan- kepentingan yang sifatnya mendasar yang diatur oleh konstitusi, seperti politik luar negeri, hankam, ekonomi makro, peradilan, dan agama sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
  4. Lahan operasi kerja para pekerja hukum (pengacara /Lawyer) sudah mengglobal. Para pengacara tidak lagi dibatasi oleh negara. Peranan mereka sebagai konsultan hukum yang profesional mampu menggeser dan mengungguli legislator dan para hakim dalam sistem hukum nasional.
  5. Pelayanan hukum sebagai produk yang dijual. Tim pengacara harus dibayar berdasarkan hitungan jam. Para pengacara yang mampu menangani kasus- kasus besar dan bertaraf internasional kemudian kan dikenal publik dan akan lebih dipercaya menangani banyak kasus.

6. Implikasi Globalisasi di Bidang Agama

Implikasi globatisasi terhadap agama nampak dalam beberapa hal berikut.
  1. Munculnya pola hidup materialistis yang mendorong orang mengejar kekayaan materi saja dan melemahkan nilai-nilai spiritual dan agama. Dalam hal ini, harkat manusia diukur dengan jumlah materi yang dimiliki, bukan dilihat dari kebaikan, kejujuran, dan nilai-nilai rohaniannya.
  2. Faham sekulerisme telah memberikan perubahan yang signifikan pada agama dan masyarakat. Doktrin agama dianggap bertentangan dengan pandangan ilmiah yang memiliki banyak kelebihan dan menjadi dasar teknologi dan ekonomi modern. Sehingga perlu dipisahkan antara Negara dan Agama.
  3. Munculnya gerakan-gerakan spiritual sempalan dari Agama-agama besar sebagai respons terhadap lemahnya struktur sosial dan tradisi agama yang diajarkan, ditafsirkan, dan ditegakkan dengan beragam cara. Gerakan ini berpusat pada ketokohan seorang pribadi yang menarik, budaya pikat retorik yang memukau, dan dengan kesederhanaan namun penuh keteguhan serta menjanjikan keselamatan dan kebahagiaan.
  4. Banyaknya konflik internal dalam tubuh umat beragama yang dipicu oleh keinginan memperoleh status sosial dan material. Agama tidak lagi mempunyai kekuatan pemersatu pada situasi dan kondisi ideologis masyarakat kosmopolitan.
  5. Munculnya fundamentalisme (radikalisme dalam suatu agama) yang anonim (tak berbentuk & bernama) dan tumbuhdi atastradisi, sebagai anggapanterhadapglobalisasi yang berujung pada tindakan kekerasan (terorisme ataupun aksi Bom Bunuh diri yang mengatas namakan suatu agama).

F. Presentasi tentang Pengaruh Globalisasi bagi Indonesia

Dampak globalisasi yang bersifat positif banyak ditemukan pada berbagai bentuk sistem kenegaraan, antara lain: perkembangan IPTEK yang canggih dan pesat, kemajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hankam akan mendorong dan meningkatkan kemajuan di segala bidang, serta akan segera menyejajarkan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. Bangsa Indonesia harus sudah siap menghadapi era keterbukaan dan globalisasi ini. Hidup di jaman ini adalah suatu kehidupan dalam suasana penuh persaingan (kompetitif), hubungan antarbangsa dan negara makin terbuka.

Wilayah negara Indonesia yang terletak pada posisi silang antara Benua Asia dan Benua Australia, antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, dan antara paham komunis di utara dan paham liberal di selatan serta kemajuan iptek yang cepat dan canggih. Dengan demikian, jelas bahwa globalisasi akan membawa pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Menghadapi Globalisasi di segala bidang kehidupan, bangsa Indonesia harus segera meningkatkan sumber daya manusianya, meningkatkan keimanan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Dengan demikian, pengaruh yang bersifat negatif dari era globalisasi terhadap pola kehidupan bangsa Indonesia dapat dicegah ataupun dapat diminimalkan.

Saat ini, bangsa dan negara Indonesia sedang menghadapi masalah-masalah utama yang mengganggu stabilitas negara. Permasalahan itu antara lain sebagai berikut.

Aspek Kenegaraan
Dampak dan Pengaruh Globalisasi
1. Bidang Politik
a.      Makin besarnya pengaruh paham liberalisme.
b.      Makin melemahnya ideologi komunis dalam kehidupan sosial politik.
c.      Makin menguatnya tuntutan rakyat untuk mewujudkan sistem pemerintahan demokratis, bersih dan berwibawa.
d.      Makin menguatnya jaminan dan tuntutan penegakan HAM (hak asasi manusia) kepada pemerintah.
e.      Makin menguatnya tuntutan penyelesaian konflik pada wilayah perbatasan yang mempengaruhi stabilitas publik
2. Bidang Ekonomi
a.      Munculnya pasar global, AFTA (Asean Free Trade Area)
b.      Makin menguatnya mata uang Eropa, euro.
c.      Adanya persaingan pasar yang cukup tinggi baik tingkat Nasional, Regional dan Internasional.
d.      Makin berkurangnya peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi negara.
3. Bidang Sosial dan Budaya
a.      Makin cepatnya perubahan pola kehidupan suatu bangsa.
b.      Makin cepatnya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat.
c.      Makin cepatnya perkembangan alat-alat Komunikasi dan transportasi menjadi semakin canggih.
4. Bidang  Hankam
a.      Adanya hubungan kerja sama yang erat antar negara dalam menghadapi kejahatan dan gangguan keamanan internasional.
b.      Kerjasama dalam hal pengamanan zona teritorial dari bajak laut, arus perpindahan imigran gelap, atau perdagangan senjata. Misalnya, di Selat Malaka (RI, Malaysia, dan Singapura), di Selat Cina Selatan (RI, Malaysia, Indo-Cina, dan Thailand)
c.      Kerjasama dibidang pertahanan dan keamanan negara


Demikianlah postingan dan penjelasan artikel yang admin bagikan pada kali ini, tentang Dampak GIobaIisasi. Semoga bermanfaat dan dampak globalisasi di negara tercinta kita yaitu Indonesia, semuanya berdampak positif dan dampak positifnya pun semakin bisa dihilangkan sedikit demi sedikit.

0 Response to "Dampak GIobaIisasi"

Posting Komentar

-->