-->

Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh - Cakupan mata manusia mempunyai keterbatasan pandang. Sementara itu, objek geografi tersebar di permukaan Bumi dengan berbagai karakter persebaran dan keruangan. Apa yang di hasi lkan oleh teknologi penginderaan jauh membantu mengenali cakupan wilayah dengan lebih luas. Kenampakan permukaan Bumi yang terekam, terwujud dalam foto udara maupun citra penginderaan jauh. Hasil teknologi ini sangat bermanfaat dalam menganalisis fenomena dan gejala yang terjadi di muka Bumi serta dapat menjadi sumber suatu pemetaan.

Mencermati ulasan di depan tersirat bahwa salah satu sumber pemetaan adalah data hasil teknologi penginderaan jauh. Agar kamu lebih yakin, jika ada, kamu bisa melihat peta rupa Bumi Indonesia. Pada peta itu disebutkan salah satu sumber, yaitu foto udara. Apakah foto udara itu? Lalu, bagaimana foto udara menjadi sumber bagi sebuah pemetaan? Di sinilah akan terlihat manfaat penginderaan jauh.

A. Definisi dan Sistem Penginderaan Jauh

Foto udara merupakan salah satu hasil sistem penginderaan jauh. Bagaimana memperolehnya? Untuk memperolehnya pada dasarnya sama seperti kamu memotret dengan kamera biasa. Hanya saja ada beberapa yang berbeda. Bisakah kamu bayangkan dari sebuah foto saja bisa digunakan untuk membuat berbagai tema peta? Kira-kira bagaimana prosesnya menurutmu? Untuk bisa membuat peta dengan tepat darinya, bukan merupakan proses yang mudah. Ada beberapa hal yang harus kamu pahami. Bagaimana foto udara itu diperoleh, apa jenisnya, bagaimana cara mengenali objek geografi pada foto, apa saja hasil teknologi penginderaan jauh yang lain? Semuanya itu ada dalam penginderaan jauh.
Penafsiran Potret Udara, halaman sampul

Bagaimana foto udara diperoleh? Pada dasarnya foto udara diperoleh seperti kamu melakukan pemotretan dengan kamera biasa, akan tetapi cara perolehan foto udara menggunakan teknologi yang lebih canggih.
Pada saat kamu melihat dan menggunakan foto udara untuk mengidentifikasi atau menemukan ciri-ciri objek dan menilai pentingnya objek tersebut tanpa kontak langsung dengan objek tersebut, kamu telah menerapkan ilmu peng-inderaan jauh. Beberapa ahli telah mengungkapkan definisi penginderaan jauh. Namun, cobalah definisikan apa itu penginderaan jauh menurutmu? Untuk mengetahui penginderaan jauh lebih dalam, mari kita terlebih dahulu mempelajari sistem penginderaan jauh atau komponen-komponen penginderaan jauh.
Cara kerja penginderaan jauh

Definisi Penginderaan Jauh

1. Menurut Lillesand dan Kiefer

Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau gejala yang akan dikaji.

2. Menurut Lindgreen

Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang Bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan objek di permukaan Bumi.

Di beberapa negara, penginderaan jauh disebut dengan istilah yang berbeda. Di Inggris dikenal dengan remote sensing, di Prancis disebut teledetection, sensariamento remota di Spanyol, di Jerman dikenal sebagai fernerkundung.

Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang terdiri atas serangkaian komponen-komponen. Serangkaian komponen dalam penginderaan jauh terdiri atas tenaga, objek, proses (interaksi antara tenaga dan atmosfer, interaksi antara tenaga dan objek, proses perekaman), keluaran data penginderaan jauh, dan pengguna data. Nah, semua komponen tersebut dibagi menjadi dua subsistem dalam penginderaan jauh. Apa sajakah dua subsistem tersebut? Mari cermati dalam ulasan berikut.

1. Subsistem Perolehan Data

Di dalam subsistem perolehan data terdapat beberapa komponen sebagai berikut.

a.  Tenaga

Tenaga yang digunakan dalam sistem penginderaan jauh yaitu tenaga elektromagnetik yang berasal dari sinar matahari, sinar bulan, maupun sinar buatan apabila pemotretan dilakukan pada malam hari.

Berdasarkan tenaga yang digunakan sistem penginderaan jauh dibedakan menjadi:
  1. sistem pasif, tenaga yang digunakan adalah tenaga mata hari, dan
  2. sistem aktif, tenaga yang digunakan adalah tenaga buatan. 
    Sumber tenaga dalam penginderaan jauh

b. Proses

Proses di dalam subsistem perolehan data meliputi:

1) Interaksi antara tenaga matahari yang dipancarkan ke segala arah, sebagian mengarah ke Bumi dengan cara radiasi. Radiasi memasuki atmosfer dan berinteraksi dengan atmosfer dalam bentuk serapan, pantulan, transmisi, dan hamburan oleh zat atau benda di atmosfer. Hanya sebagian kecil saja yang dapat menembus atmosfer dan mencapai Bumi, bagian ini disebut jendela atmosfer. 
Panjang gelombang yang termasuk dalam jendela atmosfer, dapat dilihat pada gambar berikut.



Penginderaan cuaca terutama untuk mengukur suhu atmosfer dan mengetahui kandungan gas tertentu, justru digunakan saluran di luar jendela atmosfer. Selain itu, jumlah tenaga matahari yang sampai ke Bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti waktu, lokasi, dan kondisi cuaca. Banyak sedikitnya energi matahari dipengaruhi oleh waktu. Pada siang hari energi yang diterima Bumi lebih banyak dibandingkan pada sore hari. Pada lokasi lintang 0° atau khatulistiwa jumlah energi yang diterima lebih banyak daripada di daerah lintang tinggi. Faktor cuaca seperti keawanan akan menjadi hambatan sampainya energi matahari ke muka Bumi.

2)  Tenaga radiasi mengenai benda-benda di Bumi, maka tenaga sebagian dipantulkan. Tiap benda mempunyai karakteristik tersendiri di dalam interaksinya dengan tenaga. Karakteristik yang penting di dalam hal ini adalah berkaitan dengan pantulannya, karena yang direkam sensor adalah tenaga pantulan. Sensor merupakan alat perekam tenaga pancaran objek di permukaan Bumi. Sensor yang biasa digunakan dalam penginderaan jauh berupa kamera fotografi, kamera vidicon, dan penyiam (scanner).
Tenaga radiasi dalam penginderaan jauh

c. Perekaman

Perekaman objek di dalam penginderaan jauh dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan sensor kamera yang merekam data pada film (data visual atau analog) menghasilkan foto udara. Yang kedua sensor yang digunakan adalah penyiam yang merekam objek dengan sistem scaning menghasilkan citra satelit (citra). Sen-sor-sensor tersebut dipasang pada wahana seperti pesawat terbang, helikopter, roket, satelit, balon udara, dan lain sebagainya.
Sensor, satelit, dan wahana dalam penginderaan jauh

d. Keluaran

Keluaran subsistem perolehan data di dalam peng inderaan jauh adalah data penginderaan jauh. Sesuai dengan cara perekamannya maka data penginderaan jauh dapat berupa data digital maupun data analog (visual, gambar).

Data digital terekam dalam bentuk angka yang menunjukkan nilai kecerahan (tingkat keabuan). Angka tersebut menunjukkan nilai kecerahan bagi tiap sel kecil yang disebut pixel (ukuran terkecil objek yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor). Data analog merupakan data yang direkam dalam bentuk gambar. Data ini juga sering disebut data visual. Nah, prinsip keduanya dapat kamu lihat pada gambar 4.6.

Perekaman teknologi penginderaan jauh menghasilkan dua jenis data, yaitu data visual dan data analog. Buatlah karya tulis dengan teman sebangkumu yang bertemakan hasil-hasil dari teknologi penginderaan jauh. Presen-tasikan hasil karya tulismu di depan kelas dan diskusikanlah bersama.


Baik data digital maupun data analog dibedakan atas data satu dimensional (berupa garis atau grafik) serta data visual dua di-mensional (citra penginderaan jauh, berupa foto udara dan citra).

2. Subsistem Penggunaan Data

Subsistem ini meliputi masukan data, proses, dan keluaran.

a. Masukan Data

Data penginderaan jauh berupa foto udara maupun citra baik dalam bentuk analog maupun digital, merupakan masukan bagi subsistem penggunaan data.

b. Proses

Proses pengolahan data berupa analisis dan sintesis data. Analisis data penginderaan jauh berarti mengenali apa yang terekam dalam data digital maupun data analog, serta menilai arti penting masing-masing sesuai tujuan terkait.

c. Keluaran

Keluaran dari sistem penginderaan jauh adalah informasi hasil perekaman. Hasil-hasil perekaman tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, hard copy, maupun soft copy, serta dalam bentuk deskripsi. 

B. Citra Penginderaan Jauh

Seperti anda tahu bahwa penginderaan jauh terdiri atas subsistem-subsistem. Salah satunya keluaran data. Citra merupakan salah satu hasil teknologi penginderaan jauh. Lebih lanjut citra dibedakan atas citra foto dan citra nonfoto. Citra foto (kemudian disebut foto udara) merekam dengan kamera, perekamannya secara serentak untuk satu lembar foto udara dan menggunakan tenaga tampak atau perluasannya (ultraviolet atau inframerah dekat).

Citra nonfoto merekam dengan sensor lain selain kamera (sensor yang mendasarkan atas penyiaman atau scaning). Perekamannya bagian demi bagian dan dapat menggunakan bagian mana pun dari seluruh jendela atmosfer, bahkan dapat menggunakan pita serapan di dalam penginderaan jauh.


1. Foto Udara

Foto udara diperoleh melalui pemotretan menggunakan sensor kamera yang dipasang pada wahana terbang, seperti pesawat terbang, helikopter, dan sebagainya. Pada saat wahana yang digunakan beroperasi, pemotretan dilakukan. Pemotretan tersebut seperti layaknya burung yang terbang dan melihat kenampakan permukaan Bumi secara tiga di-mensional.

Foto udara, tidak ubahnya seperti foto biasa. Seperti foto dirimu yang menggambarkan ciri yang kamu punya. Dengan fotomu, orang lain bisa menyebutkan ciri-cirimu, seperti panjang rambut, bentuk muka, hidung, dan sebagainya. Begitu juga dengan foto udara. Hanya saja foto udara menampilkan kenampakan di permukaan Bumi, yang Gambar 4.8 Skema pemotretan udara. diambil dari udara. Oleh karena itu, menggunakan foto udara kita bisa mengenali kenampakan dan gejala-gejala yang ada di muka Bumi.

a. Bagian-Bagian Foto Udara

Untuk lebih mengenal bagian-bagian pada foto udara, perhatikan gambar berikut ini.
Foto udara dan bagian-bagiannya
Foto udara standar pada umumnya berukuran 22 cm × 22 cm. Selain tanda tepi, pada foto udara terdapat juga kelompok keterangan penting, yaitu:

  1. tanda fidusial,
  2. nomor seri, dan
  3. tanda tepi.

Nah, untuk lebih jelasnya amati bagan berikut.

Keterangan tepi pada foto udara
Keterangan tepi pada foto udara terdiri atas:

1. Tanda Fidusial

Pada tiap foto udara umumnya diberi empat atau delapan tanda fidusial. Tanda ini terletak pada sudut foto atau pada bagian tengah foto. Apabila terletak pada sudut foto, pada umumnya berupa garis silang yang mengarah ke sudut lain di hadapannya. Apabila terletak pada bagian tengah tepi foto, pada umumnya berupa setengah anak panah. Kegunaan dari tanda ini adalah untuk menentukan titik prinsipiil foto, yaitu dengan cara menarik garis dari dua tanda fidusial yang berhadapan. Titik potong dari dua garis ini merupakan titik prinsipiil foto. Titik prinsipiil ini berguna untuk mencari daerah tampalan (tumpang tindih) pada foto udara selanjutnya.

2. Nomor Seri

Nomor seri yang lengkap umumnya terdiri atas nomor registrasi, nama daerah yang dipotret, tanggal pemotretan, nomor jalur terbang, dan nomor foto. Nomor registrasi diperlukan untuk pengarsipan dan pencarian kembali apabila ada yang memerlukan. Tanggal pemotretan menunjukkan kondisi lapangan pada saat pemotretan, seperti kondisi musim. Selain itu, juga menjadi petunjuk apabila akan menggunakan foto udara multitemporal. Nomor jalur terbang selain diperlukan dalam penyimpanan foto, juga diperlukan dalam penyusunan mozaik dan mencari pasangan foto udara yang bertampalan untuk analisis secara stereoskopik.

3. Tanda Tepi

Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, pada kanan atau kiri foto. Pada umumnya tanda tepi terdiri atas empat buah komponen, yaitu:

a. Altimeter

Digunakan untuk menentukan tinggi pesawat terbang di atas permukaan laut pada saat pemotretan. Ketinggian dinyatakan dengan kaki dan meter. Untuk mengetahui tinggi terbang, tinggi berdasarkan altimeter ini harus dikurangi terlebih dahulu dengan tinggi daerah rata-rata.

Contoh :  
ketinggian altimeter terbaca = 9.231 m
tinggi daerah yang dipotret (dapat dilihat pada peta) = 192 m
maka tinggi terbang = 9.231 m – 192 m = 9.039 m

b. Panjang Fokus

Panjang fokus ini menunjukkan panjang fokus kamera dan nomor seri kamera yang digunakan.

c. Jam

Jam pemotretan ini sangat membantu untuk mengetahui orientasi atau arah utara pada foto, serta tinggi relatif objek berdasarkan arah bayangan dan panjang bayangan.

d. Level

Tanda level untuk mengetahui apakah foto udara benar-benar vertikal atau tidak.

Nah . . . sekarang anda telah mengetahui bagian-bagian foto udara. Tentunya sekarang kamu mampu membedakan antara foto udara dan peta. Menurutmu, apa saja perbedaan itu?

b. Macam Foto Udara

Foto udara dapat dibedakan atas berbagai dasar, yaitu:

1) Berdasarkan sumbu kamera, foto udara dikelompokkan seba-gai berikut.

  • Foto udara vertikal, dibuat dengan kamera tegak lurus terhadap permukaan Bumi atau mempunyai sudut condong 1–4°.


  • Foto udara condong, dibuat dengan kamera menyudut terhadap garis tegak lurus di permukaan Bumi.



  • Foto udara sangat condong, foto yang dibuat dengan kamera menyudut sangat besar sehingga daerah yang terpotret memperlihatkan cakrawala.


2) Berdasarkan sudut lipatan kamera, foto udara digolongkan sebagai berikut.


  • Sudut kecil jika sudut lipatan kurang dari 60°.
  • Sudut normal jika sudut lipatan antara 60°–75°.
  • Sudut lebar jika sudut lipatan antara 75°–100°.
  • Sudut sangat lebar jika sudut lipatan lebih dari 100°.


3) Berdasarkan jenis kamera, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.


  • Foto tunggal, dibuat dengan kamera tunggal.
  • Foto jamak, dibuat dengan beberapa kamera, pada saat yang sama dan daerahnya sama.


4) Berdasarkan warna yang digunakan, foto udara dikelompok-kan sebagai berikut.


  • Foto berwarna semu, warna pada foto udara tidak sama dengan warna objek sesungguhnya.
  • Foto warna asli, warna pada foto sesuai dengan warna asli suatu objek.


5) Berdasarkan sistem wahana, foto udara dikelompokkan sebagai berikut.

  • Foto udara, foto yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon (sonde).
  • Foto satelit atau orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.
6) Berdasarkan spektrum elektromagnetik:

  • Foto Ultraviolet

Panjang gelombang yang digunakan 0,3–0,4 mm. Sangat baik digunakan untuk mendeteksi pencemaran air oleh minyak, eksplorasi bahan bakar minyak, hal ini karena perbedaan terbesar pantulan air dan minyak ada pada panjang gelombang ini.

  • Foto Pankromatik Hitam Putih

Panjang gelombang yang digunakan 0,4–0,7 mm. Wujud objek pada foto ini tampak seperti wujud aslinya. Perbedaan vegetasi sulit ditangkap dari foto jenis ini karena perbedaan nilai pantulan kecil.

  • Foto Pankromatik Berwarna

Sifat-sifat foto ini hampir sama dengan foto pankromatik hitam putih. Tetapi pengenalan objek pada foto ini lebih mudah karena warna serupa dengan warna asli objek yang direkam. Proses pembentukan warna pada foto udara ini melalui proses aditif maupun substraktif. Proses aditif dilakukan dengan memadukan warna aditif primer, yaitu warna biru, hijau, dan merah. Seperti proses pembentukan warna pada televisi warna. Berbeda dengan aditif, proses substraktif dilakukan dengan memadukan warna kuning, cyan, dan magenta.

  • Foto Inframerah Hitam Putih

Panjang gelombang yang digunakan 0,7–0,9 mm. Pantulan vegetasi bersifat unik karena berasal dari bagian dalam vegetasi. Sehingga baik untuk membedakan jenis vegetasi sehat dan tidak sehat.

  • Foto Inframerah Berwarna

Mempunyai karakteristik yang sama dengan foto inframerah hitam putih. Tetapi pada foto ini lebih mudah membedakan vegetasi dengan objek lain, karena vegetasi tampak dengan warna merah.

  • Foto Multispektral

Foto jamak yang menggambarkan suatu daerah dengan menggunakan panjang gelombang yang berbeda. Umumnya digunakan empat saluran, yaitu: biru, hijau, merah, dan inframerah dekat, dengan panjang gelombang 0,4–0,5 mm, 0,5–0,6 mm, 0,6–0,7 mm, 0,6–0,7 mm, dan 0,7–0,9 mm. Pada foto ini objek lebih mudah dibedakan satu sama lain pada saluran/pita sempit sehingga pengenalannya lebih mudah.

2. Citra Nonfoto (Citra)

Di depan kamu telah mengetahui bagaimana proses dalam teknologi penginderaan jauh hingga menghasilkan data sumber penginderaan jauh berupa foto udara dan citra. Perbedaan citra dengan foto udara, antara lain terletak pada sensor yang digunakan. Citra menggunakan sensor berupa scanner (penyiam), sedangkan foto udara menggunakan kamera.

Citra dapat dibedakan atas berbagai dasar, yaitu:

a. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra dibedakan sebagai berikut.
  1. Citra inframerah termal, citra yang dibuat dengan gelombang inframerah termal. Penginderaan atau pengenalan karakteristik objek didasarkan pada perbedaan rona atau warna apabila citra tersebut berwarna. Perbedaan rona menunjukkan adanya perbedaan suhu dan daya pancar objek.
  2. Citra radar dan citra gelombang mikro adalah citra yang dibuat dengan gelombang radio. Citra radar menggunakan sumber tenaga buatan seperti penyinaran pada objek. Citra gelombang mikro menggunakan sumber tenaga alam.
Citra radar

b. Berdasarkan sensornya, citra dibedakan sebagai berikut.

  1. Citra tunggal, dibuat dengan sensor tunggal atau saluran lebar.
  2. Citra multispektral, dibuat dengan saluran jamak atau saluran sempit.
    Citra inframerah

c. Berdasarkan sarananya, citra dikelompokkan sebagai berikut.

  1. Citra dirgantara adalah citra yang dibuat dengan sarana di udara. Contoh: citra inframerah termal, citra radar, dan MSS (Multi Spectral Scanner)
  2. Citra satelit adalah citra yang dibuat dengan satelit dari angkasa luar. Contoh: citra Landsat TM, NOAA, SPOT, MOS, dan sebagainya

Citra satelit dapat digunakan untuk penginderaan planet, peng-inderaan cuaca, penginderaan sumber daya Bumi, dan citra satelit untuk penginderaan laut.

Nah, dari uraian mengenai foto udara dan citra di depan, tentunya kamu sudah bisa membedakan apa itu peta, foto udara, dan citra. Perbedaan antara keduanya dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.

Jenis Citra
Citra Foto
Citra Nonfoto
Variabel Pembeda


Sensor
kamera
Penyiaman (scanning)
Detektor
film
pita  magnetik,  termistor



foto konduktif, foto voltaik,



dan sebagainya
Proses perekaman
fotografi/kimiawi
elektronik
Mekanisme perekaman
serentak
parsial
Spektrum elektromagnetik
spektrum tampak dan
spektrum tampak dan


perluasannya
perluasan thermal, serta



gelombang mikro






Foto udara dan citra dapat menjadi sumber dalam pembuatan peta, lalu bagaimana proses penyadapan data dari foto udara dan citra menjadi sebuah peta?

C. Interpretasi untuk Mencipta Peta

Masukan data untuk pemetaan diperoleh dari hasil pengukuran langsung, maupun interpretasi data penginderaan jauh. Interpretasi data penginderaan jauh dapat dilakukan dengan analisis data digital maupun manual atau analog. Bagaimana melakukannya? Perhatikan rangkaian gambar berikut.
Tahapan analisis data digital

Tahapan analisis manual
Dari kedua analisis tersebut, yang paling mudah untuk dilakukan adalah analisis manual. Analisis ini dilakukan dengan cara mengenali ciri-ciri yang ada pada data penginderaan jauh. Ciri-ciri tersebut dibedakan sebagai berikut.

1. Ciri Spektral

Tercermin dalam tingkat kecerahan atau keabuan atau rona yang diakibatkan oleh nilai pantulan atau nilai pancaran.

2. Ciri Temporal

Citra satelit berputar mengitari Bumi. Satelit akan melewati daerah yang sama di permukaan Bumi pada kurun waktu tertentu. Hal ini disebut resolusi temporal. Model ini mempunyai keuntungan, yaitu dapat memantau perkembangan suatu daerah pada kurun waktu tertentu. Sebagai contoh citra Landsat TM akan melewati daerah yang sama 16 hari sekali berarti citra tersebut mempunyai resolusi tempo-ral 16 hari. Sehingga ciri temporal merupakan ciri objek yang terkait dengan umur maupun saat perekaman.

3. Ciri Spasial

a. Bentuk

Ciri ini sendiri dapat membantu untuk mengenali beberapa objek. Contoh: rumah mukim dari foto udara dikenali dengan bentuk persegi panjang atau kumpulan beberapa persegi panjang.

b. Ukuran

Baik ukuran relatif maupun ukuran mutlak adalah penting. Contoh: untuk membedakan apakah suatu objek merupakan jalan raya atau jalan setapak, digunakan ukuran.

c. Rona

Objek yang berbeda mempunyai sifat pemantulan cahaya yang berbeda. Contoh yang jelas yaitu objek sawah. Antara sawah yang tergenang air dan sawah yang siap panen, rona pada citra atau foto berbeda. Rona adalah tingkat kegelapan dan kecerahan objek dalam format hitam putih. Rona suatu objek sangat dipengaruhi oleh karakteristik objek dan kondisi objek waktu perekaman, jenis sensor, cuaca, letak objek, bahan film yang digunakan, serta waktu pemotretan. Objek yang mempunyai karakter banyak menyerap sinar dan sedikit memantulkan, akan berona gelap. Sebaliknya, jika objek banyak memancarkan maupun memantulkan sinar kembali, rona objek cerah. Objek yang tertutup oleh bayangan akan sulit diinterpretasi. Cuaca berawan akan memengaruhi kualitas keluaran data penginderaan jauh terutama citra.

d. Pola

Berkaitan dengan susunan keruangan objek. Sebagai contoh: susunan ruang antara pohon pada kebun ketela dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh alami terdapat perbedaan pola.

e. Bayangan

Bayangan penting bagi penafsir foto karena ada dua hal yang berlawanan, yaitu:
  1. bentuk bayangan menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, dan
  2. objek yang tertutup bayangan, memantulkan sinar sedikit menyebabkan objek sulit dikenali.
Contoh : gedung bertingkat pada foto udara tampak mempunyai bayangan sehingga dapat diketahui bahwa objek tersebut merupakan gedung tinggi, tetapi daerah yang tertutup bayangan tampak hitam sehingga sulit dikenali.

f. Letak Topografi

Pengenalan letak topografi sangat penting bagi kajian fisik lahan. Ketinggian tempat relatif, termasuk ciri-ciri drainase (penyaluran air), dapat menjadi petunjuk penting di dalam meramalkan keadaan tanah.

g. Tekstur

Merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra. Sebagai contoh tekstur rumput dengan tekstur lahan yang ditanami jagung akan tampak jelas perbedaannya.

h. Situs

Suatu kenampakan yang dapat disimpulkan karena adanya indikator yang menunjukkan letak. Misalnya sebuah kenampakan yang terletak di tepi rel kereta api dan mempunyai hubungan dengan rel kereta api, maka dapat disimpulkan bahwa bangunan tersebut merupakan stasiun.

i. Asosiasi

Setiap jenis objek memiliki ciri-ciri tertentu. Hutan hujan tropis berasosiasi lebat, permukiman kota berasosiasi padat, dan jalan raya berasosiasi banyak kendaraan.

Dalam analisis data dengan cara manual digunakan ciri-ciri tersebut di depan. Penggunaan ciri-ciri spasial dalam penginderaan suatu objek juga diterapkan dalam salah satu asas pengenalan objek, yaitu asas konvergensi bukti. 
Asas konvergensi bukti
Gambar di atas menunjukkan penerapan asas konvergensi bukti. Dari bentuk tajuk pohon, kita hanya dapat menyatakan bahwa objek tersebut adalah pohon jenis palem. Tetapi kita bisa mengkhususkan dengan ciri spasial lain yang dipunyai. Kelapa dan kelapa sawit umumnya ditanam dengan pola teratur. Karena pola tidak teratur, kemungkinannya menciut menjadi tiga objek pohon. Jika ukuran mencapai 10 m atau lebih berarti bukan nipah. Kini pilihan tinggal dua jenis. Enau merupakan tumbuhan darat. Sagu dapat tumbuh di tanah darat, tanah becek hingga pantai. Oleh karena itu, jika kita melihat objek pada foto udara dengan tajuk berbentuk bintang, pola tidak teratur, ukuran lebih dari 10 m, dan terdapat di muara sungai, kita dapat menyimpulkan bahwa objek tersebut berupa pohon sagu.

Sebelum melakukan analisis dalam penginderaan suatu objek, langkah-langkah yang perlu dilakukan, yaitu :

a. Deteksi atau Pengenalan Awal

Tahap ini diawali dengan melihat foto udara secara keseluruhan. Bagi wujud yang sama ditarik garis batas (delineasi). Misalnya pada foto udara terdapat tujuh wujud gambar, yaitu wujud 1, wujud 2, 3, 4, 5, 6, dan wujud 7 (seperti pada gambar). Dengan pengenalan ini, deteksi telah dilakukan.

Delineasi

b. Identifikasi (Interpretasi)

Interpretasi dalam rangka pengenalan objek pada citra dapat diartikan sebagai pengejaan ciri-ciri yang ada pada foto udara. Ciri tersebut misalnya rona objek yang cerah, bentuknya, ukuran, pola-nya, dan seterusnya. Pengenalan ini dilakukan untuk menyimpulkan objek yang sebenarnya.

c. Pengenalan Akhir

Tahap ini merupakan tahap menyimpulkan hasil interpretasi. 

Bagaimana langkah-langkah untuk mendapatkan data geografi pada foto udara atau citra? Perhatikan langkah dan contoh di bawah ini.
  1. Pemilihan foto udara atau citra pada daerah yang akan diteliti. Apabila menggunakan stereoskop, dipilih foto yang bersambungan dan terletak pada satu jalur terbang.
  2. Meletakkan foto udara di bawah stereoskop, untuk citra tidak perlu menggunakan stereoskop karena citra sudah menampilkan kesan tiga dimensi. Pada contoh ini, merupakan kegiatan interpretasi foto udara tanpa alat stereoskop.
  3. Meletakkan plastik transparan di atas foto yang akan diinterpretasi.
  4. Mengadakan pengelompokan atau delineasi kenampakan berdasar-kan ciri-ciri spasial yang sama dan dapat dikenali dengan memberi batas-batas serta kode tertentu pada plastik transparan.

Tabel hasil interpretasi gambar di atas














Langkah di atas merupakan langkah awal pembuatan peta, yang menghasilkan peta tentatif. Sehingga untuk menjadi peta yang akurat perlu adanya uji lapangan untuk memastikan kebenaran kenampakan yang sudah diamati melalui foto udara atau citra.

Hasil dari interpretasi foto udara atau citra dapat berupa peta, peta foto, atau peta citra.

Dari gambar foto udara dan peta topografi Arkansas, Amerika Serikat, bagaimana kenampakan alam di permukaan Bumi pada kedua gambar tersebut? Diskusikanlah dengan guru dan teman-teman? Apa kesimpulan yang anda dapat?

D. Manfaat Citra Penginderaan Jauh

Di depan anda telah mempraktikkan bagaimana membuat peta sederhana melalui interpretasi citra penginderaan jauh. Dengan cara sederhana tersebut kamu bisa mengembangkannya untuk memperoleh informasi lebih dari sekadar apa yang tampak pada citra. Taruhlah kamu ingin mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah dari sebuah foto udara. Tahukah kamu bagaimana mendapatkan informasi tersebut melalui citra? Ya, untuk memperolehnya perlu analisis lebih lanjut dan mengintegrasikannya dengan berbagai data. Nah, berikut ini berbagai contoh pemanfaatan penginderaan jauh.

1. Memprediksi Data Kependudukan

Melihat manfaat ini, tahukah kamu data penginderaan jauh manakah yang dapat digunakan? Tepat sekali, data yang mempunyai resolusi spasial yang tinggi dapat digunakan. Foto udara skala besar atau citra Ikonos misalnya, yang mempunyai resolusi spasial sebesar 1 meter. Resolusi ini berarti bahwa benda di permukaan Bumi dengan ukuran lebih dari 1 meter atau minimal 1 meter masih tampak pada citra. Alasan mengapa harus digunakan data foto skala besar atau Ikonos karena kelebihannya dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan menghitung tipe perumahan secara individual. Jika perumahan secara individu bisa terdeteksi, maka dipadukan dengan data jumlah orang yang biasa menghuni setiap unit perumahan diperoleh informasi kepadatan penduduk. Formula yang digunakan sebagai berikut.

Kepadatan = (orang per keluarga) × jumlah unit rumah

Meskipun terlihat mudah, tetapi pemanfaatan seperti ini memer-lukan kecermatan dalam identifikasi dan menghitung unit rumah. Bisa jadi kesulitan timbul karena sering kali atap rumah tertutup oleh vegetasi, kesulitan dalam membedakan sebuah bangunan sebagai rumah atau mempunyai penggunaan yang lain, perkantoran misalnya.

2. Mengestimasi Wilayah Rawan Banjir

Pengenalan wilayah rawan bencana dapat dilakukan dengan mengidentifikasi ada tidaknya faktor penyebab bencana tersebut di suatu wilayah. Begitu juga dengan estimasi wilayah rawan banjir melalui citra, dilakukan dengan mengenali faktor penyebab banjir melalui citra. Kejadian banjir pada umumnya terjadi di wilayah datar, berdekatan dengan sungai besar, drainase jelek yang dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang tinggi dan tekstur tanah yang tidak mendukung. Proses estimasi ini bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan geomorfologi yang dilakukan dengan memerhatikan pola dan rona atau warna. Hal yang diidentifikasi paling awal adalah bentang alam. Bentang alam inilah kemudian bisa digunakan sebagai satuan pemetaan yang dideteksi lebih jauh lagi karakteristik parameter penyebab banjir yang ada padanya, ditambah dengan informasi yang tidak bisa diperoleh dari citra seperti kondisi curah hujan.

3. Mendeteksi Kondisi Tanaman Pertanian

Di suatu lahan pertanian, seperti kawasan perkebunan banyak menggunakan foto udara untuk mendeteksi kondisi tanaman. Jenis foto udara yang digunakan, yaitu foto udara inframerah. Variasi pantulan tanaman menandakan kondisi klorofil dengan berbagai gejala. Kondisi tanaman yang stres (berpenyakit) menunjukkan pantulan yang berbeda dengan tanaman yang sehat.

4. Pemetaan Penggunaan Lahan

Memang mendeteksi penggunaan lahan bisa dilakukan lebih teliti dengan menggunakan foto udara. Hal ini tidak menutup kemungkinan penggunaan citra dalam hal yang sama. Bahkan menggunakan citra dapat dilihat hubungan antara bentang lahan dan penggunaan lahan secara langsung.

5. Menentukan Budi Daya Laut

Potensi laut di Indonesia sangat besar. Sayangnya kekayaan ini tidak disadari oleh banyak masyarakat bahkan yang tinggal di wilayah pesisir. Akibatnya, masyarakat kurang mengetahui bahwa teknologi penginderaan jauh pun bisa dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan budi daya laut. Beberapa parameter biofisik perairan yang diperlukan dalam budi daya laut dan bersifat dinamis bisa dideteksi dari citra Landsat menggunakan algoritma atau rumusan tertentu yang sudah dikalibrasi dengan data lapangan. Ekstraksi parameter dilakukan dengan dua citra yang mewakili kondisi dua musim di Indonesia.

Tingkatan kesesuaian perairan laut diperoleh dengan melakukan overlay (tumpang susun) seluruh parameter untuk semua musim. Selanjutnya, dipadukan dengan tingkat kesesuaian musim yang berbeda sehingga diperoleh kesesuaian perairan yang mewakili dua musim. Parameter yang dinamis diperoleh dengan menggunakan data satelit multitemporal. Selain itu, analisis potensi juga memper-timbangkan faktor pembatas seperti keterlindungan, daerah konservasi, serta faktor penimbang seperti aksesibilitas dan pencemaran udara.

Setelah anda mempelajari beberapa contoh manfaat penginderaan jauh. Kamu bisa mengetahui lebih jauh pemanfaatannya dengan mengunjungi situs internet pada instansi yang menggunakan hasil teknologi penginderaan jauh, seperti Lapan di www.lapan.go.id atau Bakosurtanal di www.bakosurtanal.go.id.

Jika anda cermati lagi contoh pemanfaatan citra penginderaan jauh, dibutuhkan juga unsur penunjang untuk pengolahan data penginderaan jauh. Salah satunya dengan SIG. Apa dan bagaimana dengan SIG, akan kamu pelajari pada bab setelah ini.

Lihat juga
Lokasi Industri Dan Pertanian
Akhirnya, postingan kali ini membahas tentang Penginderaan Jauh, dapat diselesaikan dengan tepat walaupun waktu yang digunakan cukup begitu lama. Namun, admin tetap semangat untuk membagikan kepada pembaca setia blog tercinta kami. Semoga bermanfaat. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya selama ini.

0 Response to "Penginderaan Jauh"

Posting Komentar

-->