-->

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Indonesia

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Indonesia - Sebelumnya admin telah membagikan postingan artikel yang ada kaitannya dengan Hubungan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dengan Perang Dunia II Serta Perang Dingin. Dan untuk lebih lengkapnya, langsung saja anda menyimak penjelasan di bawah ini.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Indonesia


A. Proses Revolusi Hijau dalam Meningkatkan Produksi Pertanian

1. Pengertian Revolusi Hijau

Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul.

2. Latar Belakang Munculnya Revolusi hijau

Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut.
  • Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.
  • Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
  • Adanya lahan tidur.
  • Upaya peningkatan produksi pangan.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan pening-katan produksi pertanian. Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:
  • gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran;
  • gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.

3. Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI (International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8.

Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang mendapatkan hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit. Upaya meningkatkan produk-tivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai berikut.
  • Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
  • Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti bajak dan mesin penggiling.
  • Penggunaan pupuk-pupuk baru.
  • Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.
Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama).

b. Ekstensifikasi Pertanian

Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.

c. Diversifikasi Pertanian

Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya).

d.  Rehabilitasi pertanian

Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut.
  1. Penanaman yang terus menerus.
  2. Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
  3. Erosi karena penebangan liar.
  4. Irigasi yang tidak teratur.
Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
  1. Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.
  2. Melakukan tebang pilih.
  3. Pembibitan kembali.
  4. Penanaman sejuta pohon.
  5. Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.
  6. Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua).

4. Keuntungan Revolusi Hijau

Adapun keuntungan dari adanya Revolusi Hijau, adalah berikut ini.
  • Ditemukannya berbagai jenis tanaman dan biji-bijian/varietas unggul.
  • Meningkatnya produksi pertanian yang berarti dapat mengatasi pangan.
  • Pendapatan petani meningkat yang berarti meningkatnya kesejahteraan petani.
Tahun 1988, Indonesia mendapat penghargaan dari FAO karena berhasil dalam swasembada pangan.

5. Kelemahan Revolusi Hijau

Sedangkan kelemahan dari Revolusi Hijau adalah berikut ini.
  • Menghabiskan dana yang besar untuk biaya penelitian.
  • Menurunnya daya produksi tanah karena ditanami terus menerus.
  • Polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan.
  • Dengan mekanisasi pertanian mengakibatkan tenaga manusia digantikan mesin.

B. Perkembangan Sistem Informasi, Komunikasi, dan Transportasi serta Dampaknya dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara

1. Pengertian Informasi dan Komunikasi serta Transportasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem berarti perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Informasi adalah data yang telah diperoleh, sehingga mempunyai arti dan nilai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, informasi berarti penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Menurut Alfin Toffler (Seorang Futurolog AS), informasi adalah fakta, laporan, perkembangan, perasaan-perasaan, membuat kecenderungan-kecenderungan yang dapat memengaruhi keputusan/pembentukan masyarakat/dunia.

Pengertian komunikasi adalah membagi informasi, memberitahu, memindahkan atau bentukan pikiran baik secara lisan maupun tulisan. Definisi lain menyebutkan komunikasi adalah suatu transformasi informasi antarorang atau kelompok atau lembaga dalam bentuk penyebaran berita melalui lisan, tulisan, suara, gambar maupun lambang tertentu. Komunikasi massa adalah penyebaran informasi atau komunikasi yang membawa pesan untuk orang banyak, Misalnya koran, televisi, majalah, radio sebagai pemberi informasi (sender) dan masyarakat sebagai penerima informasi (receiver). Pengertian transportasi adalah pengangkutan barang (benda) atau sebagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi.

2. Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa

SKSD Palapa adalah sistem satelit komunikasi yang dikendalikan oleh sistem satelit komunikasi pengendali bumi yang dibuat oleh HAC (Hughes Aircraft Company) Perumtel Indonesia. Nama palapa diambil dari sumpah Gajah Mada yang akan mempersatukan Nusantara.

SKSD Palapa dibangun tahun 1974–1976 dengan peluncuran generasi 1-A1. Sampai tahun 1996 sudah generasi 3 dengan code C2 yang jarak jangkauannya dari Irian sampai Vladivostok (Rusia), dari Australia sampai Selandia Baru. Juga dipakai oleh negara-negara tetangga, Australia, Papua Nugini, Maca, Selandia Baru, dan Vietnam.

Adapun nama satelit yang telah diluncurkan Indonesia adalah :

No.
Nama Satelit
Waktu Peluncuran
1.
Generasi pertama
Palapa A1
Palapa A2

8 Juni 1976
10 Maret 1977
2.
Generasi kedua
Palapa B1
Palapa B2
Palapa B2P
Palapa B2R
Palapa 4

19 Juni 1983
6 Februari 1984 (gagal) digantikan B2P
20 Maret 1987
20 Maret 1990
7 Mei 1992
3.
Generasi ketiga
Palapa C1
Palapa C2

1 Februari 1996
16 Mei 1996

Sekarang ini kita mengenal satelit komunikasi yang lain, yakni Telkom-1 dan Garuda-1

Fungsi SKSD Palapa adalah sebagai berikut.
  • Hubungan komunikasi antardaerah, antarnegara lebih mudah.
  • Mempererat penyebaran informasi melalui televisi, internet, faksimile.
  • Mempermudah komunikasi telepon SLI, SLJJ, STO (Sentral Telepon Otomat).
  • Sebagai satelit pengulang (repeater).

3. Radio

Dr. Lee De Forest dari AS merupakan penemu radio tahun 1916 sehingga mendapat julukan The Father of Radio. Tahun 1919 Dr. Frank Conrad (seorang ahli pada westing house Company di Pitssberg AS) berhasil mengadakan eksperimen menyiarkan musik. Tahun 1920 masyarakat Amerika dapat menikmati siaran radio dan mulai tahun 1923 stasiun radio meningkat tajam menjadi SSG Stasiun. Tahun 1933, Prof. E.H. Amstrong memperkenalkan FM (Frequency Modulation) yang mempunyai kelebihan antara lain:
  • dapat menghilangkan interference (gangguan) yang disebabkan oleh cuaca, bintik-bintik matahari, alat listrik, atau dua stasiun yang bekerja pada gelombang yang sama,
  • suaranya jelas dan jernih.

Perkembangan Radio di Indonesia

1 April 1933, Mangkunegoro VII dan Sarsito Mangunkusumo mendirikan SRV (Solossche Radio Vereenging) di Surakarta. SRV sebagai pelopor timbulnya siaran radio yang diusahakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Sedangkan radio siaran yang pertama diusahakan oleh Hindia Belanda tanggal 16 Juni 1925 bernama BRV (Bataviasche Radio Vereenging) di Jakarta. Badan-badan radio yang lainnya adalah :
  • NIROM : Nederlansch Indische Radio Omroep Mij di Jakarta, Bandung, dan 
  • Medan.MAVRO : Mataramse Vereenging Voor Radio Omroep di Yogyakarta.
Atas usaha M. Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito Mangunkusumo tanggal 24 Maret 1937 didirikan PPRK (Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran) di Bandung dengan tujuan berupaya memajukan kesenian dan kebudayaan nasional guna kemajuan masyarakat Indonesia secara rohani dan jasmani.

Pada masa pendudukan Jepang, penyelenggaraan radio ditangani oleh Hoso Kanri Kyoku. Perkembangan radio merosot karena semua radio siaran diarahkan untuk kepentingan militer Jepang. Pada awal kemerdekaan, radio berperan menyebarkan berita Proklamasi.

Tanggal 11 September 1945 diadakan rapat di Jakarta yang dipimpin oleh Abdurrachman Saleh dan dihadiri oleh 16 pemimpin dari Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.
  • Menetapkan tanggal 11 September 1945 sebagai hari berdirinya RRI.
  • Semua yang hadir menyatukan diri sebagai pegawai RRI.
  • Pusat RRI di Jakarta.
  • Abdurrachman Saleh dipilih sebagai Pemimpin Umum RRI.
  • Cabang RRI yang pertama adalah Jakarta, Bandung, Surakarta, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
  • Semboyan RRI “sekali di udara tetap di udara”.
PP No. 21 / 1967 tentang amateurisme radio amatir adalah seperangkat pemancar radio yang digunakan untuk berhubungan dalam bentuk percakapan. Radio amatir tergabung dalam ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia). Disusul PP No. 55 tahun 1970 tentang radio siaran nonpemerintah yang berfungsi sosial yaitu sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan.

Tahun 1974 stasiun radio swasta niaga bergabung dalam wadah PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia). Tahun 1984, RRI mendapat penghargaan dari The Population Institute (Lembaga Kependudukan) yang berpusat di Washington, karena siaran sandiwara radionya terbaik se-Asia dengan judul “Butir-butir pasir di laut“ (yang bertemakan KB).

Setelah merdeka siaran luar negeri Indonesia dikenal dengan nama The Voice of Free Indonesia. Sekarang siaran luar negeri RRI dari Jakarta dikenal dengan nama Voice of Indonesia (Suara Indonesia). RRI ditunjang oleh MMTC (Multimedia Training Center) yang bertujuan untuk mendidik dan melatih para karyawan.

Adapun fungsi radio sejak ditemukan sampai sekarang adalah sebagai:
  • hiburan;
  • penerangan;
  • pendidikan;
  • propaganda (Jepang dengan propaganda Hakko I-Chiu, artinya delapan penjuru mata angin dalam satu atap);
  • pembangunan (menyampaikan hasil-hasil pembangunan dan memotivasi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional).

4. Televisi

Paul Nipkow dikenal sebagai “Bapak Televisi” karena penemuannya berupa electrische teleschope yang dapat mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain. Pada tahun 1883 – 1884. Tahun 1939 masyarakat AS telah menikmati televisi. TVRI lahir berdasarkan SK Menpen tahun 1961 untuk menayangkan/meliput semua kegiatan kejuaraan Asia Games IV di Jakarta. Proyek ini ditangani oleh perusahaan elektronika Jepang Nippon Electric Company (NEC). TVRI berhasil mengudara pada acara liputan 17 Agustus 1962 di Istana Negara. Tanggal 24 Agustus 1962, TVRI diresmikan oleh Presiden Soekarno.

Mulai 11 Maret 1963, TVRI menayangkan siaran iklan/siaran niaga. Tapi mulai 1 April 1981 pemerintah melarang siaran niaga dengan alasan:
  • TVRI berfungsi sebagai government tool (alat pemerintah) yang bertugas menyiarkan pembangunan dan hasil-hasilnya ke seluruh pelosok Indonesia.
  • TVRI berperan meningkatkan pengetahuan dan wawasan pola pikir masyarakat.
  • Masyarakat bersifat konsumerisme.
  • Untuk biaya operasional TVRI dilakukan dengan cara berikut ini.
  • Pemerintah memberi subsidi.
  • Masyarakat pemilik televisi dikenakan iuran.
  • Siaran televisi swasta boleh menyiarkan iklan, hasilnya sebagian untuk TVRI.
Mulai tahun 1989, pemerintah mengizinkan kehadiran televisi swasta, sehingga bermunculan TV-TV swasta antara lain:
  • RCTI, 24 Agustus 1989 di Jakarta;
  • SCTV, 24 Agustus 1990 di Surabaya;
  • TPI, 23 Januari 1991;
  • ANTV, tahun 1993;
  • Indosiar, Januari 1995, dan sebagainya.
Televisi memberikan dampak baik positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.

a. Dampak positif dari televisi

  1. Menambah wawasan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
  2. Menambah pendidikan dan pengetahuan.
  3. Mengomunikasikan hasil-hasil pembangunan.

b. Dampak negatif dari televisi

  1. Penjajahan informasi dari negara tertentu terhadap negara lain.
  2. Budaya konsumerisme dan kon-sumtif.

5. Sarana Perhubungan

Penggunaan roda diperkenalkan pertama oleh bangsa Hyksos tahun 1675 SM. Penemuan mesin uap oleh James Watt 1769 membawa perubahan besar karena transportasi (kapal, lokomotif, mobil) dijalankan dengan mesin uap. Dengan berkembangnya sektor perhubungan/transportasi berperan untuk:
  • meningkatkan produksi dan jasa;
  • meningkatkan arus wisata;
  • memperlancar arus informasi;
  • memperlancar arus barang dan manusia; 
Sarana perhubungan meliputi darat, laut, dan udara;

a. Perhubungan Darat

Kereta api Argo Bromo hasil perkembangan iptek

Sarana perhubungan darat paling banyak diminati karena relatif murah, cepat, mudah dijangkau. Untuk mening-katkan sarana transportasi upaya yang ditempuh pemerintah, antara lain se-bagai berikut.
  1. Pemeliharaan rehabilitasi jalan raya yang sudah ada.
  2. Membangun jalan tol dan jalan layang, ringroad.
  3. Pembangunan jalan kereta api.
  4. Rehabilitasi infrastruktur dan penye-diaan tambahan perlengkapan ope-rasional jalan KA.
  5. Pengadaan kereta api lebih modern, Argo Bromo, dan Argo Gede.
KA pertama dikelola oleh PJKA. Sekarang dikelola oleh Perumka (Perusahaan Umum Kereta Api), yaitu BUMN di bawah Departemen Per-hubungan yang mengelola KA di Indonesia.

b. Perhubungan Laut

Upaya pemerintah dalam meningkatkan sarana transportasi laut adalah:
  1. Merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada.
  2. Pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang.
  3. Perbaikan pelabuhan laut, terminal peti kemas, dan dermaga-dermaga.
  4. Meluncurkan kapal cepat Palindo Jaya 500 tahun 1995.
  5. Mendirikan PT PAL di Surabaya sebagai pusat pengembangan industri maritim Indonesia.
Tujuan pembangunan perhubungan laut:
  1. Mempercepat lalu lintas antarpulau.
  2. Meningkatkan perdagangan domestik dan internasional. 

c. Perhubungan Udara

Perkembangan transportasi udara ditandai dengan semakin mudah dan cepatnya transportasi antarprovinsi, antarpulau, dan antarnegara. Dengan adanya maskapai penerbangan perintis, yaitu Merpati Nusantara, Mandala, Bouroq, Sempati, dan PT Industri Pesawat Terbang Nurtania berubah menjadi IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang sekarang dikenal dengan pesawat NC-212, Helikopter NBO 105, CN 235 (Tetuko), N-250 (Gathotkaca), serta produksi komponen pesawat F-16, Boeing 747, dan Boeing 737.

Perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dapat meningkatkan arus informasi, memperpendek jarak antarpulau, maupun antarnegara.

C. Perkembangan Industri Pertanian dan Nonpertanian serta Pengaruhnya terhadap Perekonomian Indonesia

James Watt berhasil mengadakan perbaikan penemuan Mesin Uap tahun 1765 yang sebelumnya ditemukan oleh New Comen. Inovasi ini menjadi dasar dari turbin (mesin penggerak dalam industri berat). Sehingga James Watt dikenal sebagai Bapak Revolusi, sebab penemuannya (mesin uap) menjadi tenaga peng-gerak mesin industri dan menjadi salah satu pendorong terjadinya revolusi industri. Pada abad ke–18, revolusi industri membawa kemajuan ekonomi di Eropa, AS, dan negara berkembang. Kebijaksanaan dalam pembangunan indus-tri antara lain sebagai berikut.
  • Untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
  • Menciptakan lapangan kerja baru.
  • Pemerataan kesempatan berusaha.
  • Meningkatkan nilai tambah bahan mentah dan bahan baku.
  • Meningkatkan produktivitas.
  • Meningkatkan ekspor.
  • Menghemat devisa.
Untuk melaksanakan kebijaksanaan dalam pembangunan, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.
  • Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga dalam upaya menambah pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.
  • Mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peter-nakan, perikanan, dan kehutanan dalam rangka memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya nasional.
  • Mengembangkan industri yang berorientasi ekspor sebagai penggerak utama untuk mempercepat laju pertumbuhan industri dan ekonomi.
  • Meningkatkan kemampuan pengusaha teknologi termasuk pengembangan inovasi dalam proses produksi teknologi serta penguasaan teknologi rancang bangun.
  • Mengembangkan kewirausahaan dan profesionalisme tenaga industri, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pembangunan industri di Indonesia ditopang oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
  • Cadangan bahan mentah yang melimpah meliputi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan.
  • Jumlah penduduk yang besar sebagai tenaga kerja dan pemasaran hasil industri.
  • Letak Indonesia sangat strategis pada posisi silang dunia.
  • Berkembangnya ahli-ahli iptek.
Pada Pelita VI dalam PJPT II, prioritas diletakkan pada penataan industri nasional, iptek menuju masyarakat industri serta pembangunan SDM.

1. Industri Pertanian

Industri pertanian adalah industri yang mengolah dan menghasilkan barang yang mendukung sektor pertanian. Industri pertanian meliputi industri pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternakan. Adapun tujuan pembangu-nan industri pertanian adalah sebagai berikut.
  • Meningkatkan hasil dan mutu produksi.
  • Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani, peternak, dan nelayan.
  • Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha untuk menunjang pembangunan industri.
  • Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor.

a.  Industri Pertanian

Pembangunan pertanian Indonesia (padi) dengan pancausaha tani mampu mengantarkan Indonesia berswasembada pangan. Upaya meningkatkan produksi beras/nonberas antara lain dengan cara berikut.
  1. Pancausaha tani.
  2. Penanganan pascapanen.
  3. Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.
  4. Penyediaan sarana dan prasarana.
  5. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi.
  6. Pemanfaatan lahan kering pekarangan dan rawa.
  7. Pengembangan holtikultura (buah-buahan, sayur-sayuran, dan obat-obatan). 

b. Industri Perkebunan

Usaha industri perkebunan meliputi perkebunan kecil/rakyat (tebu, tembakau, kelapa, kopi, karet, dan teh) dan perkebunan karet. Produksi per-kebunan untuk meningkatkan ekspor, memenuhi kebutuhan dalam negeri. Upaya meningkatkan indistri perkebunan ditempuh dengan cara berikut.
  1. Peremajaan yaitu mengganti tanaman yang tua dan busuk.
  2. Rehabilitasi yaitu pemulihan kemampuan daya produktivitas.
  3. Pemanfaatan lahan kering dan lahan transmigrasi.
  4. Penganekaragaman komoditas.
  5. Ekstensifikasi dan intensifikasi (penggunaan teknologi tepat guna). 
Tujuan perkebunan ada 3 yang disebut Tridharma Perkebunan, yaitu:
  1. meningkatkan pendapatan dan devisa negara;
  2. menciptakan lapangan pekerjaan;
  3. memelihara kelestarian sumber daya dan lingkungan hidup. 

c. Industri Perikanan

Peningkatan produksi perikanan bermanfaat untuk:
  1. memenuhi kebutuhan pangan dan gizi;
  2. meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan;
  3. memajukan desa-desa pantai.
Perikanan dibedakan menjadi 2 yaitu:
  1. perikanan laut dengan hasil ikan tongkol, hiu, selar, laying lemusu, dan lain-lain;
  2. perikanan darat dalam bentuk kolam, empang, danau, waduk dengan jenis ikan mas, mujair, tawes, gurami, dan lele.
Upaya peningkatan produksi perikanan melalui hal-hal berikut.
  1. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
  2. Penyuluhan dan pembinaan.
  3. Penyediaan sarana dan prasarana.
  4. Kemampuan pemasaran.

d. Industri peternakan

Pembangunan peternakan bertujuan untuk:
  1. memantapkan swasembada pangan;
  2. memperbaiki mutu makanan khususnya penyediaan protein nabati dan hewani.
Peternakan dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
  1. peternakan hewan besar (sapi, kerbau);
  2. peternakan hewan sedang (kambing, biri-biri, dan babi);
  3. peternakan hewan unggas (ayam, itik, puyuh).
Upaya untuk meningkatkan produktivitas antara lain sebagai berikut.
  1. Pemanfaatan dan pengembangan teknologi tepat guna.
  2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas ternak.
  3. Penyuluhan terhadap petani ternak.
  4. Memelihara kesehatan ternak dan kebersihan kandang.
  5. Memanfaatkan limbah ternak (untuk pupuk).

e. Industri Kehutanan

Hutan merupakan kekayaan alam, maka perlu pengelolaan yang teratur agar dapat memberikan manfaat, tetapi tetap menjaga kelestarian hutan.

Peranan hutan adalah sebagai berikut.
  1. Sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja.
  2. Menghasilkan kayu, mulai tahun 1980 ekspor kayu olahan dengan industri kayu lapis.
  3. Untuk keperluan bahan bakar dan paru-paru dunia.
  4. Untuk konstruksi bangunan dan kerajinan, sumber energi.
  5. Sumber obat-obatan tradisional dan sumber penyimpan, pengatur air.
  6. Sumber plasma nutfah (penerus genetika) flora dan fauna.
  7. Upaya peningkatan hasil hutan adalah sebagai berikut.
  8. Peningkatan pengusahaan hutan produksi.
  9. Penyempurnaan tata guna hutan serta pemanfaatan hasilnya.
  10. Peningkatan perlindungan hutan.
  11. Penanaman hutan-hutan yang rusak serta konversi sebagian hutan alam menjadi hutan buatan.
  12. Peningkatan penertiban penebangan hutan.

2. Industri Nonpertanian

Industri nonpertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian, meliputi industri maritim, industri elektronika, industri pariwisata, industri pertambangan dan energi, industri semen, besi baja, perakitan kendaraan bermotor.

Berbagai macam industri telah didirikan untuk meningkatkan produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang. Untuk mem-perkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai tahun 1984 peme-rintah menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka Landasan” bidang industri dengan sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth Center) “sebuah proyek percontohan di Lhok Seumawe sebagai suatu wilayah terpadu dari pusat industri petrokimia, pupuk Urea, semen, kertas, dan seba-gainya.

Upaya yang sama dilaksanakan di Palembang, Gresik, Kupang, dan Kalimantan Timur.

a. Industri Pertambangan dan Energi

Industri pertambangan dan industri diarahkan pada pemanfaatan dan penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan ekspor. Contohnya adalah:
  1. industri tambang batu bara di Sawahlunto;
  2. industri tambang emas di Irian Jaya;
  3. industri tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang;
  4. industri tambang timah di Belitung;
  5. industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang. 

b. Industri Elektronika

Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring bermunculan perusahaan elektronika Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National dan Panasonic bergabung menjadi Panasonic).

c. Industri Pariwisata

Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada pariwisata internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi. Adapun keuntungan industri wisata adalah:
  1. mendatangkan devisa negara;
  2. memperluas lapangan kerja;
  3. memacu pembangunan daerah;
  4. meningkatkan rasa cinta tanah air;
  5. mengembangkan kerajinan rakyat.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984, Departemen Perindustrian secara nasional membagi industri menjadi 4 kelompok, yaitu:
  1. industri mesin dan logam dasar (industri hulu);
  2. industri kimia dasar (industri hulu);
  3. kelompok aneka industri (industri hilir);
  4. industri kecil termasuk industri rumah tangga.

1. Industri Mesin dan Logam Dasar (Industri Hulu)

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
  • Menggunakan industri mesin dan logam dasar.
  • Tidak padat karya.
Berikut yang termasuk industri mesin dan logam dasar adalah:
  • industri mesin perkakas (mesin bor, mesin bubut);
  • industri mesin/alat pertanian (traktor tangan, traktor mini, mesin perontok padi);
  • industri listrik (motor listrik, panel listrik tegangan tinggi dan rendah);
  • industri pesawat terbang (PT Dirgantara Indonesia di Bandung);
  • industri Perkapalan (PT PAL di Surabaya dengan produk I yaitu Palindo Jaya);
  • industri besi dan baja (PT Krakatau Steel Cilegon Banten).
  • industri mesin dan peralatan pabrik (pabrik tekstil, pabrik almunium, pabrik farmasi, pabrik kertas).

2. Industri Kimia Dasar

Industri kimia dasar merupakan industri yang mengolah sumber daya alam menjadi bahan baku untuk industri hilir, meliputi hal-hal berikut.
  • Industri agrokimia yaitu industri kimia yang mendukung bidang pertanian menghasilkan pupuk dan pestisida. Contoh industri pupuk urea amoniak terdapat di Aceh, Palembang, dan Gresik (Za).
  • Industri kimia organik yang menghasilkan pigmen, methanol karbon aktif.
  • Industri selulosa dan karet, industri yang mengolah kayu dan karet alam dan menghasilkan pulp (bubur kayu, bubur kertas, dan bubur ban). Pabrik bubur kayu sebagai bahan kertas terdapat di Prapat, Banyuwangi, Jakarta, Samarinda, dan Sampit. Pabrik kertas karet terdapat di Pontianak, Palembang, dan Medan.
  • Industri kimia anorganik, industri yang menghasilkan asam sulfat, soda kostik, zat asam, dan sebagainya.

3. Aneka Industri (Industri Hilir)

Industri hilir yaitu industri yang mencukupi kebutuhan pokok rakyat dan padat karya sehingga dapat mengurangi pengangguran. Aneka industri meliputi:
  • industri pangan (susu, minyak goreng, margarin, terigu, dan lain-lain);
  • industri tekstil (benang, tenun, zat pewarna);
  • industri kimia (cat, sabun, dempul, sepatu karet);
  • industri alat listrik dan logam (mesin jahit, lemari es, lampu, telepon, hand phone, mesin obras, mesin bordir, kamera);
  • industri alat tulis (pensil, pen, bollpoint, penghapus);
  • industri alat-alat musik (gitar, piano, biola, organ, dan lain-lain);
  • industri bahan bangunan dan umum (kayu lapis, asbes, keramik, marmer, konstruksi bangunan, dan lain-lain).

4. Industri Kecil

Strategi pengembangan industri kecil bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan ekspor.

Menurut Menteri Perindustrian tahun 1980 yang dimaksud industri kecil adalah sebagai berikut.
  • Investasi dalam pabrik dan peralatan mesin (kecuali tanah dan gedung) berjumlah maksi-mal 65 juta rupiah).
  • Investasi SDM berjumlah maksi-mum 650 ribu rupiah.
  • Pemilik usaha adalah WNI (Warga Negara Indonesia).
Industri kecil umumnya industri rakyat yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
  • Upah buruh rendah.
  • Memerlukan banyak pekerjaan tangan.
  • Menggunakan alat yang sederhana.
  • Dikerjakan di rumah.
  • Produknya berupa barang-barang konsumsi.
Departemen Perindustrian membagi industri kecil menjadi 5 kelompok yaitu:
  • industri pangan (industri tahu, tempe, gula merah, madu, krupuk, ikan asin, garam rakyat, karak, dan lain-lain);
  • industri sandang dan kulit (tenun, konveksi, batik, peci, tas, sepatu, sulaman);
  • industri kimia dan bahan bangunan (kapur, batu bara, arang kayu);
  • industri kerajinan dan umum (anyaman, ukiran, batu akik, sapu, payung, perak);
  • industri logam (pandai besi, kaleng, cor logam, bengkel las, dan komponen elektronika).

D. Manfaat dan Dampak Penerapan Iptek Bagi Kelestarian Lingkungan Hidup

Ilmu pengetahuan ialah sejumlah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan rasional sehingga dapat dibuktikan kebenarannya oleh siapapun. Kebenaran ilmu bersifat objektif dan rasional. Teknologi ialah penerapan praktis dari ilmu. Hubungan ilmu dan teknologi sangat erat. Keduanya sulit dipisahkan dan saling membutuhkan. Tanpa ilmu tidak ada penerapan baru dalam teknologi dan tanpa teknologi sulit dapat menikmati penemuan ilmu. Manfaat iptek bagi kemajuan bangsa yaitu manusia dapat hidup lebih sejahtera. Kegiatan manusia lebih efektif dan efisien.

Pembangunan bidang iptek pada PJPT II merupakan kesinambungan perluasan dari PJPT I. Menurut GBHN 1993 sasaran pembangunan ekonomi PJPT II adalah sebagai berikut.
  1. Tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptek yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, peradaban, ketangguhan, dan daya saing bangsa.
  2. Terpacunya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera yang dilandasi nilai-nilai spiritual, moral dan etik berdasarkan nilai luhur bangsa serta nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka arah pembangunan iptek adalah sebagai berikut.
  1. Pemanfaatan pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat proses pembaharuan.
  2. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
  3. Memperluas lapangan kerja.
  4. Meningkatkan kualitas harkat dan martabat bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sedangkan kebijaksanaan iptek dalam Pelita VI pada PJPT II ada 5 sektor sebagai berikut.

1. Teknik Produksi

Yaitu keseluruhan unsur yang turut berperan dalam kegiatan manusia yang menghasilkan barang dan jasa.

2. Sektor Teknologi

Yaitu kemampuan teknologi dan rekayasa yang mendasari kemampuan bangsa Indonesia dalam melakukan inovasi.

3. Sektor Ilmu Pengetahuan Terapan

Yaitu Ilmu pengetahun yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

4. Sektor Ilmu Pengetahuan Dasar

Yaitu ilmu pengetahuan yang menjadi landasan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial, Humaniora, dan mendukung mutu SDM.

5. Sektor Kelembagaan Iptek

Yaitu iptek yang diarahkan untuk meningkatkan SDM agar lebih produktif, kreatif, dan inovatif.

Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, di sisi lain menimbulkan dampak negatif.

1. Kemajuan dan Manfaat Iptek

  • Limbah ternak untuk pupuk (kompos).
  • Sampah dimanfaatkan menjadi gas bio yang berguna untuk keperluan memasak, penerangan, dan tenaga gerak.
  • Dengan detoksifikasi surya yaitu sistim pengolahan air yang terkontaminasi dengan memanfaatkan panas matahari/ultraviolet sehingga menghasilkan air yang bersih.
  • Dalam bidang komunikasi (radio,TV, telephone, handphone, internet) sehingga penggunaan waktu lebih efisien dan cepat mendapatkan informasi.
  • Dapat mendatangkan kemudahan hidup dengan adanya kalkulator, alat rumah tangga elektrolik, pesawat terbang, kereta api, dan sebagainya.
  • Kemajuan bidang kedokteran dan kesehatan sehingga ditemukan pengo-batan berbagai macam penyakit termasuk alat kontrasepsi yang berguna mengatur dan membatasi kelahiran.
  • Pada bidang pertanian (traktor, alat pemotong padi, pupuk buatan) menjadi lebih efektif dan efisien dan meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah buahan yang besar tidak berbiji (contoh buah semangka tanpa biji).
  • Memperluas lapangan kerja karena dibukanya industri-industri baru.
  • Meningkatkan produksi barang-barang kebutuhan masyarakat (sandang, pangan, kendaraan, alat elektronika, dan sebagainya)
  • Pengolahan SDA lebih berkualitas dan optimal.
  • Kemajuan bidang pertahanan keamanan dengan persenjataan yang canggih (rudal, patriot, nuklir, bom atom, dan lain-lain) bermanfaat untuk mem-pertahankan pertahanan dan keamanan wilayahnya.
  • Peningkatan dan pemanfaatan sumber energi baru.

2. Dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap Lingkungan Hidup

a. Upaya untuk mencegah atau mengurangi dampak iptek antara lain dengan cara :

  1. Pengembangan iptek harus memerhatikan asas ekosistem.
  2. Selalu mengadakan monitoring, analisis, dan evaluasi sehingga dapat d-iketahui sejauh mana gangguan/dampak yang diakibatkan oleh per-kembangan iptek.
  3. Mengembangkan teknologi proteksi yaitu mengembangkan teknologi yang dilengkapi dengan usaha-usaha pencegahan terhadap dampak yang mungkin terjadi.
  4. Mengembangkan teknologi daur ulang untuk pemrosesan kembali limbah untuk mengurangi pencemaran.
  5. Mengembangkan teknologi tepat guna dengan ciri-ciri:
  • tidak memerlukan pengetahuan teknik yang tinggi;
  • sederhana sehingga mudah dilaksanakan;
  • bermanfaat bagi orang banyak;
  • dapat mendukung teknologi di bidang lain;
  • dapat meningkatkan nilai sumber daya alam (SDA). 

b. Dampak dari penerapan iptek

  • Kegiatan industri menyebabkan limbah berbahaya (logam-logam berat, zat radioaktif, air buangan panas (thermal water waste), kepulan asap, kebisingan).
  • Pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi, kebocoran, pen-cemaran buangan penambangan, rusaknya lahan-lahan bekas pertambahan dan pencemaran udara.
  • Transportasi, berupa pencemaran udara, suara dan naiknya suhu udara kota.
  • Pertanian, akibat dari naiknya pemakaian zat-zat kimia seperti pestisida, insektisida, herbisida, fungisida sehingga terjadi pencemaran air dan tanah.
  • Perikanan, karena pendangkalan sungai, erosi, pembuangan limbah industri sehingga meracuni ikan, polusi air.
  • Kehutanan akibat penebangan hutan tidak tebang pilih, pembukaan hutan untuk pertanian sehingga berakibat turunnya kesuburan tanah, kelestarian air, produksi kayu, dan penurunan kekayaan flora dan fauna.
  • Lautan akibat pencemaran air limbah pabrik, minyak dari tambang-tambang minyak dan pencemaran dari kapal-kapal tanker.
  • Kemajuan bidang persenjataan dengan meledaknya bom-bom nuklir serta reaktor-reaktor atom lainnya yang menyebabkan timbulnya debu yang memuat radioaktif yang menimbulkan sinar alfa, sinar beta, sinar gamma serta partikel-partikel neutron lainnya yang dapat menimbulkan kanker.
  • Kemajuan teknologi TV menimbulkan pergeseran norma dan nilai bermasyarakat, berkembangnya konsumerisme, seks bebas, dan sadisme.
  • Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mengembangkan iptek serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Terjadinya masalah lingkungan hidup disebabkan oleh tidak seimbangnya antara penggunaan teknologi dan lingkungan hidup. Untuk menjaga kese-imbangan antara kemajuan teknologi dengan lingkungan hidup, maka perlu diupayakan hal-hal berikut ini.
  1. Memelihara lingkungan terutama penggunaan air tanah.
  2. Pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan.
  3. Pemeliharaan hutan tropis sebagai paru-paru dunia dengan menghindari pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
  4. Mendirikan unit-unit pengolahan limbah industri untuk mengelola limbah industri.
  5. Pengendalian pencemaran sektoral terhadap lingkungan.
  6. Pengembangan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat melalui kegiatan PKK, Karang Taruna, diskusi, cerdas cermat, lomba kelompencapir, kerja bakti, gotong royong.
  7. Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan.
  8. Membina hubungan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara manusia dengan lingkungannya.
  9. Melestarikan SDA agar dapat dimanfaatkan oleh generasi penerus.
  10. Meningkatkan manusia sebagai pembina lingkungan bukan sebagai perusak lingkungan.
Sedangkan pembangunan berwawasan lingkungan merupakan tanggung jawab dari berikut.
  1. Masyarakat Indonesia.
  2. Pemerintah.
Pemerintah mengeluarkan UU No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ke-tentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup yang intinya yaitu pelaku pem-bangunan, pemerintah atau swasta harus melaksanakan AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan = Environmental Impact Assessment/EIA). Tujuan pelaksanaan AMDAL antara lain sebagai berikut.
  • Memperkecil dampak proyek/industri terhadap lingkungan.
  • Memperbesar manfaat proyek terhadap lingkungan dan masyarakat.
Demikianlah penjelasan artikel tentang Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Indonesia. Semoga bermanfaat dan sebelum kami mengakhiri, jangan lupa baca artikel lainnya mengenai Perkembangan Masyarakat Indonesia Pada Masa Reformasi. Sekian dan terima kasih atas kunjugan dan menjadi pembaca tercinta blog kami.

0 Response to "Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Indonesia"

Posting Komentar

-->