-->

Materi Wirausaha Produk Kerajinan Hiasan dari Limbah

A. Kerajinan sebagai Bagian dari Industri Kreatif

Dunia telah melewati empat gelombang peradaban ekonomi. Pada gelombang pertama ekonomi, pertanian menjadi penggerak ekonomi yang utama. Gelombang tersebut dikenal dengan Gelombang Ekonomi Pertanian. Revolusi industri dan perkembangan permesinan, membawa babak baru bagi perekomomian. Industri manufaktur bermunculan dan menghasilkan produk secara masal. Produk dari industri massal menjadi motor penggerak utama ekonomi. Gelombang ini disebut sebagai Gelombang Ekonomi Industri. Gelombang berikutnya muncul sebagai akibat dari inovasi di bidang teknologi informasi. Gelombang ketiga ini disebut sebagai Gelombang Ekonomi Informasi. Sarana dan sumber daya fisik memiliki keterbatasan. Ide dan gagasan kreatif dapat memberikan solusi untuk keterbatasan fisik yang ada. Ide kreatif membuat ekonomi terus tumbuh. Gelombang dengan ide kreatif sebagai penggeraknya disebut sebagai Gelombang Ekonomi Kreatif. Pada gelombang ini industri kreatif menjadi penggerak utamanya. 
 
Industri-industri    yang    termasuk    ke    dalam    industri kreatif dikelompokan ke dalam 14 sub sektor.  Sub  sektor  tersebut  adalah:  arsitektur,  desain,    fesyen,    kerajinan,    penerbitan    dan percetakan, televisi dan radio, musik, film, video dan  fotografi,  periklanan,  layanan  komputer  dan piranti  lunak,  pasar  dan  barang  seni,  seni  pertunjukan,  riset  dan  pengembangan,  dan  permainan interaktif. 
 
Tahun 2013 subsektor kerajinan berkontribusi sebesar Rp 92,6 triliiun pada pendapatan Domestik Bruto Indonesia dan membuka 1 juta lapangan usaha yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah 


B. Kewirausahaan Produk Kerajinan

Hukum ekonomi dasar menjelaskan hubungan antara ketersediaan barang di pasar (supply) dan permintaan pembeli (demand). Titik temu antara permintaan dan pengadaan adalah penetapan harga jual produk. Ketersediaan barang yang melebihi  permintaan  pembeli  akan  menurunkan  harga barang.    Sebaliknya  ketersediaan barang yang lebih rendah daripada permintaan pembeli, dapat menyebabkan harga barang menjadi tinggi. Produk kerajinan memanfatkan keterampilan  tangan. Proses  pengerjaan  produk  kerajinan  membutuhkan  waktu   yang   lama.   Industri   kerajinan  hanya dapat   menghasilkan   jumlah   barang yang terbatas dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan industri manufaktur  yang  mampu  menghasilkan  produk  dalam  jumlah  besar  dalam  waktu  yang singkat.    Hal  tersebut  memberikan  peluang  produk  kerajinan  dengan keunikannya untuk memasuki pasar sebagai produk dengan jumlah terbatas atau limited edition/limited product. Produk yang unik dengan jumlah terbatas dapat memiliki harga jual yang tinggi. 

Peluang  kerajinan  untuk  menjadi  produk  dengan  harga  yang  tinggi,  harus  dipastikan dengan melakukan riset pasar terhadap minat dan selera pembeli. Hasil riset pasar akan mendasari proses perancangan produk kerajinan yang inovatif.  Rancangan  produk  terwujud  melalui  kegiatan wirausaha  dengan  didukung   oleh   ketersediaan   sumber   daya   manusia,   material,   peralatan, cara  kerja,  pasar,  dan  pendanaan.  Sumber  daya  yang  dikelola  dalam  sebuah  wirausaha  dikenal pula  dengan  sebutan  6M,  yakni  Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar).

Man  (manusia)  atau  SDM  (Sumber  Daya  Manusia),  saat  ini  biasa  disebutkan  dengan istilah Man Power atau Mind Power, adalah personel atau orang-orang yang terlibat dalam wirausaha tersebut. Wirausaha yang berhasil salah satunya adalah apabila berhasil mengelola sumber daya manusia yang terlibat dalam setiap  proses  yang  terjadi  dalam  usaha.  Pengelolaan  sumber  daya  manusia  juga termasuk  pengelolaan  ide-ide  inovatif  yang  dapat  bermanfaat  baik  untuk perkembangan produk dan maupun usaha secara umum.

Money dapat dipahami sebagai dana yang menjadi modal usaha, perputaran uang   melalui pengeluaran   dan   pemasukan   yang   terjadi   dalam   usaha   tersebut.  Kemampuan  pengelolaan uang  termasuk  kemampuan  mengelola  keuntungan yang diperoleh untuk pengembangan usaha agar menjadi lebih besar. Material, machine dan method terkait langsung dengan proses produksi yang terjadi   dalam   usaha   tersebut.   Kemampuan   wirausahawan   dalan   mengelola produksi yang efektif dan efisien dapat menghasilkan keuntungan wirausaha yang lebih besar. 

Market, adalah  pasar  sasaran  dari  produk  yang  dihasilkan  oleh  suatu  usaha.  Pengetahuan tentang pasar sasaran menjadi salah satu kunci penting untuk keberhasilkan   suatu   usaha.   Wirausaha dikembangkan   berdasarkan   pada   kebutuhan  dan  keinginan  pasar,  dengan  demikian  peluang produk  diserap  pasar akan lebih besar. Riset tentang pasar bertujuan pula untuk mengenali pesaing yang ada di pasar tersebut. Posisi suatu usaha terhadap pesaingnya harus  diketahui  oleh wirausahawan  agar  dapat  memenangkan  persaingan.  Persaingan yang terjadi dapat mempengaruhi rancangan produk yang akan dibuat serta keputusan penetapan harga jual produk.

C. Produk Kerajinan Hiasan dari Bahan Limbah

1. Jenis-jenis Produk Hiasan

Produk  kerajinan  Indonesia  memiliki  potensi  besar  untuk  berkembang.  Sumber manusia Indonesia memiliki kreativitas dan keterampilan tangan yang  tinggi.  Kreativitas  dan  keterampilan  tersebut didukung  pula  oleh  keragaman  hayati  dari  masing-masing  daerah.  Perkembangan  industri  di setiap  daerah  juga  membuka  peluang  diperolehnya  bahan  baku  untuk   kerajinan.   Kerajinan menampilkan   keindahan   yang   dihasilkan   oleh keterampilan tangan dari proses pembuatannya. Salah satu produk kerajinan yang dapat dikembangkan adalah produk hiasan.

Produk hiasan dapat ditemui di berbagai tempat di sekitar kita. Dilihat dari penempatannya, produk hiasan dapat ditemui di dalam rumah (interior) dan di luar rumah (eksterior). Hiasan di luar rumah dapat berfungsi untuk menghias pagar, taman, atau dinding bagian luar rumah. Produk hiasan di  dalam rumah  sangat  beragam,  berfungsi  menghias  dan  membuat  suasana  tertentu  di  dalam  ruangan. Hiasan  yang  digunakan  di  dalam  rumah,  sering  disebut  sebagai  elemen  estetis  interior.  Produk hiasan  juga dapat ditemui pada kendaraan maupun dikenakan manusia. Produk hiasan  yang  dipakai di  tubuh  manusia  lebih  dikenal  dengan  sebutan  perhiasan.  

2. Produk Hiasan dan Nilai Estetik

Produk hiasan adalah produk yang memiliki fungsi hias. Beberapa produk hiasan hanya berfungsi sebagai    elemen    visual    yang    memperindah suasana dan tampilan suatu produk. Beberapa produk hiasan lainnya di samping memiliki fungsi hias, juga memiliki fungsi  pakai.  Contohnya  kerajinan kincir  angin yang ditempatkan di halaman, selain memiliki  fungsi  hias  juga  berfungsi  untuk mengetahui    kecepatan    angin.    Produk    hiasan di dalam rumah seperti bingkai foto, memiliki fungsi  sebagai  hiasan  dan  untuk  memajang foto atau gambar yang memiliki kenangan.   Produk dengan   fungsi   pakai   seperti   tempat   perhiasan   bila   memiliki   nilai  keindahan  yang  tinggi, dapat  pula  digolongkan menjadi produk hiasan. 

Setiap produk yang dipakai pada dasarnya memiliki    nilai    estetik.    Sebuah    produk    fungsional seperti   misalnya   gelas   kaca   yang  dipakai  minum  sehari-hari  memiliki  nilai   estetik.   Nilai fungsional   gelas   kaca   yang    dipakai    sehari-hari    lebih    tinggi    daripada   nilai   estetiknya. Pada   gambar   1.6, gelas kaca yang digunakan sehari-hari berada pada posisi paling kiri, dengan nilai fungsional   (area   berwarna   coklat)   lebih   besar daripada nilai estetik (area berwarna kuning).

Sebuah    gelas    kristal    yang    digunakan    untuk  acara  khusus,  terletak  pada  bagian  tengah bagan.   Gelas   tersebut   memiliki   nilai    estetika    yang    cukup    tinggi    dan    masih  memiliki nilai  fungsi  karena  dapat  digunakan   untuk   minum.   Pada   bagian   kanan  bagan  terdapat  gelas kristal  yang  berfungsi    sebagai    hiasan.    Produk    ini    memiliki  nilai  estetika  yang  tinggi namun  tidak memiliki nilai fungsional karena tidak digunakan untuk minum. 
Produk  dapat  disebut  sebagai  hiasan  apabila  memiliki  nilai  estetik  atau  nilai keindahan. Keindahan  dapat  dihasilkan  dari  pengolahan  material  untuk  menghasilkan  bentuk,  warna,  dan tekstur  yang  indah.  Setiap  bahan memiliki peluang diolah menjadi produk hiasan, termasuk bahan limbah.  Bahan  limbah  melalui  pengolahan  yang  kreatif  dapat  memiliki  nilai  estetik  yang  khas dan  unik.  Beberapa  bahan  limbah  yang  dapat  dimanfaatkan  untuk  produk  hiasan  di  antaranya adalah  kaleng,  plastik,  kaca, kulit telur, batok kelapa, kulit kerang, dan kertas. 




D. Bahan Baku Limbah untuk Kerajinan

1. Material dan Bentuk Limbah

Limbah   adalah   sisa   suatu   usaha   dan/atau  kegiatan.  Limbah  merupakan  salah  satu hasil dari suatu kegiatan atau proses. Limbah,    berdasarkan    wujudnya    dapat    dibagi  menjadi  limbah padat, cair,  dan  gas.  Satu  kegiatan  industri  atau  rumah  tangga   dapat   menghasilkan   lebih   dari   satu macam  limbah  padat.Contohnya,  dari  kegiatan  di  pabrik  garmen  yang  memproduksi  pakaian, dihasilkan  limbah  berupa  sisa  potongan  kain dengan berbagai ukuran, sisa benang, dan sisa selongsong benang yang  terbuat  dari  karton  atau  plastik.  Kegiatan  rumah  tangga  juga menghasilkan  limbah  seperti  limbah  botol  plastik,  limbah  kertas,  dan  limbah kain atau baju yang sudah tidak dapat dipakai lagi.

Limbah berasal dari kegiatan rumah tangga dan industri, termasuk industri pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

Kegiatan   yang   menghasilkan   limbah   dapat   dibedakan   menjadi   kegiatan  di  rumah tangga  dan  di  industri.  Kegiatan  sehari-hari  di  rumah  tangga  menghasilkan  jenis-jenis  limbah, diantaranya  kemasan  makanan,  kemasan  bahan  pembersih,  alat  rumah  tangga  yang  sudah  rusak,  dan  pakaian  bekas.  Kegiatan  di  industri  menghasilkan  limbah  yang   khas   tergantung   dari industrinya.   Limbah  yang  dihasilkan  industri  biasanya  berjumlah   banyak   dengan   bentuk,   dan ukuran  yang  serupa.  Limbah  padat  yang  dihasilkan  rumah  tangga  lebih  beragam  baik   dari jenis,   bentuk   dan   ukurannya.   Limbah   industri   maupun   limbah   rumah   tangga   memiliki potensi   untuk   dibuat   kerajinan hiasan. 

Produk  hiasan  harus  memiliki  nilai  estetis  yang  tinggi.  Nilai  estetis  dapat  dihasilkan  dengan kemampuan   mengolah   material   sesuai  dengan  karakter  yang  dimiliki  oleh  material   tersebut. Karakter   material   dan   peluang    pengolahannya    berbeda-beda    bergantung  pada  jenis,  sifat dasar  bahan,  bentuk,     dan     ukurannya.     Pengolahan     bahan   baku   produk   hiasan   juga perlu memperhatikan      warna      dan      tekstur      dari   limbah   yang   akan   digunakan   agar   diperoleh kualitas produk yang baik.

2. Bahan Utama dan Bahan Pendukung

Produk  kerajinan  hiasan  dari  limbah  memperlihatkan  keindahan  dan  keunikan bentuk, warna, maupun tekstur dari limbah itu sendiri. Limbah padat yang berpotensi menjadi bahan baku kerajinan hiasan, terbuat dari material  dan  bentuk  yang  beragam.  Keragaman  material  dan  bentuk, membuat limbah  tersebut  memiliki  kekuatan  struktur  dan  keawetan  yang berbeda pula.Sebuah produk hiasan pada  umumnya  terdiri  atas  bahan  utama  dan  bahan  pendukung.  Bahan  utama adalah  yang memiliki  nilai  estetik,  sedangkan  bahan  pendukung  berfungsi  untuk  konstruksi. Perhiasan  kalung plastik  limbah,  terdiri  atas  plastik  limbah  sebagai  bahan  utama  dan  benang atau  kawat  untuk menjalin  plastik  limbah  tersebut  sebagai  material   pendukungnya.   Produk bingkai   foto   yang dihiasi   pecahan   kaca,  atau  kulit  kerang,  menggunakan  bahan  pendukung  kayu  untuk  konstruksi bingkainya.  Bahan  baku  limbah  yang  terbuat  dari  material  solid  seperti  logam,  kaca,  plastik, atau  kayu,  dapat  digunakan  untuk  penghias sekaligus konstruksinya.

3. Bahan Baku Limbah di Lingkungan Sekitar

Limbah padat, baik yang dihasilkan oleh industri maupun rumah tangga memiliki potensi menjadi bahan baku untuk wirausaha produk kerajinan. Bahan  baku  harus  memiliki  jumlah  yang  cukup untuk  menghasilkan  produk  hiasan  sesuai  target  produksi.  Setiap  daerah  memiliki  potensi sumber  bahan  baku  limbah  yang  berbeda-beda.  Beberapa  daerah  pantai  memiliki  limbah kerang laut  dengan  jumlah  banyak,  sedangkan  daerah penghasil minyak kelapa akan memiliki limbah berupa tempurung kelapa.  Ada  jenis  limbah  yang  terdapat  di  hampir  setiap  tempat  di Indonesia, contohnya kulit dan bonggol jagung, daun kering, tulang dan kulit hewan, dan sampah plastik kemasan. 

Indonesia memiliki kekayaan alam  dengan ragam tanaman dan hewan. Setiap  daerah  di  Indonesia juga  memiliki  keragaman  aktivitas/kegiatan  yang   khas.   Setiap   kegiatan   dapat   menghasilkan limbah.   Perhatikan   lingkungan  sekitarmu  untuk  mengetahui  potensi  bahan  baku  apa  yang dimiliki.  Limbah  tersebut  bisa  jadi  saat  ini  menjadi  sampah  dan  belum  dimanfaatkan.


E.Teknik Produksi Kerajinan Hiasan Berbahan Limbah

Tahapan      produksi      secara      umum      terbagi      atas   pengolahan   bahan   atau   pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan    adalah    mempersiapkan    bahan  baku agar siap diproduksi. Pada limbah berbahan alami,     proses     pembahanan     penting     untuk menghasilkan  produk  yang  awet,  tidak  mudah  rusak karena faktor cuaca dan mikroorganisme. 


 

Proses  pembahanan  pada  limbah  kulit  jagung  dilakukan     produk     hiasan     yang     dihasilkan awet  dan  tahan  dari  mikroorganisme.  Limbah  kulit   jagung   yang   digunakan   adalah   bagian dalam,  pada  proses  ini  kulit  jagung  bagian  luar  dipisahkan  dengan  kulit  jagung  bagian  dalam. Lembaran-lembaran  kulit  jagung  bagian  dalam  dikeringkan  selama  2-3  hari.  Kulit  jagung  yang sudah   kering   biasanya   kusut   dan   tidak   rata   permukaannya.  Apabila  diperlukan  bahan  baku lembaran  yang  rata,  kulit  jagung  dapat  disetrika  atau  dipress  dengan  menggunakan  panas.  Kulit jagung  yang  sudah  dikeringkan  siap  dibentuk  menjadi produk hiasan.  

Pewarnaan  kulit  jagung  dapat  dilakukan  pada  tahap  pembahanan  ini.  Pada  bahan   kulit   jagung, perwarnaan   dilakukan   dengan   merebus   kulit   yang   sudah dikeringkan dengan pewarna tekstil. Setelah pewarnaan, kulit jagung dikeringkan dan kemudian siap dibentuk.

Pembahanan  pada  limbah  botol  plastik  terdiri  atas  proses  pencucian  botol  dan melepaskan label yang melekat pada botol tersebut. Pembahanan pada tulang   adalah   proses   perebusan,  pembersihan dan   penjemuran   tulang,   hingga tulang siap untuk memasuki tahap pembentukan yaitu pemotongan sesuai bentuk yang diinginkan.


Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses     pembentukan.     Pembentukan  bahan  baku bergantung   pada   jenis   material,   bentuk   dasar   material   dan   bentuk   produk   yang akan dibuat.   Secara   umum,   material   padat   dapat   dikelompokan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat).  

Material  solid  seperti  logam,  kaca,  plastik,  atau  kayu   dapat   dibentuk   dengan   cara   dipotong, dipahat  sesuai  dengan  bentuk  yang  diinginkan.  Material  solid  juga  dapat  disusun  dan  direkatkan dengan  bantuan  lem.  Material  berupa  lembaran  atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting sesuai   bentuk   yang   diinginkan,   dianyam   atau   dirangkai, dan direkatkan dengan bantuan lem.

Tahap berikutnya adalah perakitan dan finishing. Perakitan  dilakukan  apabila  produk  hiasan  yang dibuat   terdiri   atas   beberapa   bagian.   Perakitan   dapat  memanfaatkan  bahan  pendukung  seperti lem,  paku,  benang,  tali  atau  teknik  sambungan  tertentu.  Tahap  terakhir  adalah  finishing. Finishing dilakukan     sebagai     tahap     terakhir     sebelum     produk  tersebut  dimasukan  ke  dalam kemasan.  Finishing    dapat    berupa    penghalusan    dan/atau  pelapisan  permukaan. Penghalusan yang  dilakukan   diantaranya   penghalusan   permukaan   kayu  dengan  amplas  atau menghilangkan lem   yang  tersisa  pada  permukaan  produk.  Finishingdapat   juga   berupa pelapisan permukaan atau   pewarnaan  agar  produk  hiasan  yang  dibuat  lebih  awet dan lebih menarik.


F. Langkah-langkah Perancangan Desain, Produksi, dan Biaya Produksi Hiasan

1. Pengembangan Desain

Pengembangan desain dari limbah untuk membuat produk hiasan diawali dengan riset dengan tujuanmencari data tentang potensi limbah yang akan  digunakan  untuk  bahan  baku.  Setiap  tempat dapat  memiliki  jenis  limbah yang berbeda-beda dan belum dimanfaatkan. Limbah yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi produk hiasan harus memiliki jumlah yang cukup dengan jenis limbah,  material dan bentuk yang sama, agar produk  yang  dihasilkan  memiliki  standar.  Jenis, material,  bentuk  dan  karakter dari bahan baku akan menjadi dasar untuk ide produk yang akan dibuat. 

Penentuan bahan baku limbah yang akan digunakan menjadi dasar untuk proses eksplorasi  ide produk. Desain produk hiasan harus memiliki nilai estetik dan keunikan. Proses pencarian ide menjadi sangat penting. 

 

Ide desain produk hiasan dapat diperoleh dengan tiga cara pendekatan. Pendekatan pertama adalah dengan mengenali pasar sasaran dan selera pasar. Pendekatan kedua adalah dengan melakukan eksplorasi material limbah untuk menghasilkan nilai estetik produk yang berbeda dan unik. Ketiga adalah dengan memikirkan di mana produk hiasan tersebut akan diletakkan. Produk yang dibuat akan menyesuaikan dengan tempat akan diletakkannya produk tersebut. Ide produk dapat muncul saat dilakukan pengamatan pada sebuah tempat.

Apabila   proses   pengembangan   desain   dilakukan     dalam     kelompok,     ingatlah     selalu  untuk melakukan  curah  pendapat  (brainstorming),  diskusi,  dan  tukar  pikiran  untuk   memperoleh desain akhir   yang   memuaskan. Setelah ide diperoleh, tahap selanjutnya adalah pembuatan sketsa ide, dan pembuatan   model   atau   prototype   produk.

Tiga pendekatan untuk memperoleh ide produk hiasan!

  1. Siapa calon pembeli  & bagaimana seleranya
  2. Eksplorasi material untuk inovasi estetik baru
  3. Pikirkan suatu tempat & hiasan apa yang dibutuhkan di tempat itu

a. Studi Pasar Sasaran untuk Ide Pengembangan Produk

Pasar sasaran dari produk hiasan berbahan limbah sangat beragam Pasar  sasaran  dapat  dibedakan dari usia,  gender,  bangsa  dan  etnis,  pekerjaan,  psikografi,  tingkat  ekonomi.  Pasar  sasaran  yang berbeda  memiliki selera dan daya beli yang berbeda pula. Pemahaman akan pasar sasaran akan mendukung proses pencarian ide dan penetapan harga  jual.  Pencarian  data  melalui  referensi, kuisioner,  pengamatan  dan  wawancara  dapat  dilakukan  kepada  pasar  sasaran  yang  dituju  untuk mengetahui selera dan daya beli pasar tersebut.

Pasar  sasaran  yang  beragam  memiliki  selera  yang  sangat  beragam  pula.      Selera   pasar   yang beragam,   membuka   banyak   peluang   untuk  beragam  jenis  produk  hiasan  yang  memiliki keunikan.  Selera  pasar  termasuk  di  dalamnya,  selera  akan  gaya  desain.  Gaya  desain  diantaranya gaya etnik, gaya modern, gaya yang ceria dan lucu, gaya klasik, gaya Jepang, dan gaya desain dengan tema alami. Gaya desain dapat selalu berkembang dengan  munculnya gaya-gaya baru.

b. Eksporasi Material untuk Ide Pengembangan Produk

Proses  pengembangan  desain  untuk  produk  hiasan  menghasilkan  nilai estetik sebagai tujuan utamanya. Pengembangan desain untuk nilai  estetik  adalah  dengan  mengeksplorasi  berbagai kemungkinan  keindahan  dan  keunikan  yang  dihasilkan  oleh  bahan  limbah  yang  ada. Eksplorasi material  dilakukan  dengan  membuat  beberapa  percobaan   teknik   pengolahan   pada   suatu material.   Semakin   banyak   percobaan   yang   dilakukan,   akan   semakin   banyak   pula kemungkinan  keindahan  dan  keunikan  yang  diperoleh.  Pada  saat  melakukan eksplorasi material, pikirkan juga produk hiasan apa saja yang dapat dibuat.
 

c. Proses Merespon Lingkungan untuk Ide Pengembangan Produk

Produk  hiasan  dapat  berupa  hiasan  taman  atau  halaman.  Produk hiasan di luar rumah dapat memanfaatkan angin dan air untuk menghasilkan  gerak  dan  bunyi.  Hiasan  yang  ditempatkan  di luar  rumah  tentunya  harus  tahan  cuaca.  Material  limbah  yang  tepat  untuk  hiasan  di  luar  rumah adalah  plastik,  kaca,  logam,  dan  kayu.  Material  serat  dan  kain  lebih  tepat  digunakan  untuk produk  hiasan  di dalam rumah atau perhiasan yang dikenakan, karena tidak tahan terhadap cuaca. Produk hiasan di dalam rumah dan perhiasan dapat pula dibuat dari material plastik, kaca, logam, dan kayu. 

3. Penghitungan Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang disebut overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead  adalah  biaya  listrik,  bahan  bakar minyak,  dan  biaya-biaya  lain  yang  dikeluarkan  untuk  mendukung  proses  produksi.  Biaya pembelian  bahan  bakar  minyak,  sabun  pembersih  untuk  membersihkan  bahan  baku, benang, jarum, lem, dan bahan bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam biaya overhead.

Bahan baku dari produk hiasan yang akan dibuat adalah limbah. Limbah dapat  diperoleh  dengan gratis  dari  rumah  dan  tetangga  di  sekitar  kita  atau  dari  pabrik  yang  membuang  limbah tersebut, artinya  tidak  ada  biaya  bahan  baku.  Meskipun  tidak  ada  biaya  bahan  baku  namun  ada  biaya overhead yang harus dikeluarkanyaitu biaya membawa limbah ke tempat produksi, dapat berupa biaya jasa angkut atau biaya kendaraan. Bahan  baku  limbah  juga  dapat  diperoleh  dengan  membeli  bahan baku  dari pengumpul barang bekas. Biaya pembelian tersebut masuk ke dalam biaya bahan baku.

Biaya    produksi    juga    termasuk    biaya    tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai ketrampilan  yang  dimiliki  pekerja  dan   sesuai   kesepakatan   antara   pekerja   dengan  pemilik usaha.  Pada  pembuatan  produk   ini,   seluruh   anggota   tim   dapat   bersama-sama  berperan sebagai  pekerja  sekaligus   pemilik   usaha.   Pemilik   usaha   akan   mendapat   keuntungan   dari hasil   penjualan    maka    biaya    tenaga    kerja    sebaiknya tidak terlalu tinggi atau minimal. Meskipun pada pembelajaran ini anggota tim tidak dibayar untuk melakukan proses produksi  tetapi dimungkinkan  adanya  biaya  yang  harus  dikeluarkan,  misalnya untuk penyediaan minum saat bekerja di siang hari yang panas. Biaya tersebut harus dihitung ke dalam biaya overhead.

Biaya    produksi    harus    dihitung    sejak    awal.    Biaya    produksi    akan    menentukan  harga pokok  produksi  (HPP)  sebuah  produk.  Contohnya  untuk   memproduksi   produk   perhiasan   dari limbah   botol   plastik,   dibutuhkan bahan baku limbah botol plastik sebanyak satu karung, dan benang 50 meter, waktu pengerjaan dua hari oleh lima orang pekerja dan biaya overhead berupa biaya angkut limbah dan sabun pembersih untuk mencuci  botol.  Total  biaya  yang  dikeluarkan  untuk  proses produksi  tersebut  disebut  denganbiaya  produksi.  Proses  produksi  tersebut  misalnya menghasilkan  90  buat  produk,  maka  HPP  per  produk  adalah  biaya  produksi  dibagi  dengan  90. Misalnya  satu  kali  proses  produksi  menghasilkan  90  buah  produk  hiasan  dengan  total  biaya produksi  Rp.  450.000,  maka  Harga  Pokok  Produksi  (HPP)/  unit  adalah  Rp.450.000:  90= Rp. 5.000.

G. Pengemasan dan Promosi

1. Kemasan untuk Produk Hiasan

Kemasan  untuk  produk  hiasan  berfungsi  untuk  melindungi  produk  dari  benturan dan cuaca serta memberikan kemudahan membawa. Kemasan juga  berfungsi  untuk  menambah  daya  tarik,  dan sebagai  identitas  atau  brand  dari  produk  tersebut.  Fungsi  kemasan  didukung  oleh  pemilihan material, bentuk, warna, teks, dan grafis yang tepat.  

Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung dari  produk  yang  akan dikemas.  Produk  hiasan  yang  mudah  rusak,  memanfaatkan  material  berstruktur  kuat  untuk kemasannya.  Kemasan  yang   ingin   memperlihatkan   keindahan   produk   didalamnya   dapat memanfaatkan   material   yang   transparan.   Pemilihan   material   juga   disesuaikan  dengan identitas  atau  brand dari  produk  tersebut.  Produk  hiasan  yang  ingin  dikenali  sebagai  produk alami  akan  menggunakan  material   kemasan   yang   alami   pula.   Daya   tarik   dan   identitas, selain   ditampilkan  oleh  material  kemasan,  juga  dapat  ditampilkan  melalui  bentuk,  warna,  teks, dan  grafis.  Pengemasan  dapat  dilengkapi  dengan  label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.

2. Promosi Produk Hiasan dari Limbah

Kegiatan   dan   media   promosi   bergantung   dari   pasar   sasaran   yang   merupakan    target    dari promosi    tersebut.    Promosi    produk    dapat    dilakukan  diantaranya  dengan  mengadakan kegiatan  di  suatu  lokasi,  promosi  melalui  poster  atau  iklan  di  media  cetak,  radio  maupun media sosial.  Produk  hiasan  memiliki  keunggulan  pada  tampilan  visual  maka  pada umumnya tidak memanfaatkan radio sebagai media promosi.

H. Perencanaan Wirausaha

Limbah selalu menjadi bagian dari kegiatan manusia baik sehari-hari, dalam rumah  tangga  maupun industri.  Indonesia  dengan  jumlah  penduduk  yang  besar,  pertumbuhan  industri  dan  keragaman pertanian  memiliki  potensi  bahan baku limbah yang kaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki jenis hasil pertanian yang khas dan jenis industri yang berbeda, sehingga menghasilkan limbah yang beragam. Keragaman limbah yang ada membuka peluang usaha produk kerajinan berupa hiasan dari limbah. Peluang usaha produk kerajinan dari limbah didasari dengan riset pasar dan pengembangan produk inovatif.

Produk  inovatif  akan  dapat  diterima  dengan  baik  oleh  pasar  dan  memiliki  pembeli  apabila harga  jualnya  sesuai  dengan  pasar  yang  dituju.  Penetapan  harga jual yang tepat menjadi salah satu kunci keberhasilan penjualan produk. Penetapan  harga  jual  tergantung  dari  harga  pokok  produksi (HPP)  per  unit,  kemasan,  biaya  promosi,  serta  biaya  distribusi  yang  dikeluarkan.  Penetapan harga juga harus mempertimbangkan daya beli calon pembeli. 

I. Simulasi Wirausaha Produk Hiasan dari Limbah 

Pada  pembelajaran  sebelumnya  telah  dipelajari  pengertian  tentang  produk  hiasan, keragaman potensi limbah, teknik dan alat produksi, pengembangan ide produk dan perencanaan produksi, penghitungan biaya, serta pengemasan dan  produksi.  Pada  setiap  bagian  pembelajaran  telah  dibuat tugas-tugas  yang berkesinambungan dalam kesatuan tema yaitu untuk membuat sebuah produk hiasan. Simulasi wirausaha produk hiasan adalah bagian terakhir dari pembelajaran. Pada pembelajaran ini produk hiasan yang telah direncanakan akan diproduksi, dikemas serta dijual.  

Kegiatan wirausaha membutuhkan kerjasama dari beberapa pihak. Hubungan baik antara wirausahawan dengan pemasok bahan baku, pekerja dan pembeli harus terjaga. Hubungan baik dapat terjadi dengan adanya rasa kepercayaan dan  sikap  saling  menghargai.  Kerjasama  yang  baik  juga  didukung  oleh pembagian tugas yang adil dan sesuai dengan kompetensinya. Pada proyek wirausaha produk fungsional ini, masing-masing kelompok akan melakukan pembagian  peran  dan  tanggung  jawab untuk  sebuah  kegiatan  wirausaha.  Kegiatan   terdiri   dari   pengembangan   desain,   produksi, pemasaran,   dan   pengaturan  keuangan.  Kompetensi,  kerjasama,  dan  tanggung  jawab  dari masing-masing anggota menjadi kunci dari keberhasilan proyek ini. 

Proyek      simulasi      dilaksanakan      dalam      kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan target penjualan dan strategi pencapaian target.     Anggota     kelompok     akan     bermusyawarah  untuk pembagian        tugas  secara  adil  dan  sesuai  kompetensi  agar   tujuan   kelompok   dapat   tercapai dengan    efektif    dan    efisien.    Kegiatan    yang  akan  dilakukan  di  dalam  proyek  ini  terdiri  atas tiga  tahapan  yaitu  persiapan,  pelaksanaan, dan evaluasi.



Tahapan    pertama    adalah    persiapan    organisasi   dan   perencanaan   produksi.   Organisasi usaha adalah kelompok proyek. Penyusunan    struktur    dan    pembagian    kerja  dimusyawarahkan dengan  seluruh  anggota kelompok. Perencanaan produksi telah     dilakukan     melalui     tugas-tugas     pada    pembelajaran    sebelumnya,    dan    dapat  disesuaikan  dengan  perkembangan  yang ada.  


Tahap  kedua  adalah  produksi  hingga    penjualan.    Masing-masing    kelompok  melakukan produksi  kerajinan  hiasan     dari     limbah     dengan     jumlah     sesuai   kesepakatan   kelompok, dengan   mempertimbangkan   kapasitas   produksi   dan   target   penjualan.   

Tahapan   ketiga dalah  evaluasi.  Proses  evaluasi  dapat  menggunakan  metode  analisis  SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, dan Treats) yaitu dengan cara menguraikan kekuatan  (Strenght), kelemahan  (Weakness),  peluang  (Opportunities),  dan  ancaman  dari  luar  (Treats)  dari  produk kerajinan  yang  telah  dibuat,  proses  produsi, proses pemasaran dan distribusi, serta pasar sasaran.  


Demikianlah postingan yang admin bagikan kali ini, mengenai Materi Wirausaha Produk Kerajinan Hiasan dari Limbah. Semoga bermanfaat dan semakin menambah ilmu pengetahuan serta wawasan anda. Baca juga Materi Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati Menjadi Makanan Khas Daerah

0 Response to "Materi Wirausaha Produk Kerajinan Hiasan dari Limbah"

Posting Komentar

-->