-->

Sejarah Penemuan Senjata Api

Sejarah Penemuan Senjata Api - Senjata api yang kini biasa digunakan dalam setiap aksi militer modern telah diciptakan ratusan tahun lalu di Cina. Dengan ditemukannya senjata api dunia telah terbawa ke alam peperangan yang semakin brutal dan mematikan. Senjata-senjata api seperti meriam, pistol dan senapan sebenarnya telah pernah digunakan oleh militer Kerajaan-Kerajaan terdahulu hanya saja pembuatan dan penggunaan senjata api secara masal baru dilakukan pada era lainnya dan di negeri yang jauh dari pencipta senjata api sendiri.

Cina Penemu Pertama Senjata Api

Senapan dan Pistol pertama kali digunakan di Cina pada abad 13 Masehi, bahkan lebih jauh pada abad 9 Masehi cina telah menemukan bubuk mesiu yang digunakan untuk keperluan sederhana seperti pembuatan kembang api sebagai hiburan bagi keluarga bangsawan dan rakyat Cina.

Perlahan-lahan teknik pembuatan senjata api dan bubuk mesiu mulai menyebar ke Timur Tengah, Africa dan Eropa. Sedangkan senjata api secara mendasar tetap menjadi produk Cina yang kemudian menjadi barang yang diperjual belikan secara terbatas kepada beberapa kerajaan lain yang berniat memiliki senjata tersebut.

Penggunaan senjata api dengan peluru bambu disebut telah pernah digunakan oleh masyarakat Cina dalam beberapa perang skala kecil. Namun kepemilikan senjata api pada saat itu bukan sebagai suatu alat yang efisien dan efektif, karena fungsinya masih belum sebaik panah tradisional dan senapan panah yang digunakan dibeberapa negara lainnya.

Penggunaan senjata api berbentuk seperti senapan panggul pada era kejayaan Cina pernah terjadi saat panglima Cina yaitu Yi Ting bersama para tentaranya berusahanya untuk mencegah penyerangan tentara Mongol.

Pada zaman dinasti Li, pembentukan tentara khusus yang membawa Senapan telah dibentuk sebanyak dua batalion. Batalion ini diberi nama “Than Loi” yang membawa senjata layaknya meriam mini serta “Than Dien” yaitu tentara yang membawa senapan.

Sejarah Senjata Api di Asia Tenggara

Setelah senjata api mulai digunakan oleh Cina untuk keperluan militer. Beberapa kawasan di Asia Tenggara juga mulai tertarik untuk memiliki senjata api. Vietnam Kuno yang pada era lampau masih saling berebut pengaruh dengan Thailand tentang daerah-derah kekuasan telah meenggunakan senjata api sebagai senjata mereka. Namun penggunaan senapan pada masa itu juga bukan sesuatu yang efektif dan membuat militer serta merta menjadi kuat.

Karena tingkat efektif senjata api pada saat itu masih belum dianggap berarti berbanding dengan skill tempur pasukan berkuda (kavalri) dan pasukan panah yang bisa melakukan tembakan dari jarak jauh. Dengan masuknya senjata api ke Vietnam kuno sebenarnya sangat besar kemungkinan kerajaan-kerajaan di Nusantara juga sudah memiliki senjata api, hanya saja tidak digunakan secara masal.

Sejarah Senjata Api Di Arab

Arab mulai mengenal senjata api pada saat abad 13. Pada “Perang Ain Jalut” pasukan Arab disebut telah menggunakan senjata api untuk menghadapi agresi pasukan Mongol. Perang Ain Jalut merupakan perang besar dimana pasukan Mongol diperkirakan turun dengan 10.000 tentara, namun akhirnya pasukan Mongol harus takluk ditangan pasukan Arab yang menurut beberapa ilmuwan berperang dengan tentara jauh lebih banyak. Namun jumlah pasti pasukan Arab pada saat itu memang masih belum bisa dipastikan berapa jumlahnya.

Seperti halnya di Cina dan Asia Tenggara dimana senjata api masih belum dianggap sebagai senjata utama yang penting dalam kemiliteran, begitu juga di Arab. Penggunaan senjata api hanya sebatas sebagai senjata kedua yang tidak terlalu dielu-elukan.

Senjata Api Di Eropa

Senjata api mulai digunakan di Eropa melalui perdangan melintasi Jalur Sutera. Diperkirakan Eropa juga mulai menggunakan senjata api pada abad 13 Masehi, dimana pada saat itu besar kemungkinan senjata api hanya dipergunakan dalam jumlah sedikit demi mencegah agresi besar pasukan Mongol. Pada saat itu senjata api mungkin saja bisa mencegah kehadiran bangsa Mongol di Eropa, namun agresi bangsa Mongol ke Arab, Afrika dan Eropa masih sulit untuk dicegah bahkan dengan senjata model baru yang ditemukan Cina itu, karena Cina sendiri juga telah ditaklukkan Mongol.

Beberapa benteng di Inggris dikatan mulai menggunakan senjata api berupa meriam-meriam kecil pada sekitar tahun 1350. Catatan pertama penggunaan senjata api adalah pada tahun 1382 Masehi saat Rusia berusaha menahan gempuran pasukan Mongol. Pada saat itu Rusia menyebut senjata api dengan istilah, “Tyufyaki” yang berasal dari bahasa Tukri “Tufeng” yang berarti “senapan”. Besar kemungkinan bahwa senjata api di Rusia pada saat itu didapat dari Turki. Karena pada abad 13 Masehi pasukan Turki telah menggunakan senapan kecil yang digunakan untuk keperluan militer dalam jumlah terbatas.
Tentara senapan Ingrris abad 14 M

Baru pada abad 15 Masehi Turki mulai membentuk pasukan senapan resmi yang disebut Jenessary, dengan senjata api yang telah dimodifikasi lebih baik. Pasukan Jenessary inilah yang dikemudian hari menjadi momok bagi Kerajaan-Kerajaan Eropa Timur yang pada saat itu takluk dibawah kekuasaan Turki.

Kemudian penggunaan senjata api yang konon menjadi senjata penyelamat Arab, Mesir dan Eropa dari gempuran Mongol itu akhirnya mulai digunakan oleh banyak negara Eropa. Bahkan Spanyol juga berhasil menang telak dari Prancis pada tahun 1503 pada “Perang Cerignola” karena Spanyol telah mengembangkan strategi militer dengan memanfaatkan senapan sebagai senjata utama.

Semenjak saat itu hampir semua kawasan di Eropa perlahan-lahan merevolusi strategi perang mereka demi menempatkan Senapan sebagai suatu senjata paling penting yang telah banyak terbukti dalam beberapa perang di daratan Eropa. Akhirnya negara-negara di Eropa mulai mengenal sistem perang dengan menggunakan Senapan dan justru membawa kepada zaman kebangkitan Eropa.

Dilema Penggunaan Senjata Api

Meskipun Cina adalah penemu pertama senjata api namun Cina justru menepikan peran senjata api dalam kemiliteran mereka. Karena penggunaan senjata api ditakutkan akan menghapus tradisi bela diri yang telah melekat dalam budaya Cina seperti Kungfu.

Tidak jauh berbeda dengan Cina. Kerajaan-Kerajaan di Asia Tenggara juga tidak terlalu mengembangkan teknologi senjata api agar lebih efisien, karena berlawanan dengan semangat “kepahlawanan” baik itu Cina ataupun Asia Tenggara yang memiliki budaya “Silat” dan “MuayThai” sebagai seni bela diri.

Di Cina dan Asia Tenggara ada upaya untuk menahan penyebaran penggunaan senjata api, karena selain dianggap sebagai senjata yang tidak mencerminkan jiwa “kesatria” juga dianggap sebagai senjata yang dapat merusak sistem pemerintahan, karena seorang tentara bawahan dengan senjata api bisa saja membunuh seorang Raja dari jarak jauh, yang pada saat itu dianggap tabu dan merupakan sikap pengecut bagi masyarakat Cina dan Asia Tenggara.
Pasukan Senapan Cina Kuno

Berbeda dengan Eropa yang mendapatkan senjata api seolah mendapatkan air ditengah gurun yang gersang. Penggunaan senjata api disebar luas di Eropa, demi menangkal agresi pasukan Mongol dan memenangi persaingan denga Turki dan Arab.

Eropa mulai merancang berbagai macam strategi berperang dengan menggunakan senjata api, bahkan Eropa juga mampu memodivikasi senjata api agar lebih efisien. Dari tahun ke tahun, para ilmuwan Eropa berusa untuk menciptakan senjata api yang lebih efektif dari senjata api model lama yang hanya bisa sekali diisi peluru kemudian harus diisi ulang kembali. Perlahan-lahan baik itu penggunanaan pistol, meriam dan senapan akhirnya semakin maju di Eropa, hingga akhirnya bangsa Eropa melakukan praktek penjajahan di Cina dan Asia Tenggara dengan senjata api untuk menghadapi kerajaan-kerajaan di Cina dan Asia Tenggara yang masih setia menggunakan senjata konvensional. Akhirnya satu persatu kawasan Asia Tenggara bahkan Cina sendiri dapat ditaklukkan penjajah bangsa Eropa, seperti Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris dan Prancis. Mungkin bangsa Eropa saat mendatangi Asia Timur-Tenggara ini mencemooh Asia yang justru tidak menggunakan senjata api secara masal sebagai orang bodoh, padahal ilmu tentang senjata api justru asalnya datang dari Cina (Asia Timur) dan di Asia senjata api dianggap sebagai senjata yang merusak budaya “kesatria”.

Mungkin istilah “senjata makan tuan” sesuai untuk Asia Timur dan Asia Tenggara yang sebenarnya lebih dahulu mengenal cara penggunaan senjata api. Karena pada akhirnya justru negara yang nun jauh di barat sana, datang dengan bangga memanggul senjata api dan memporak-morandakan negeri Asia yang masih setia menggunakan cara perang tradisional.


Disini terlihat jelas bahwa “senjata api jika digunakan orang baik, maka tujuannya adalah untuk berburu dan hiburan, namun jika digunakan oleh orang jahat maka tujuannya adalah untuk membunuh orang”.

Itulah postingan yang admin mengenai Sejarah Penemuan Senjata Api. Semoga bermanfaat dan persenjataan senjata api di Indonesia, lebih bijak lagi penggunaannya agar tidak terjadi penyalahgunaan senjata api yang bisa membunuh jiwa seseorang.

0 Response to "Sejarah Penemuan Senjata Api"

Posting Komentar

-->